“Kemanapun kamu melangkah, selalu ada tempat untuk mu berteduh. Kamu tahu,
bahu ini di ciptakan untuk membantumu berteduh dari segala masalah. Bahu ini
akan selalu bersedia menemani beban pikulan mu untuk waktu yang lama, bahkan
tanpa batas.”
Dulu aku pernah mencari arah muara sungai. Aku hanya
berpikir bahwa di ujung muara sana akan menemukan banyak makanan yang akan
menyumpal perut lapar ini. Tetapi setelah lama mendayuh sampan pun aku tidak
menemukan muara sungai. Aku memutar kembali arahnya, kemudian berbelok. Harapan
ku tetap sama. Menemukan makanan untuk mengisi perut ku yang kosong. Sejujurnya
aku bisa saja memancing ikan kemudian membakarnya, atau apapun yang bisa aku
lakukan. Tetapi aku seorang vegetarian, ingin menemukan sayur sayur terbaik
yang ku pikir ada di ujung muara sungai ini.
Hidup ini seperti
mendayung sampan pikir hati kecilku.
Bukankah kita punya tujuan masing masing ingin
pergi kemana dengan mendayung sampan itu. Ada yang ingin mencapai muara untuk
memetik kuntuman bunga bunga yang sudah mekar, ada yang mencari sayur mayur untuk
dimakan, ada yang mencari kumpulan kupukupu berwarna unik untuk dipelihara. Banyak
hal, tergantung tujuan masing masing. Ada pula yang mendayung sampan sambil
memancing ikan di sungai, karena memang tujuannya untuk memancing. Bahkan ada
yang hanya sekedar ingin menikmati mendayung sampan saja sambil melakukan hal
hal apapun, atau tidak sama sekali.
Hidup kita punya tujuan masing masing. Seperti kamu,
yang selalu mencari kebahagiaan. Pun sama seperti ku, juga ingin mencari kebahagiaan.
Bukankah semua dari kita juga ingin memiliki kebahagiaan? Siapa yang ingin
hidup tanpa kebahagiaan? Itu adalah hal terkonyol yang tidak pernah terpikirkan
bukan.
Wherever I go, go
with my heart. Kemanapun. Isinya bukan
sekantung es krim ataupun sekotak coklat. Isinya hanyalah kenangan kenangan dan
memori tentang perjalanan ku. Kenapa aku membawanya? Agar aku bisa
mempelajarinya dalam setiap perjalananku. Mana mana kebodohan yang dulu pernah
ku buat, dengan pikiran dewasa ataupun kanak kanak.
Bukankah setiap dari kita pernah melakukan
kesalahan? Bahkan seorang ilmuan saja pun pernah beberapa kali melakukan
kesalahan dan kegagalan, yang pada akhirnya membuat nama mereka tertulis di
mana mana sebagai seorang ilmuwan. Begitupun aku. Tidak, bukan aku ingin
menjadi seorang ilmuan, sama sekali tidak pernah terfikirkan oleh ku. Hanya saja
jalan prosesnya itu yang sama. Perlu melewati beberapa kebodohan, kesalahan,
bahkan kegagalan dalam hidup ini.
Caraku melewati hidup ya seperti ini. Seperti yang
pernah kamu ketahui. Kamu tahukan? Tetapi sayangnya, aku selalu sulit membaca
setiap jalan hidupmu. Kamu selalu berubah ubah. Aku tahu, kamu bukan tipe yang
plin plan seperti beberapa sosok lainnya diluar sana. Hanya saja, aku sudah
melewati begitu banyak ketidakpastian mu. Yang pada akhirnya aku sedikit mulai
mengerti bagaimana cara mu berjalan menyusuri hidup ini, meskipun tidak
seutuhnya. Aku hanya perlu tidak tenggelam saja, karena aku tahu, aku tidak
pandai berenang. Itu saja pikir ku cukup.
Akhir akhir ini aku kerap kali menilai hidup hidup
orang lain. Banyak dari mereka yang lebih beruntung dari ku. Bisa menikmati muara
sungai dengan semua yang dinginkannya. Aku baru mulai menyadari suatu hal. Dengan
banyak nya hal yang dapat dilakukan, itu akan memperburuk keadaan keadaan kecil
yang hampir setiap saat terlupakan. Seperti aku.
Ya, aku sudah pernah bilang. Aku adalah sesuatu
yang begitu mudah bisa dilupakan. Aku mulai menerimanya saat ini. Seperti kamu,
kamu dan kamu. Kamu sedang menyusuri kebahagiaan. Sama seperti ku. Kebahagiaan ku
hanya ingin menjadi sosok yang tidak mudah di lupakan. Besarkah harapan itu?
I’m just a girl
trying to find a happiness.
Aku jadi teringat salah satu film “5 cm” yang
diangkat dari sebuh buku berjudul “5 cm” juga. Tentang perjungan 5 kawanan
dalam hidup mereka. Mereka sama sama punya tujuan hidup masing masing yang
berbeda. Meskipun berbeda, tetap satu dalam melewatinya. Ada sedikit hal yang
mengganjal dalam diri beberapa dari mereka. Apa lagi kalau bukan tentang cinta. Yang pada akhirnya mereka juga
mengerti bahwa cinta tidak pernah bisa di paksakan. Cinta hanya bisa di lihat
jika ia tidak memiliki.
Intinya bukan tentang itu, tetapi tentang “percaya pada 5 cm didepan kening kamu” biarkan ia menggantung di depan kening, agar
kita selalu sadar ada hal yang ingin kita raih di depan sana. Salah satunya
hidup ini. Kebahagiaan.
Pinjami aku bahumu sesaat untuk melepas kebahagiaan ini.
No comments:
Post a Comment