Tuesday, January 28, 2014

Renbo

Dear Renbo

Finally, we meet again. I hope you can accompany me.

Ya, setelah melewati hari yang panjang, tepat 1 pekan tidak bertemu Renbo lagi, akhirnya saya bisa bertemu dengannya lagi. Jatuh bangun hidup saya sepekan ini tanpa Renbo. Dengar lagu susah, mau nonton susah, mau melakukan hobby lain pun susah, benar benar cobaan deh sepekan ini. Saya harap Renbo tidak akan pergi pergi lagi, pun menjauh dari saya, menderita sekali sepekan ini tanpa Renbo.

Huuff. . .
Mengingat hal hal yang saya lakukan sepekan ini tanpa Renbo, rasanya seperti menyelam tanpa minum air. Eh. Apa barusan saya bilang? Oh my mind not yet well.

Ok, ini seperti kisah si Hamtaro tanpa biji bunga matahari. Tanpa belahan jiwanya, haha (maaf saya tertawa). Ya meskipun tanpa biji bunga matahari alias ‘kuachi’, hamtaro tetap bisa hidup dengan kincir roda putarnya kok. Bisa bermain main, berlari lari mengitari tempat main favorite nya. Berkejar-kejaran sama ribon, boss,bijou, sandy, penople, dan lain-lain . Ia tetap bisa menjalani hidupnya, seperti saya meski tanpa Renbo.

Hidup saya tanpa Renbo selama sepekan ini juga seperti cerita Rama dan Shinta. Seriously? Seperti apa? Ceritanya seperti ini. Saya ‘Rama’nya dan renbo ‘Shinta’nya. Jadi, untuk mendapatkan Shinta alias Renbo kembali, banyak jalan yang harus saya tempuh. Dan ya, apapun saya lakukan untuk membuat kedudukan Renbo sebagai Renbonya saya kembali, yang utuh. Eeeits, tunggu dulu. Cerita saya sepekan tanpa renbo ini tetapi berbeda dengan lagu Raffi – Rama dan Sinta. Yang ujung ujungnya harus berakhir, karena mereka diciptakan sangat berbeda. Shinta tidak bisa bersama Rama kembali. Tetapi saya, walaupun saya berbeda dengan Renbo, saya harus tetap bersama Renbo kembali.

Selain itu, mungkin cerita kehidupan saya sepekan ini tanpa renbo juga seperti Nobita, (Nama lengkap : Nobi Nobita, Ayah : Nobisuke Nobi, Ibu : Tamako Kataoka, Hobi : bermain karet) yang sehari harinya ketergantungan sama alat-alat dalam kantong ajaib doraemon ; pintu kemana saja, baling baling bambu, kotak andaikan, dll. Tetapi, walaupun tanpa kantong ajaib doraemon yang selalu mengeluarkan alat alat yang bisa membantu nobita tersebut, sebenarnya ia tetap bisa hidup tanpa itu semua. Meskipun, susah. Seperti keusilan yang biasa dilakukan oleh Giant dan Suneo, biasanya Nobita akan pulang menemui Doraemon – robot berbentuk kucing yang selalu disangka musang – kemudian merengek minta dikeluarkan alat untuk ini itu, bahasa lainnya agar ia bisa mengalahkan Giant dan Suneo, selain itu biar terlihat jantan dimata Shizuka – cewek yang bisa membuat mata nobita meleleh. But, lepas dari sangkut paut alat alat dari kantong ajaib tersebut, Nobita tetap bisa menjalani kehidupannya kok. Dengan atau tanpa alat alat ajaib bin unik tersebut. Seperti saya, saya sudah melewati waktu sepekan ini tanpa Renbo, meskipun menyedihkan, atau terlihat menyedihkan?

By the way, saya sudah cerita belum tentang Renbo? Belum ya? Hehe maaf deh.

Jadi ceritanya bermula dari . . . (berpikir)
Renbo ini adalah sang laptop tersayang. Sweetie. Dia salah satu yang setia menjelma sang bidadari dalam setiap aktivitas saya sehari hari. Bukan hanya itu, dia juga setia menjadi salah satu pelampiasan saya. Bisa jadi dalam bentuk apapun. Salah satunya adalah hobi saya yang suka sekali mengoleksikan foto ataupun video, sesuatu yang bisa disimpan dalam bentuk elektronik seperti ini. Renbo cukup setia untuk selalu saya copy-paste, kemudian delete. She is very faithful, or, he is very faithful?  Whatever. Saya tidak pernah peduli sang laptop kesayangan cewek atau cowok. Yang saya peduli adalah, kesetiaannya mendampingi hari hari saya. Menyimpan memori -memori saya dalam bentuk format jpg, mp3, mp4, flv, ataupun bentuk mc. lainnya. Itu cukup buat saya. And one more, setia untuk tidak heng heng ataupun mati sendiri tiba tiba. I'm to be injured.

Bercerita tentang kesetiaannya dalam menyimpan memori saya. Terkadang saya kasihan melihat Renbo. Kenapa? Ia benar benar setia. Dari total capacity space 376 GB, dengan sedikit rasa penyesalan yang tidak begitu berarti, saya nyatakan space nya tinggal 20 GB.

