Dunia
ini seperti cermin. Kebanyakan cermin datar, yang semu. Kenapa semu? Karena di
dunia ini tak ada yang abadi.
Jangankan
dunia yang tak abadi, manusia sendiri tidak ada yang abadi. Begitupun hal hal
kecil yang manusia lakukan, sama sekali tak ada yang abadi.
This is real. Nothing is permanent
in this world.
Saya baru
sadar belakangan ini setelah melihat kehidupan nyata. Begitu banyak ketidak
abadian-kepalsuan yang saya lihat. Ya, kepalsuan. Saya sampai bingung, kenapa
manusia begitu mudah membuat kepalsuan kepalsuan tersebut? Tidakkah mereka lelah
melakukan sesuatu yang jelas-jelas justru menipu diri mereka sendiri?
Well, ini sebenarnya bukan untuk yang pertama
kalinya, saya sudah cukup terlalu sering melihat kepalsuan kepalsuan serta
kepura-puraan itu. Kenapa mereka kerap sekali melakukan kepalsuan itu? Tidakkah
terlintas dipikiran mereka bahwa kepalsuan yang mereka lakukan bisa memperburuk
keadaan? Tidakkah mereka kasian kepada korban-korban kepalsuan mereka? Seperti saya.
Apa
alasannya melakukan sebuah kepalsuan? Demi sebuah popularitas? Pentingkah itu? Ya, saya pikir itu adalah hidup
mereka, mereka yang hanya mementingkan sebuah arti ke-popular-itasan dari pada
perasaan.
Are you happy with all the falsehoods?
Bahagiakah
kamu melihat kelemahan-kelemahan korban kepalsuanmu? Seperti kelemahan saya?
Saya sedih harus mengatakan ini, tetapi bisakah berhenti memamerkan kepalsuan
itu? bisakah bersikap biasa saja kepada orang orang lemah, yang mungkin kau
anggap pantas sebagai korban mu itu?
Jujur,
saya bukan orang yang baik, tetapi setidaknya saya tidak berbuat baik hanya
untuk menemukan sebuah arti popularitas dalam hidup. Jujur, saya juga bukan
orang yang jahat, tetapi setidaknya saya tidak pernah melakukan kebaikan yang
didalamnya tersimpan sebuah niat jahat. Karena saya percaya, pada dasarnya baik
dan jahat itu sangat jauh berbeda. Hanya saja terkadang keduanya berada
diantara suatu pemisah yang begitu tipis, sehingga mudah bertukar antara baik
dan jahat. Begitu?
Seburuk
apapun penampilan saya dari luar, sebagus apapun penampilan kamu dari luar,
percayalah dunia ini tidak pernah bisa berbohong. Bagaimanapun kepalsuan yang
ada di dunia, ia tetap bisa melihat suatu ketulusan yang abadi. Selama ini saya
pikir, mereka yang selalu bisa berbohong, bahkan mengkhianati saya bisa tertawa
lepas sepuas puasnya. Saya hanya perlu percaya, bahwa Tuhan itu ada. Ia tidak
pernah tidur, pun melewatkan satupun kepalsuan-kepalsuan itu. Jadi, jika pun
kamu ingin pergi dari kehidupan saya dan berhenti melakukan kepalsuan itu, pergilah.
Saya ada untuk mereka-mereka yang hanya tulus, tanpa sebuah kepalsuan. Bukan
saya juga yang pada akhirnya dirugikan, meski harus saya akui, rasa tersakti
itu ada. Tetapi, kamu masih bisa menghentikan semua kepalsuan ini, sebelum
terlambat. Berhentilah membuat
kepalsuan.
No comments:
Post a Comment