Duka selalu singgah dalam rentang waktu tertentu, membelai
lembut, memetik-metik irama syahdu, kemudian menghempaskan segala isak tangis. Duka
terlalu sakit ketika kenangan mulai memutar otak-otak kecil, mengingat masa
lalu –yang pahit. Duka pernah singgah di setiap kehidupan umat manusia. Duka
masih singgah dalam beberapa jiwa itu.
26 desember 2004 – 26 desember 2014
Waktu sudah berlalu 10 tahun lamanya, beberapa luka telah
pulih dikejar oleh waktu, beberapa masih tertinggal –terkubur dalam peti memory yang tak terkunci. Kenangan-kenangan
itu memang mengendap seperti bubuk kopi dalam saringan, tetapi terkadang
endapan itu diguyur oleh sebuah adukan, membuatnya bangkit.
Kuhancurkan
tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta
memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang.
-Khalil
Gibran–
Beberapa orang memandang cinta sebagai salah satu sarana
untuk bangkit, bangkit dari segala keterpurukan. Bangkit dari masa-masa dimana
titik jenuh untuk hidup terus menghantui pikiran pikiran kosong hingga mengeluarkan
kalimat “Kenapa saya tidak mati saja saat itu?”. Tetapi disitulah arti sebuah “cinta”
hadir dan merajut benang-benang kehidupan yang baru. Menyambung satu persatu puzzle yang dulu pernah hilang, kemudian
membuatnya menjadi sebuah cerita.
Jangan
membiarkan masa sulit menjatuhkanmu. Belajarah dari masa itu dan jangkaulah
masa gembira.
–David Wiemers–
Saya sependapat.
Menjangkau masa-masa bahagia tidak semudah membalik telapak
tangan, tidak ada yang mudah dalam hidup ini teman. Tetapi bukan berarti
sesuatu yang sulit akan menghalangi niat seseorang untuk mencapai suatu taraf
bahagia dalam hidupnya, kan!
Jadi kenapa masih duduk dalam ayunan yang tak bergoyang,
padahal angin mampu menggerakkan tubuhmu, membawamu berlayar mencari kebahagiaan
yang pernah kau dapatkan. Biarkan angin membelai indah ujung-ujung rambutmu
yang menutupi mata indah itu, agar ia mampu melihat bahwa dunia masih indah
ketika kamu bisa tersenyum.
Orang yg membawa sinar matahari kepada hidup orang lain
tak dapat menghalangi sinar itu dari dirinya sendiri.
–James m.barrie–
Lihatlah, beberapa orang yang tengah mengalami masa sulit
dalam hidupnya masih ingin melihat sinar kebahagiaan dari orang lain. Karena orang-orang
tersebut memiliki harapan besar, bahwa sinarnya mampu menerangi orang lain, mampu
membuat dunia menuai cerita indah seperti pelangi setelah hujan. Bukankah pelangi
itu indah? Sama seperti sinar, kekuatan dalam kegelapan.
Manusia bagaikan jendela jendela dengan kaca berwarna.
Berkilau dan bersinar saat matahari cerah,
Tapi ketika kegelapan datang membayangi,
Keindahan sejati mereka hanya bisa tampak jika ada
cahaya yang bersinar dari dalam.
Bye Elizabeth
Pilihan hidup
yang akan kita lalui :
Bersinar dengan
cahaya orang lain, atau bersinar dengan cahaya sendiri?
Setelah 10
tahun berlalu, kenangan memang masih tetap hidup, begitupun hidup, terus
berjalan beriringan dengan kenangan itu sendiri.
No comments:
Post a Comment