Monday, August 26, 2013

Ridho orang tua dan ridho Tuhan


Ridho kita ridhonya orang tua. Ridho orang tua ridhonya Tuhan.

Hidup ini selalu penuh pertanyaan dan terselip pula jawabannya. Tugas kita menemukan jawaban jawaban tersebut. Dimana?

Tidak ada yang tahu. Kitalah yang akan menemukannya kelak. Tentu saja dengan ridho. Ridho orang tua dan ridho Tuhan.

Hari ini aku kembali di bukakan pikiran. Sebenarnya aku sudah pernah menyadarinya. Namun kali ini kesadaran yang dulu pernah ada itu terbuka kembali.
Tepat setelah salah satu teman ku bercerita tentang kisah hidupnya. Katanya itu salah satu pengalaman hidupnya yang pahit, pun mungkin tidak terlupakan. Mungkin.

Inti dari kisah hidupnya itu adalah, bahwa dia menginginkan sesuatu yang adalah mimpinya, cita cita nya. Ia sudah berjuang keras, bahkan dalam waktu yang lama, hanya untuk mengejar mimpinya yang akan tercapai. Namun, pada suatu titik ternyata mimpinya harus berhenti. Tidak, bukan berhenti, namun terhenti!

Padahal hanya tinggal menapakkan beberapa langkah kakinya saja untuk mencapai tempat mimpinya itu. Tetapi dengan suara parau dan sedih ia mengatakan bahwa ia harus berhenti menyusuri mimpinya itu. Tentu saja ada sedikit nada kecewa dalam dirinya. Aku yakin. Meskipun ia tidak menampakkannya, tetapi aku bisa membacanya. Kenapa? Karena aku pernah dan sudah berada di posisi seperti dia sebelumnya. Berat. Pahit. Kecewa. Tentu saja semua perasaan bercampur aduk dalam jiwaku. Itulah masa masa dimana aku benar benar berada di titik terendah, meskipun butuh waktu lama agar aku bisa kembali di titik normal.

Waktu dan proses.

Itulah selalu yang ku butuhkan. Aku tidak pernah lupa pada 2 kata itu. Karena merekalah yang sudah mengajarkanku banyak bagaimana cara bertahan hidup. Bagaimana menghadapi situasi dan kondisi yang selalu membuatku terpuruk. Meskipun prosesnya begitu membuat ku sakit dan terluka.

Okey kembali lagi ke topik, tentang teman ku.

Aku tahu bagaimana rasanya. Aku pernah mengalaminya kok. Hal semacam itu bukan cuma kamu yang pernah merasakannya. Aku, orang orang sebelum kita tentu sudah lebih dahulu mencicipinya. Kepahitan yang seperti saat ini sedang kau rasakan.

Aku jadi ingat bahwa ‘ridho kita ridhonya orang tua, ridho orang tua ridhonya Tuhan’. Itulah yang selalu terjadi pada kita semua. Kamu pernah bermimpi mengejar cita cita mu bukan? Sama seperti ku. Bahkan aku teramat sangat ingin meraih mimpi tersebut. Mungkin kamu juga. Dan problema kita cukup sama. Yaitu ridho orang tua dan Tuhan. Kamu bilang bahwa orang tua kamu lebih senang yang seperti sekarang, meskipun mereka tahu bahwa untuk meraih cita citamu itu hanya tinggal menghitung berapa tapak langkah lagi yang harus kau tempuh. Tetapi malah sebaliknya, orang tua kamu benar benar lebih menyukai seperti yang saat ini.

Sama seperti ku.
Tidak mendapatkan ridho mereka.

Benarkah orang tua kita dan Tuhan tidak memberikan ridho kepada kita untuk mengejar impian dan cita cita kita itu?

Benarkah kita tidak di takdirkan untuk meraih impian kita masing masing karena mereka benar benar tidak meridhoi kita?

Itu lah yang ku sebut tadi. Kita membutuhkan ridho orang tua, dan tentu saja ridho Tuhan juga.

Kenapa? Karena tanpa ridho dari mereka kita tidak akan mampu menjalaninya. Meskipun kita berpikir bahwa kita akan menunjukan pada mereka, toh kita mampu mengejar cita cita kita. Tetapi ku rasa itu percuma, karena suatu saat nanti kita akan jatuh di titik terendah karena tidak mendapatkan ridho mereka. Itulah yang selama ini ku pelajari.

Buat kamu, aku tahu ini pahit. Seperti kata ku tadi. Kamu tidak sendiri. Aku pernah mengalaminya, orang orang sebelum kita juga pernah mengalaminya. Aku dan mereka sama sama mencoba mengikhlaskan. Karena pada akhirnya kamu pasti juga akan mengerti bahwa ridho orang tua dan Tuhan lah yang terpenting. Kamu akan mengerti teman.

Dulu aku pernah bilang pada teman teman yang setia mendengarkan ku ketika aku benar benar jatuh. Aku bilang pada mereka bahwa aku telah kehilangan sayap ku, sayapku telah patah. Mimpi ku, harapanku, cita cita ku. Sama seperti mu. Mereka harus berakhir. Namun, setelah melewati waktu dan proses aku sadar. Mungkin sayapku bisa saja patah, tetapi bukan berarti aku tidak bisa memiliki sayap yang baru bukan?

Sayapku yang dulu indah, tetapi tidak menutupi kemungkinan bukan untuk ku memiliki sayap yang lebih indah? Dan sekarang aku sedang berusaha menemukan sayap ku yang baru itu, yang lebih indah. Mendapat ridho orang tua, tentu saja juga ridho Tuhan. Kenapa? Karena aku selalu percaya. Tuhan selalu memberikan yang terbaik kepada hamba hambanya. Meskipun yang terbaik itu terkadang buruk bagi kita. Dengarlah. Tuhan telah menciptakan sesuatu yang lebih indah kepada kita semua. Sesuatu yang belum pernah kita temui. Karena kelak kita akna menemuinya. Percayalah pada Tuhan.

Jadi teman, kamu jangan sedih. Setiap kita semua memiliki kesempatan untuk mempunyai sayap yang indah. Mempunyai sayap yang bisa kita kepakkan suatu saat nanti. Aku yakin, kamu pasti bisa menemukan sayap mu yang baru dengan ridho orang tua dan Tuhan. Yakinlah pada dirimu sendiri. kamu hidup di dunia ini untuk membahagiakan dirimu sendiri kelak, tentu saja juga membahagiakan orang orang yang membuatmu bahagia. Percayalah pada Tuhan mu. Ia telah merencanakan takdir yang indah untuk mu. Jangan menyerah ya teman.

Ps :
Terimakasih hari ini telah membukakan pikiran lama ku. Aku jadi kembali teringat bagaimana masa masa sulit dahulu yang pernah ku lewati. Dan sekarang aku berhasil melewatinya. Aku yakin kamu juga pasti bisa. Semangat ya teman. Hidup tidak akan berakhir hanya karena mimpi mu tidak tercapai. Teruslah berjuang.


No comments:

Post a Comment