Wednesday, December 3, 2014

Seutuhnya



Hay December, si bulan penghujung akhir tahun. Akhirnya kita kembali berjumpa setelah memendam rindu selama  11 bulan lamanya. Apa kabarmu? Masih seperti yang dulu? Yang lebih tertarik dengan pembahasan orang-orang tentang kesibukannya akhir tahun. Yang lebih suka mendengar keluh kesah orang-orang dipenghujung akhir tahun. Yang lebih suka mendengar cerita bahagia orang-orang selama tahun terakhir sebelum angka pada tahun berganti –atau justru sebaliknya mendengar kisah-kisah tragis orang lain. Yang lebih suka mengetahui planning orang-orang tentang penyambutanya di tahun baru nanti. Yang lebih dan lebih suka mendengar cerita-cerita orang lain ketimbang memerhatikan cerita diri sendiri.

Hay December
Ternyata hidup dipenghujung akhir tahun bisa berubah menjadi lebih baik atau malah sebaliknya. Banyak yang berduka, banyak yang bahagia. Banyak yang menghabiskan sisa tahun terakhirnya dengan menerima semua kepedihan seorang diri, banyak pula yang menghabiskan kepedihan itu bersama orang kesayangan.

Hay December
Cerita tentang “seberapa banyak orang yang mampu bertahan” pada detik-detik penghujung akhir tahun ini selalu jadi kisah yang menarik buat saya. Saya rasa, di luar sana ada begitu banyak orang yang berharap bisa keluar dari masa lalunya, kemudian ber-metamormosis menjadi dirinya yang lain, yang lebih utuh. Ada banyak kisah yang membuat beberapa orang mampu bertahan dan masih mencoba bertahan. Bahwa hidup untuk lebih baik masih menjadi prioritas utamanya.

Hay December
Ternyata di luar apa yang pernah sebagian kecil orang lihat, ada banyak para pejuang yang berusaha tetap hidup –dengan cita-cita, dengan cinta, dengan mimpi, dan dengan harapan. Masih ada orang yang berharap agar seseorang mampu menggenggam tangannya membuatnya bangkit dan berlari mengejar tujuan hidupnya. Masih ada orang yang berharap agar sedikit dari bagian hidup bisa berpihak padanya, benar-benar membuatnya bisa merasa hidup –seutuhnya.

Beberapa hari yang lalu saya (kembali) dibukakan mata oleh salah satu orang yang menjadi inspirasi baru bagi saya. Bahwasannya, hidup harus ber-metamorosis dari satu keadaan dimana kamu masih belum bisa diterima oleh orang-orang menjadi dimana kamu adalah yang dicari oleh orang-orang. Dan pada akhir tahun di December yang terbilang cukup mengharukan tahun  ini adalah kesempatan buat saya, kamu dan kita semua untuk ber-metamorfosis. Menjadi Sesuatu yang lebih berharga dari berlian, menjadi sesuatu yang paling dicari orang seperti uang, menjadi sesuatu kebutuhan yang lebih penting dari udara dan air, dan menjadi satu-satunya dimana kita semua adalah special.

Bermetamorfosis.
Telur-ulat-kepompong-kupukupu.

Bentuk akhir yang paling sempurna dari ulat adalah kupu-kupu. Bila kelak saya telah ber-metamorfosis kira-kira bentuk sempurna yang bisa saya dapatkan seperti apa? Seperti dinding putih yang anti gores? Seperti anak kucing imut yang disayang oleh orang-orang? Seperti bayi yang baru lahir dan dijaga dalam pangkuan sang ibu? Atau seperti kapas putih yang akhirnya berubah menjadi pakaian berwarna? Bentuk akhir sempurna seperti apa yang akan saya dapatkan kelak?!

Ketika menulis ini saya sedang mendengarkan beberapa lagu, kemudian pada sebuah lagu saya sempat berhenti menulis dan mengulangnya beberapa kali, yaitu “you raise me up”.

When I am down and, oh my soul so weary
When troubles come and my heart burdened be
Then, I am still and wait here in the silence
Until you come and sit awhile with me
You raise me up, so I can stand on mountains
You raise me up, to walk on stormy seas
I am strong, when I am on your shoulders
You raise me up to more than I can be

Ada banyak harapan dari lagu tersebut. Seperti harapan saya, harapan orang-orang diluar sana, harapan yang membaca tulisan ini, dan harapan-harapan yang tak pernah kunjung diberikan kesempatan.

Kemana lagi hidup harus berpijak jika tanah tempatmu berdiri enggan dipijaki oleh kedua kakimu? Mungkin itulah yang dirasakan beberapa orang di penghujung December ini. Lagi lagi cerita tentang December harus terdengar tragis (ya?).
Dan lagi-lagi saya melampiaskan rasa ini dengan mengganti kata “saya” menjadi “beberapa orang, orang lain” ya?
Ya benar, beberapa orang memang mengalami penghujung tahun di bulan December yang indah juga pahit. Beberapa orang mempunyai cerita indah juga kelam. Beberapa orang akan bermetamorosis juga tidak. Beberapa orang akan berpikir saya orang yang egois –karena melapiaskan cerita penghujung tahun di bulan December dengan sudut pandang orang lain– juga tidak.

Pada kenyataanya, kita harus kembali melihat hidup kita masing-masing seutuhnya. Pada tingkat mana kamu mampu bertahan dan akan terus bertahan. Melihat masa depan dengan hidupmu sendiri, bahwa menjadi diri kamu yang seutuhnya adalah salah satu upaya kamu untuk bertahan.

I am strong, when I am on your shoulders
You raise me up to more than I can be


“Ada masa di mana kamu harus menempatkan posisimu sebagai kawan dan ada masa di mana kamu harus menempatkan posisimu sebagai teman, menjadi kawan serta teman seutuhnya”

No comments:

Post a Comment