Dear
Renbo
Finally,
we meet again. I hope you can accompany me.
Ya,
setelah melewati hari yang panjang, tepat 1 pekan tidak bertemu Renbo lagi,
akhirnya saya bisa bertemu dengannya lagi. Jatuh bangun hidup saya sepekan ini tanpa Renbo. Dengar lagu susah, mau
nonton susah, mau melakukan hobby
lain pun susah, benar benar cobaan deh sepekan ini. Saya harap Renbo tidak akan
pergi pergi lagi, pun menjauh dari saya, menderita sekali sepekan ini tanpa Renbo.
Huuff.
. .
Mengingat
hal hal yang saya lakukan sepekan ini tanpa Renbo, rasanya seperti menyelam
tanpa minum air. Eh. Apa barusan saya bilang? Oh my mind not yet well.
Ok,
ini seperti kisah si Hamtaro tanpa biji bunga matahari. Tanpa belahan jiwanya,
haha (maaf saya tertawa). Ya meskipun tanpa biji bunga matahari alias ‘kuachi’,
hamtaro tetap bisa hidup dengan kincir roda putarnya kok. Bisa bermain main,
berlari lari mengitari tempat main favorite
nya. Berkejar-kejaran sama ribon, boss,bijou, sandy, penople, dan lain-lain .
Ia tetap bisa menjalani hidupnya, seperti saya meski tanpa Renbo.
Hidup
saya tanpa Renbo selama sepekan ini juga seperti cerita Rama dan Shinta. Seriously? Seperti apa? Ceritanya
seperti ini. Saya ‘Rama’nya dan renbo ‘Shinta’nya. Jadi, untuk mendapatkan
Shinta alias Renbo kembali, banyak jalan yang harus saya tempuh. Dan ya, apapun
saya lakukan untuk membuat kedudukan Renbo sebagai Renbonya saya kembali, yang
utuh. Eeeits, tunggu dulu. Cerita saya sepekan tanpa renbo ini tetapi berbeda
dengan lagu Raffi – Rama dan Sinta. Yang ujung ujungnya harus berakhir, karena
mereka diciptakan sangat berbeda. Shinta tidak bisa bersama Rama kembali.
Tetapi saya, walaupun saya berbeda dengan Renbo, saya harus tetap bersama Renbo
kembali.
Selain
itu, mungkin cerita kehidupan saya sepekan ini tanpa renbo juga seperti Nobita,
(Nama lengkap : Nobi Nobita, Ayah : Nobisuke Nobi, Ibu : Tamako Kataoka, Hobi :
bermain karet) yang sehari harinya ketergantungan sama alat-alat dalam kantong
ajaib doraemon ; pintu kemana saja, baling baling bambu, kotak andaikan, dll. Tetapi,
walaupun tanpa kantong ajaib doraemon yang selalu mengeluarkan alat alat
yang bisa membantu nobita tersebut, sebenarnya ia tetap bisa hidup tanpa itu
semua. Meskipun, susah. Seperti keusilan yang biasa dilakukan oleh Giant dan
Suneo, biasanya Nobita akan pulang menemui Doraemon – robot berbentuk kucing
yang selalu disangka musang – kemudian merengek minta dikeluarkan alat untuk
ini itu, bahasa lainnya agar ia bisa mengalahkan Giant dan Suneo, selain itu
biar terlihat jantan dimata Shizuka – cewek yang bisa membuat mata nobita
meleleh. But, lepas dari sangkut paut
alat alat dari kantong ajaib tersebut, Nobita tetap bisa menjalani kehidupannya
kok. Dengan atau tanpa alat alat ajaib bin unik tersebut. Seperti saya, saya
sudah melewati waktu sepekan ini tanpa Renbo, meskipun menyedihkan, atau terlihat menyedihkan?
By the way,
saya sudah cerita belum tentang Renbo?
Belum ya? Hehe maaf deh.
Jadi
ceritanya bermula dari . . . (berpikir)
Renbo ini adalah sang laptop tersayang. Sweetie. Dia salah satu yang
setia menjelma sang bidadari dalam setiap aktivitas saya sehari hari. Bukan hanya
itu, dia juga setia menjadi salah satu pelampiasan saya. Bisa jadi dalam bentuk
apapun. Salah satunya adalah hobi saya yang suka sekali mengoleksikan foto ataupun
video, sesuatu yang bisa disimpan dalam bentuk elektronik seperti ini. Renbo
cukup setia untuk selalu saya copy-paste,
kemudian delete. She is very faithful, or, he is very
faithful? Whatever. Saya tidak pernah peduli sang laptop kesayangan cewek
atau cowok. Yang saya peduli adalah, kesetiaannya mendampingi hari hari saya. Menyimpan
memori -memori saya dalam bentuk format jpg, mp3, mp4, flv, ataupun bentuk mc. lainnya.
Itu cukup buat saya. And one more,
setia untuk tidak heng heng ataupun mati sendiri tiba tiba. I'm to be injured.
Bercerita tentang kesetiaannya dalam menyimpan memori
saya. Terkadang saya kasihan melihat Renbo. Kenapa? Ia benar benar setia. Dari total
capacity space 376 GB, dengan sedikit rasa penyesalan yang tidak begitu berarti, saya
nyatakan space nya tinggal 20 GB.
