Tuesday, February 18, 2014

Surat Untuk Sahabatku, Lina

Dear Lina

Awal dari semua hal saya menulis ini karena hari ini tepat tanggal 18 Februari 2014 bertepatan dengan ulang tahunmu –yang ke 19. Tadi pagi tiba-tiba handphone saya bergetar beberapa kali dan kemudian saya lihat, ternyata pengingat di kalender saya memberikan suatu kabar bahagia yaitu ulang tahun kamu. Segera saya buka line dan mencari salah satu nama kamu dari balik ‘friends’ yang jumlahnya seratus lebih. Tidak terlalu sulit, saya langsung menemukan nama kamu dan langsung saja jemari-jemari saya aktif bermain di layar touch tersebut.

Beberapa kalimat ucapan selamat pun saya kirim dan karena terlalu bersemangat akhirnya saya memutuskan untuk merekam suara pada voice message mengucapkan selamat ulang tahun padamu. Tentu saja dengan suara khas saya yang ceria pagi ini dan ya, you know what I mean girl.

Setelah itu saya sedang menimang-nimang, rasanya ingin berjumpa dengan kamu hari ini. Beberapa detik kemudian pun perasaan saya dilanda rasa galau ingin bertemu sosok kamu yang entah sudah berapa minggu tidak saling bertatap muka lagi, pun saling bertukar cerita. Detik demi detik, saya mulai melamun dan memikirkan banyak hal. Saya ingin memberi kamu sebuah kado rasanya, tetapi uang saya benar-benar tipis, setipis kertas minyak. Untuk menghambur-hamburkan dengan jajan sesuka hati saja rasanya sungguh mustahil. Saya sedang kesulitan ekonomi ini saat ini, jadi maklum saja ya teman. Forgive me girl.

Tetapi, itu sama sekali tidak menghalang saya untuk kembali melamunkan hal-hal indah yang dulu pernah kita jalani bersama teman. Masih terkenang dengan begitu jelas, tahun lalu tepat sehari sebelum ulang tahun mu tiba saya juga galau seperti ini. Ingin memberikan sesuatu yang bisa dikatakan cukup terkesan, istimewa atau apapun itu. Tetapi apalah daya saya, saya seseorang yang belum memiliki penghasilan sendiri. Uang jajan saja masih merengek-rengek minta ortu, apalagi untuk membuat salah satu teman terbaik saya merasa bahagia di hari ulang tahunnya? Ternyata hidup mau bagaimanapun tetap butuh uang ya. Salah satunya ya ini.

Tetapi, mau se-kere apapun saya saat itu saya sempat membelikan cake kecil yang murah untuk salah satu teman terbaik saya ini, yang sama sekali sungguh saya pikir itu tidak akan bisa membuatmu bahagia teman. But, Thanks God. You give me a best friend that can understand me, long time insyaAllah.

Rencana tepat pukul 00.00 itupun berjalan lancar seperti perayaan ulangtahun teman-teman seperjuangan lainnya. Beberapa aksi siram menyiram, semprotan segala sesuatu yang bisa dijadikan bahan untuk menjorokkan kamarpun langsung saja terjadi. Saya begitu ingat, waktu itu kamu basah kuyup dengan leburan shampo handbody minyak kayu putih, dan lain-lainnya. Dan cake mungil rasa cokelat itupun segera menghiasi senyum manis di pipi kamu. Saya bahagia sekali melihat wajahmu seperti itu teman. Rasanya saya akan jadi orang paling beruntung jika bisa melihat senyummu karena saya. Saya sudah terlalu mengambil pusing sebelumnya gara-gara cake mungil itu, tetapi apalah arti sebuah kebahagian dengan atau tanpa cake mungil atau tidak. Yang penting kebahagian itu sama-sama berhasil kita rasakan malam itu sebelum jatuh terlelap ketika menjelang pagi.

Ya, Lina Sundana. Akhirnya tepat 3 tahun kita menjalani hidup dalam 1 ruang lingkup yang kita sebut ‘kamar blok E-6’, sebuah asrama sebuah cerita. Kita benar-benar sudah melewatinya saat ini. Jadi, jangan heran kenapa untuk sekarang saya hanya bisa mengulang cerita-cerita itu. Tentu saja, karena ‘asrama’, ‘sekamar’, dan apapun yang pernah kita jalani dulu bersama kini telah berbeda (lagi-lagi harus ada kata ‘berbeda’, saya sudah terlalu cukup membencinya). Tidak ada lagi perayaan tepat tengah malam yang akan kita lalui kembali bersama teman-teman yang lainnya ketika ada target yang berulang tahun. Benar-benar tidak akan ada lagi korban handbody, shampoo, minyak wangi, ramuan air-airan tidak jelas yang pernah kita racik bersama untuk disiramkan kepada target yang berulang tahun. Sungguh, sepertinya saya harus menyiapkan tisu sebelum menyelesaikan surat ini.

Terlalu banyak cerita kita teman. Saya jadi bingung harus menulis yang mana lagi, atau yang apa lagi.

