Friday, December 26, 2014

After 10 Years Passed



Duka selalu singgah dalam rentang waktu tertentu, membelai lembut, memetik-metik irama syahdu, kemudian menghempaskan segala isak tangis. Duka terlalu sakit ketika kenangan mulai memutar otak-otak kecil, mengingat masa lalu –yang pahit. Duka pernah singgah di setiap kehidupan umat manusia. Duka masih singgah dalam beberapa jiwa itu.

26 desember 2004 – 26 desember 2014


Waktu sudah berlalu 10 tahun lamanya, beberapa luka telah pulih dikejar oleh waktu, beberapa masih tertinggal –terkubur dalam peti memory yang tak terkunci. Kenangan-kenangan itu memang mengendap seperti bubuk kopi dalam saringan, tetapi terkadang endapan itu diguyur oleh sebuah adukan, membuatnya bangkit.

Kuhancurkan tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang.
-Khalil Gibran–

Beberapa orang memandang cinta sebagai salah satu sarana untuk bangkit, bangkit dari segala keterpurukan. Bangkit dari masa-masa dimana titik jenuh untuk hidup terus menghantui pikiran pikiran kosong hingga mengeluarkan kalimat “Kenapa saya tidak mati saja saat itu?”. Tetapi disitulah arti sebuah “cinta” hadir dan merajut benang-benang kehidupan yang baru. Menyambung satu persatu puzzle yang dulu pernah hilang, kemudian membuatnya menjadi sebuah cerita.

Jangan membiarkan masa sulit menjatuhkanmu. Belajarah dari masa itu dan jangkaulah masa gembira.
David Wiemers

Saya sependapat.
Menjangkau masa-masa bahagia tidak semudah membalik telapak tangan, tidak ada yang mudah dalam hidup ini teman. Tetapi bukan berarti sesuatu yang sulit akan menghalangi niat seseorang untuk mencapai suatu taraf bahagia dalam hidupnya, kan!

Jadi kenapa masih duduk dalam ayunan yang tak bergoyang, padahal angin mampu menggerakkan tubuhmu, membawamu berlayar mencari kebahagiaan yang pernah kau dapatkan. Biarkan angin membelai indah ujung-ujung rambutmu yang menutupi mata indah itu, agar ia mampu melihat bahwa dunia masih indah ketika kamu bisa tersenyum.

Orang yg membawa sinar matahari kepada hidup orang lain tak dapat menghalangi sinar itu dari dirinya sendiri.
James m.barrie

Lihatlah, beberapa orang yang tengah mengalami masa sulit dalam hidupnya masih ingin melihat sinar kebahagiaan dari orang lain. Karena orang-orang tersebut memiliki harapan besar, bahwa sinarnya mampu menerangi orang lain, mampu membuat dunia menuai cerita indah seperti pelangi setelah hujan. Bukankah pelangi itu indah? Sama seperti sinar, kekuatan dalam kegelapan.

Manusia bagaikan jendela jendela dengan kaca berwarna.
Berkilau dan bersinar saat matahari cerah,
Tapi ketika kegelapan datang membayangi,
Keindahan sejati mereka hanya bisa tampak jika ada cahaya yang bersinar dari dalam.
Bye Elizabeth


Pilihan hidup yang akan kita lalui :
Bersinar dengan cahaya orang lain, atau bersinar dengan cahaya sendiri?

Setelah 10 tahun berlalu, kenangan memang masih tetap hidup, begitupun hidup, terus berjalan beriringan dengan kenangan itu sendiri.

No comments:

Post a Comment