Subhanallah. Apa yang saya lakukan? Itu demi hobi saya
dalam mengumpulkan foto dan vidio tersebut. Thank
you very much, Renbo. Saya tau, kamu tidak akan pernah marah sama saya,
juga dengan hobi saya. Meskipun saya tau, diam diam kamu sering ngambek Renbo. Kadang
kadang jutek tidak mau hidup lagi, dan begitu cuek ketika saya kewalahan dan
menderita melihat layar mu yang tetap hitam, juga biru serta memunculkan
tulisan tulisan aneh ketika saya hidupkan. Tetapi, dari balik itu semua. Percayalah. Saya sayang
kamu Renbo. Jangan marah-marah kali sama saya ya. Ngambek dikit bolehlah untuk
sekedar mengingatkan saya supaya lebih berhati hati padamu, dan juga merawat
kamu. Tetapi ya kamu harus ingat. Semua memori saya tersimpan sama kamu. Kamu tidak
boleh rusak dan men-delete sesukamu. Itu
bisa membuat dunia ini banjir gara gara tangisan saya.
Meskipun beberapa teman saya begitu takjub like amazing dengan hobi saya yang satu itu.
Dan kerap kali berkomentar ini itu, juga tentang renbo. Mereka tidak habis
pikir terkadang dengan hobi saya. ‘Apa untungnya sih mengoleksi foto dan vidio
itu?’
Hmm saya punya alasan sendiri. Tidak umum juga tidak
pribadi. Saya suka, bahkan hobi sekali menyimpan memori apapun dalam bentuk
foto maupun vidio. Kenapa? Karena entah kenapa, saya pernah berpikir ingin
mengulang semuanya, mengulang kembali semua yang pernah terjadi. Jadi saya
pikir dengan membuka foto maupun vidio yang pernah di-abadikan, bisa sedikit
mengobati keinginan tersebut, meski harus saya akui, kesedihan pernah terbesit
setiap kali saya melihatnya.
Apa boleh dikata, dunia tidak abadi, waktu terus
berjalan. ‘mesin waktu’ yang ada pada dunia doraemon hanyalah sebuah fiksi
untuk dunia ini. Jadi dengan kata lain, tidak ada cara untuk saya, kamu, kita
semua untuk mengulang kembali apa yang pernah terjadi.
Hey, kamu tahu Renbo. Ini postingan saya tepat seminggu
setelah hidup tanpa kehadiranmu. Hmm kamu tidak merasakan suatu perasaan pada
saya?
Jujur, saya sangat merindukanmu Renbo. Jangan pergi pergi
lagi ya. Saya bisa semakin terluka dan terlihat seperti anak idiot karena tidak
tahu harus melakukan apa selama ini tanpamu. Tetapi, kamu tahu sesuatu? Selama kamu
pergi Renbo, saya berhasil menamatkan beberapa buah buku yang sempat tertunda
untuk dibaca, karena saya begitu sibuk akhir-akhir ini. Ok, sebenarnya bukan
buku, yeah jika kau pikir maksud ‘buku’ adalah buku ilmiah, karya karya besar
yang best seller ataupun sejenis ensiklopedia abad 20. Buku tersebut adalah
sebuah, yeah ‘novel’.
Berikut novel yang berhasil memasuki ruang jiwa baca saya
selama seminggu ini :
London – Windry Ramadhina
Tokyo – Sefryana Khairil
Melbourne – Winna Efendi
Barcelona Te Amo – Kireina enno
Swiss – Alvi syahrin
Kelima buku tersebut merupakan bagian dari ‘STPC – Setiap
tempat punya cerita’, sebenarnya masih ada serial STPC yang belum sempat saya
baca juga. Selain kelima buku itu, juga ada :
AI – Winna Efendi
Setelah beberapa halaman membacanya, saya baru sadar
bahwa saya sudah pernah membaca novel ‘AI’ tersebut. But, it’s ok. Ceritanya
bagus sehingga saya tidak harus menutup novel tersebut sebelum saya menuntaskan
membacanya hingga akhir.
Dan dipenghujung menemukan kembali Renbo, sang laptop
tercinta, saya tertawa melihat hasil yang saya lakukan selama seminggu ini
tanpa renbo. 6 novel berhasil saya jelajahi. Waaw it’s so exciting. Saya sendiri terkejut. How can? Kalau saya berkata jujur, biasanya 1 novel itu paling 3
hari bisa tamat, hingga menemukan tulisan ‘the end’, eh itu pun kalau ada diakhir novel. See, seminggu 6
novel. Prook prook prook, tepuk tangan yang tidak terlalu untuk meriah untuk
saya. I’m proud of my self, hehe.
BTW lagi, saya sudah cerita belum kemana Renbo selama sepekan ini? Hmm ya, dia
harus diberi infus entah beberapa botol, obat obatan terbaik, dan suntikan juga
saya rasa. Dengan kata lain yang tidak begitu rumit adalah, Renbo harus di install. Ya itu dia, akibat kejutekan
dan kecuek bebekannya pada saya, ngambek tidak jelas (sampai saat ini saya juga
masih belum tau kenapa Renbo ngamuk). Seminggu? Hmm saya kurang tau kenapa bisa
selama itu. Sepertinya dokter yang menangani Renbo sedang sibuk, sehingga saya
harus kehilangan renbo untuk sepekan.
Saya cukup bahagia, melihat Renbo kembali baik. Jangan ngambek
ngambek lagi ya Renbo, saya bisa susah kalau kamu ngambek tau.
Ok, thanks for everything Renbo. Love u.
No comments:
Post a Comment