Subhanallah. Apa yang saya lakukan? Itu demi hobi saya dalam mengumpulkan foto dan vidio tersebut. Thank you very much, Renbo. Saya tau, kamu tidak akan pernah marah sama saya, juga dengan hobi saya. Meskipun saya tau, diam diam kamu sering ngambek Renbo. Kadang kadang jutek tidak mau hidup lagi, dan begitu cuek ketika saya kewalahan dan menderita melihat layar mu yang tetap hitam, juga biru serta memunculkan tulisan tulisan aneh ketika saya hidupkan. Tetapi, dari balik itu semua. Percayalah. Saya sayang kamu Renbo. Jangan marah-marah kali sama saya ya. Ngambek dikit bolehlah untuk sekedar mengingatkan saya supaya lebih berhati hati padamu, dan juga merawat kamu. Tetapi ya kamu harus ingat. Semua memori saya tersimpan sama kamu. Kamu tidak boleh rusak dan men-delete sesukamu. Itu bisa membuat dunia ini banjir gara gara tangisan saya.

Meskipun beberapa teman saya begitu takjub like amazing dengan hobi saya yang satu itu. Dan kerap kali berkomentar ini itu, juga tentang renbo. Mereka tidak habis pikir terkadang dengan hobi saya. ‘Apa untungnya sih mengoleksi foto dan vidio itu?’

Hmm saya punya alasan sendiri. Tidak umum juga tidak pribadi. Saya suka, bahkan hobi sekali menyimpan memori apapun dalam bentuk foto maupun vidio. Kenapa? Karena entah kenapa, saya pernah berpikir ingin mengulang semuanya, mengulang kembali semua yang pernah terjadi. Jadi saya pikir dengan membuka foto maupun vidio yang pernah di-abadikan, bisa sedikit mengobati keinginan tersebut, meski harus saya akui, kesedihan pernah terbesit setiap kali saya melihatnya.

Apa boleh dikata, dunia tidak abadi, waktu terus berjalan. ‘mesin waktu’ yang ada pada dunia doraemon hanyalah sebuah fiksi untuk dunia ini. Jadi dengan kata lain, tidak ada cara untuk saya, kamu, kita semua untuk mengulang kembali apa yang pernah terjadi.

Hey, kamu tahu Renbo. Ini postingan saya tepat seminggu setelah hidup tanpa kehadiranmu. Hmm kamu tidak merasakan suatu perasaan pada saya?

Jujur, saya sangat merindukanmu Renbo. Jangan pergi pergi lagi ya. Saya bisa semakin terluka dan terlihat seperti anak idiot karena tidak tahu harus melakukan apa selama ini tanpamu. Tetapi, kamu tahu sesuatu? Selama kamu pergi Renbo, saya berhasil menamatkan beberapa buah buku yang sempat tertunda untuk dibaca, karena saya begitu sibuk akhir-akhir ini. Ok, sebenarnya bukan buku, yeah jika kau pikir maksud ‘buku’ adalah buku ilmiah, karya karya besar yang best seller ataupun sejenis ensiklopedia abad 20. Buku tersebut adalah sebuah, yeah ‘novel’.

Berikut novel yang berhasil memasuki ruang jiwa baca saya selama seminggu ini :
London – Windry Ramadhina
Tokyo – Sefryana Khairil
Melbourne – Winna Efendi
Barcelona Te Amo – Kireina enno
Swiss – Alvi syahrin
Kelima buku tersebut merupakan bagian dari ‘STPC – Setiap tempat punya cerita’, sebenarnya masih ada serial STPC yang belum sempat saya baca juga. Selain kelima buku itu, juga ada :
AI – Winna Efendi
Setelah beberapa halaman membacanya, saya baru sadar bahwa saya sudah pernah membaca novel ‘AI’ tersebut. But, it’s ok. Ceritanya bagus sehingga saya tidak harus menutup novel tersebut sebelum saya menuntaskan membacanya hingga akhir.

Dan dipenghujung menemukan kembali Renbo, sang laptop tercinta, saya tertawa melihat hasil yang saya lakukan selama seminggu ini tanpa renbo. 6 novel berhasil saya jelajahi. Waaw it’s so exciting. Saya sendiri terkejut. How can? Kalau saya berkata jujur, biasanya 1 novel itu paling 3 hari bisa tamat, hingga menemukan tulisan ‘the end’, eh itu pun kalau ada diakhir novel. See, seminggu 6 novel. Prook prook prook, tepuk tangan yang tidak terlalu untuk meriah untuk saya. I’m proud of my self, hehe.

BTW lagi, saya sudah cerita belum kemana Renbo selama sepekan ini? Hmm ya, dia harus diberi infus entah beberapa botol, obat obatan terbaik, dan suntikan juga saya rasa. Dengan kata lain yang tidak begitu rumit adalah, Renbo harus di install. Ya itu dia, akibat kejutekan dan kecuek bebekannya pada saya, ngambek tidak jelas (sampai saat ini saya juga masih belum tau kenapa Renbo ngamuk). Seminggu? Hmm saya kurang tau kenapa bisa selama itu. Sepertinya dokter yang menangani Renbo sedang sibuk, sehingga saya harus kehilangan renbo untuk sepekan.

Saya cukup bahagia, melihat Renbo kembali baik. Jangan ngambek ngambek lagi ya Renbo, saya bisa susah kalau kamu ngambek tau.

Ok, thanks for everything Renbo. Love u. 

No comments:

Post a Comment