Banyak kekecewaan
dalam hidup ini. Tetapi apa boleh dikata, inilah hidup. Ada yang dikecewakan
ada yang mengecewakan. Keduanya terkadang saling melengkapi.
Pada satu
titik dalam hidup ini, pasti ada titik jatuh yang terkadang sulit diperkirakan.
Ada titik bangkit yang terkadang sulit dijangkau. Semuanya serba ter-kadang,
mungkin karena hidup seperti sebuah ketidakpastian yang beruntun menjadi suatu
kepastian. Ada kala ketika titik-titik itu mulai jenuh, maka ia akan bergerak perlahan kemudian menghilang,
meninggalkan asa yang kian memudar.
***
Akhir akhir
ini saya belajar tentang beberapa hal, salah satunya adalah tentang bagaimana
memerhatikan hidup.
Pasti terdengar
aneh bukan?
Memerhatikan
hidup? Ya! Saya merasa bahwa memerhatikan hidup adalah salah satu bagian
terpenting dalam hidup yang bahkan kerap diabaikan begitu saja. Memerhatikan hal-hal kecil yang benar-benar
terabaikan, memerhatikan hal-hal yang dianggap angin kosong, dan memerhatikan sesuatu
yang terkesan tidak penting sama sekali.
Saya tidak
aneh, saya memang seperti ini adanya. Mungkin menilai saya terlalu cepat adalah
hal yang tidak tepat, tetapi menilai saya terlalu terlambatpun juga tidak
tepat. Tetapi kapanpun ‘penilaian’ itu datang saya tidak ingin
mempermasalahkannya, pun tidak suka terlibat dalam hal yang seperti itu. Karena
pada akhirnya saya mulai sadar, dibalik penilaian orang tentang seperti apa
diri kita, kita lebih tau ke mana arah jalan yang harus kita tempuh untuk
menerima ataupun mempungkiri penilaian tersebut.
Well, disinilah pada akhirnya orang-orang akan sadar bahwa
melihat dan memerhatikan hal-hal kecil yang sering terlupakan adalah salah satu
kepingan bagian indah dari hidup. Percaya?
Buktikan sendiri, bahwa ketika suatu hari nanti kamu berhasil
membuat sesuatu yang terkesan biasa saja hingga menjadi sesuatu yang luar biasa
itu akan mengubah cara pandangmu tentang hidup. Mengubah pola pikirmu tentang
seberapa pentingnya hal-hal kecil tersebut.
“Karena memerhatikan orang
lain membuat saya hidup”
Ada beberapa
hal yang harus menjadi prioritas dalam hidupmu, namun juga ada beberapa hal
yang harus kau abaikan tanpa melupakan bagian yang kerap terlupakan tersebut.
“Karena dibalik
tawa orang yang pernah membuatmu tertawa sesungguhnya dialah yang paling butuh untuk
tertawa”
Percaya atau
tidak, saya sudah melaluinya. Memerhatikan orang-orang disekeliling membuat saya
lebih hidup –merasakan suka dukanya, karena dibalik apa yang sedang dialami
oleh segelintir orang diluar sana percayalah saya sudah pernah –setidaknya sedikit
banyak– melaluinya. Jadi sudah jelas bukan alasan mengapa saya merasa lebih
hidup dalam menjalaninya. Saya menyukainya, menyukai segala apa yang saya
lakukan, karena tanpa pemaksaan dari manapun, hal seberat apapun jika dilakukan
dengan tulus dan ikhlas akan terasa menyenangkan, dan tentu saja membuat saya
lebih hidup.
Hidup adalah
perjalanan panjang, hidup juga perjalan singkat. Jadi ingin mengisi hidup
perjalanan panjang nan singkat ini dengan seperti apa?
Saya rasa,
tidak ada yang salah dengan memerhatikan hal-hal kecil (yang kerap dilupakan)
disekitar, percayalah tidak ada kerugian sama sekali dibalik perhatian kecil
tersebut. Semuanya akan terasa lebih menyenangkan ketika kamu berhasil membuat
orang disekitarmu merasa diperdulikan oleh perhatian kecil itu. Karena,
bukankah kebaikan sebesar biji zarrahpun akan dihitung amalnya kelak?!
Memerhatikan
orang-orang yang pernah dikecewakan adalah kebaikan yang kelak akan membawa
dampak baik bagi diri kita. Ketika satu masa nanti kita membutuhkan tangan
untuk menghapus air mata ini, maka tidak menutup kemungkinan bahwa
tangan-tangan yang dulu pernah kita rangkul akan menarik beberapa lembar tisu
dan mengusap air mata kita, bukan?
Memerhatikan
orang-orang yang pernah menjadi bayangan dalam hidup orang lain bukankah
sesuatu yang terlalu jarang kita jumpai? Tidak ada salahnya memisahkan dirinya
menjadi bayangan yang tak pantas untuk kehidupannya. Karena kelak, tidak
menutup kemungkinan untuknya membantu kita bangkit dalam sebuah keterpurukan,
bukan?
Hey, tidak
pernah ada yang salah dengan memerhatikan orang lain. Percayalah, kebaikan yang
tulus kelak mendapat ketulusan kembali.
“Tanpa saya sadari, hal-hal kecil yang bahkan sama sekali tidak berarti buat saya, kelak menjadi sesuatu yang begitu berarti,
hingga saya sadar bahwa apa yang pernah saya lakukan tidak pernah menjadi
sesuatu yang sia-sia”
No comments:
Post a Comment