Saturday, February 22, 2014

Untuk Alasan Yang Masih Sama, Rindu


Dear someone

Saya sedang terpaku menatap cermin, menatap bayangan dibalik gelombang pantulannya yang begitu menawan. Secercah harapan seperti tenggelam dibalik selimut bingkisannya. Semuanya kembali terkenang sekejap kedipan mata.

Itu masih waktu yang sama, ketika segala canda dan tawa masih terpampang jelas dihadapan wajah-wajah penuh bahagia. Tiba-tiba saja kamu datang membawa secangkir harapan dan sekaleng kasih sayang. Ada sedikit keraguan ketika saya ingin mengulurkan tangan dan menerimanya, tetapi secangkir harapan yang  pernah kau ulurkan tiba-tiba berubah menjadi lebih besar. Sebuah keyakinan yang saya tau sedang kamu perjuangkan menyelimuti semua kesedihan serta luka yang pernah menggores jiwa saya.

Mulai saat itu, saya yakin bahwa kamu adalah satu-satunya malaikat tanpa sayap yang menawarkan sebuah arti kebahagiaan kepada saya. Jadi, kenapa saya harus ragu untuk menerimanya?

Sekarang, meski waktunya telah berbeda –benar benar berbeda. Bisakah saya berharap untuk mengulang waktu itu kembali? Ketika keluguan masih menyertai setiap awal perjalanan kita. Ketika kita hanya bisa saling menatap dalam diam kemudian tersenyum dalam diam juga. Ketika entah sejak kapan rasa cinta itu mulai tumbuh dan tumbuh setiap harinya, sampai saat ini.

Saya masih ingat bagaimana caramu tersenyum penuh kehangatan kepada saya, seakan-akan menarik semua kesedihan yang mengotori warna – warna cerah kehidupan saya. Begitu lembut dan tenang. Saya sangat suka caramu tertawa penuh humor, sungguh. Rasanya dunia seakan yang ada hanya sebuah kebahagiaan ketika melihat tawamu. Segala rasa resah pun susah yang pernah menjelma menjadi sebuah ketakutan, hilang hanya dengan tawamu yang sehangat selimut pada musim dingin.

Bolehkah saya mengatakan sesuatu?

Saya rindu di hujani tawa-tawa mu seperti dulu, ketika hal yang kita tau hanyalah mencari sebuah kebahagiaan, arti kebahagiaan. Bolehkan saya meminta kamu untuk melakukannya kembali di hadapan saya saat ini? Seperti yang pernah kamu lakukan dulu?

Jangan menangis kalaupun kamu tidak bisa mengabulkan permintaan saya. Lagi pula, saya masih bisa tersenyum seorang diri, membuat hari-hari saya terlihat bahagia meski tanpa sosok penuh kehangatan yang dulu siap berdiri disisi saya. Saya hanya minta satu. Simpan senyum hangat mu dan tawa penuh humor mu itu, karena entah kapan suatu saat nanti ketika kita kembali dipertemukan saya akan menagihnya kepadamu. Berjanjilah, jangan pernah mengubah senyum hangatmu itu. Saya pastikan, saya akan berdiri dengan tubuh kaku  ditelan kedinginan dan tatapan kosong penuh derita.

Cintai saya seperti kemarin kamu mencintai saya, dan pastikan bahwa kemarin kamu sedang jatuh cinta dan berjanji untuk menjaganya. Karena, waktu yang sama atau berbeda sekali pun tidak pernah memberikan sebuah kepastian mutlak yang bisa kita pegang, kecuali jika kamu Tuhannya dan mengatur segala tentang waktu.

Lakukan hal terbaik yang bisa kamu lakukan, apapun itu. Kenapa? Karena kita tidak akan pernah bisa mengulang sesuatu yang sudah berlalu, seperti me-rewind semua hal yang pernah terjadi dimasa lalu. Jadi, jagalah apapun yang pernah kamu miliki sekarang.

Saya rindu kamu, serindu matahari pada sang bulan yang entah kapan akan ditakdirkan untuk bertemu. Saling memberikan kehangatan satu sama lain meski hanya dalam sekejap kedipan mata. Selamat bertemu suatu saat nanti, cinta

Untuk kamu yang terbentang jarak begitu jauh.
Dari seseorang yang sedang merindukanmu, meski tanpa menulis sebuah surat.

No comments:

Post a Comment