Sunday, September 8, 2013

Find A Happiness



“Kemanapun kamu melangkah, selalu ada tempat untuk mu berteduh. Kamu tahu, bahu ini di ciptakan untuk membantumu berteduh dari segala masalah. Bahu ini akan selalu bersedia menemani beban pikulan mu untuk waktu yang lama, bahkan tanpa batas.”

Dulu aku pernah mencari arah muara sungai. Aku hanya berpikir bahwa di ujung muara sana akan menemukan banyak makanan yang akan menyumpal perut lapar ini. Tetapi setelah lama mendayuh sampan pun aku tidak menemukan muara sungai. Aku memutar kembali arahnya, kemudian berbelok. Harapan ku tetap sama. Menemukan makanan untuk mengisi perut ku yang kosong. Sejujurnya aku bisa saja memancing ikan kemudian membakarnya, atau apapun yang bisa aku lakukan. Tetapi aku seorang vegetarian, ingin menemukan sayur sayur terbaik yang ku pikir ada di ujung muara sungai ini.

Hidup ini seperti mendayung sampan pikir hati kecilku.
Bukankah kita punya tujuan masing masing ingin pergi kemana dengan mendayung sampan itu. Ada yang ingin mencapai muara untuk memetik kuntuman bunga bunga yang sudah mekar, ada yang mencari sayur mayur untuk dimakan, ada yang mencari kumpulan kupukupu berwarna unik untuk dipelihara. Banyak hal, tergantung tujuan masing masing. Ada pula yang mendayung sampan sambil memancing ikan di sungai, karena memang tujuannya untuk memancing. Bahkan ada yang hanya sekedar ingin menikmati mendayung sampan saja sambil melakukan hal hal apapun, atau tidak sama sekali.

Hidup kita punya tujuan masing masing. Seperti kamu, yang selalu mencari kebahagiaan. Pun sama seperti ku, juga ingin mencari kebahagiaan. Bukankah semua dari kita juga ingin memiliki kebahagiaan? Siapa yang ingin hidup tanpa kebahagiaan? Itu adalah hal terkonyol yang tidak pernah terpikirkan bukan.

Wherever I go, go with my heart. Kemanapun. Isinya bukan sekantung es krim ataupun sekotak coklat. Isinya hanyalah kenangan kenangan dan memori tentang perjalanan ku. Kenapa aku membawanya? Agar aku bisa mempelajarinya dalam setiap perjalananku. Mana mana kebodohan yang dulu pernah ku buat, dengan pikiran dewasa ataupun kanak kanak.

Bukankah setiap dari kita pernah melakukan kesalahan? Bahkan seorang ilmuan saja pun pernah beberapa kali melakukan kesalahan dan kegagalan, yang pada akhirnya membuat nama mereka tertulis di mana mana sebagai seorang ilmuwan. Begitupun aku. Tidak, bukan aku ingin menjadi seorang ilmuan, sama sekali tidak pernah terfikirkan oleh ku. Hanya saja jalan prosesnya itu yang sama. Perlu melewati beberapa kebodohan, kesalahan, bahkan kegagalan dalam hidup ini.

Caraku melewati hidup ya seperti ini. Seperti yang pernah kamu ketahui. Kamu tahukan? Tetapi sayangnya, aku selalu sulit membaca setiap jalan hidupmu. Kamu selalu berubah ubah. Aku tahu, kamu bukan tipe yang plin plan seperti beberapa sosok lainnya diluar sana. Hanya saja, aku sudah melewati begitu banyak ketidakpastian mu. Yang pada akhirnya aku sedikit mulai mengerti bagaimana cara mu berjalan menyusuri hidup ini, meskipun tidak seutuhnya. Aku hanya perlu tidak tenggelam saja, karena aku tahu, aku tidak pandai berenang. Itu saja pikir ku cukup.

Akhir akhir ini aku kerap kali menilai hidup hidup orang lain. Banyak dari mereka yang lebih beruntung dari ku. Bisa menikmati muara sungai dengan semua yang dinginkannya. Aku baru mulai menyadari suatu hal. Dengan banyak nya hal yang dapat dilakukan, itu akan memperburuk keadaan keadaan kecil yang hampir setiap saat terlupakan. Seperti aku.

Ya, aku sudah pernah bilang. Aku adalah sesuatu yang begitu mudah bisa dilupakan. Aku mulai menerimanya saat ini. Seperti kamu, kamu dan kamu. Kamu sedang menyusuri kebahagiaan. Sama seperti ku. Kebahagiaan ku hanya ingin menjadi sosok yang tidak mudah di lupakan. Besarkah harapan itu?

I’m just a girl trying to find a happiness.

Aku jadi teringat salah satu film “5 cm” yang diangkat dari sebuh buku berjudul “5 cm” juga. Tentang perjungan 5 kawanan dalam hidup mereka. Mereka sama sama punya tujuan hidup masing masing yang berbeda. Meskipun berbeda, tetap satu dalam melewatinya. Ada sedikit hal yang mengganjal dalam diri beberapa dari mereka. Apa lagi kalau bukan tentang cinta. Yang pada akhirnya mereka juga mengerti bahwa cinta tidak pernah bisa di paksakan. Cinta hanya bisa di lihat jika ia tidak memiliki.

Intinya bukan tentang itu, tetapi tentang “percaya pada 5 cm didepan kening kamu”  biarkan ia menggantung di depan kening, agar kita selalu sadar ada hal yang ingin kita raih di depan sana. Salah satunya hidup ini. Kebahagiaan.

 Pinjami aku bahumu sesaat untuk melepas kebahagiaan ini.

No comments:

Post a Comment