Seperti hari ini, tepat setahun setelah kejadian istimewa tersebut kita lalui, andai saja jika kita masih diasrama seperti dahulu, tentu saja pagi ini tidak akan berakhir tragis hanya dengan mengirimkan ucapan selamat dan sebuah voice message singkat kepada kamu. Tentu saja kita akan tertawa bahagia dengan berbagai lelucon tentang tadi malam yang sedang kita ulang-ulang tanpa hentinya. Melihat jemuran kasur basah dibalik balkon kamar dengan aroma wangi-wangian juga cream kue yang berhasil dicolet sana sini. Melihat basahan rambut yang belum sempat kering karena sekitar jam 2 atau 3 malam kamu harus mandi dan kramas membersihkan lumpuran racikan teman-teman dan cream kue yang begitu lengket tersebut di kulit kepala. Juga melihat kantuk yang tersamar oleh KEBAHAGIAAN.

Kebahagiaan, sesuatu yang terkadang tidak bisa dibeli dengan uang, tetapi terkadang butuh uang.

Pagi ini, saya sempat bingung harus memulai hari ulang tahunmu dari mana. Dari memberi sureprice kedatangan saya dihadapan kamu tiba-tiba, atau mengirimkan sebuah kado besar dengan paket kiriman, atau ya cukup hanya dengan ketragisan pesan singkat dan voice message itu. Sepertinya pilihan yang ketiga paling tepat. Maafkan saya teman. Tetapi saya akan berusaha menemuimu, ya setidaknya kita bisa merayakannya kecil-kecilan atau bagaimanapun itu. Saya ingin sekali melihat senyummu karena saya seperti dahulu, sungguh.

Kita bisa membuat jadwal pertemuan kita. Bagaimana dengan makan siang bersama selepas dari kampus? Sepertinya bisa jika kita sama-sama kosong tidak ada kesibukan. Oya sejak tadi saya lupa suatu hal yang cukup penting. Traktir. Ayo ayo traktir saya. Kamu belum menepati janji kamu beberapa waktu lalu ingin mentraktir saya eskrim. Kali ini janji itu harus terpenuhi ya, saya tidak mau tahu. Mau dompet kamu setebal atau setipis apapun, kamu harus mentraktir saya paling tidak eskrim (wah, pemaksaaan ini). I’m just kidding girl. Yang penting kamu bahagia, dengan atau tanpa mentraktir saya (sok rela tidak ditraktir).

Hey, dari tadi saya belum menyanyikan lagu apapun untuk kamu ya? Hmm okelah coba kita lihat lagu yang satu ini, mungkin bisa membuatmu merasa saya ada disamping kamu hehe.

Hari ini
Hari yang kau tunggu
bertambah satu tahun, usiamu
Bahagialah kamu
Yang kuberi
Bukan jam dan cincin
Bukan seikat bunga, atau puisi
Juga kalung hati
Maaf, bukannya pelit
Atau gak mau, modal sedikit
Yang aku ingin, beri padamu
Doa setulus hati

Semoga Tuhan
Melindungi kamu
Serta tercapai
Semua angan dan cita-citamu
Mudah-mudahan
Diberi umur panjang
Sehat selama-lamanya
Selamat ulang tahun . . .
(Jamrud – Selamat Ulang Tahun)

Bagaimana? Ah sudah sudah jangan berkomentar. Saya tahu apa yang ada dipikiran kamu sekarang. Cukup berkomentar tentang suara saya yang tiada duanya ini. Jelek-jelek tanpa merdu sana sini seperti ini, oke lebih tepatnya suara cempreng yang cukup sering menghiasi kamar kita dahulu, gini-gini kamu bertahan loh dengan segala macam jenis suara yang pernah saya keluarkan kan. Saya tahu, sebenarnya kamu cukup terkesan dengan suara unik cempreng saya ini. Saya tahu, kamu selalu bahagia jika mendengar saya berteriak diasrama hingga membangunkan anak-anak kucing yang kerap sekali bersembunyi dibalik tangga. Yah, apapun itu seperti yang sebelumnya sudah saya katakan. Saya hanya ingin kamu bahagian teman. Jadi berbahagialah ya.

Oke, satu lagi lagu yang akan saya nyanyikan sebelum mengakhiri surat ini. Dengarkan (baca : baca), dan resapi baik-baik, jangan sampai terluka akibat tergores apapun.

bergegaslan kawan tuk sambut masa depan
tetap berpegang tangan saling berpelukan
berikan senyuman tuk sebuah perpisahan
kenanglah sahabat kita untuk slamanya

satu alasan kenapa kau kurekam dalam memori
satu cerita teringat didalam hati
karena kau berharga dalam hidupku, teman
untuk satu pijakan menuju masa depan
(Bondan – Kita Selamanya)

Happy birthday lina. Semoga semua  harapan dan doa kamu terkabul ya. Jaga diri baik-baik. Tetaplah tersenyum seperti saya mengenal senyum kamu dahulu. I will be side you when you need me, insyaAllah.


Sahabatmu, yang sedang galau dihari ulang tahunmu. Ia hanya ingin melihatmu bahagia. Ia merindukanmu seperti dahulu.

No comments:

Post a Comment