Aku pernah merindukannya
Bukan pernah, saat ini masih.
Apa yang ku rindukan?
Bau harum kayu yang bersih, yang selalu terawat dari debu.
Seakan selalu baru.
Aku masih merindukannya
Bunyi dentuman di setiap ku ketuk.
Seakan menyimpan sebuah cerita
Namun aku tak pernah tahu
Aku hanya bisa mengetuk jari jemari ini ketika waktu kosong
Bahkan ketika terlalu bersemangat
Aku merindukan kehalusan serat kayunya yang selalu ku jadikan tempat
bersandar.
Ketika aku lelah atau bahkan hanya untuk sekedar beristirahat.
Aku merindukan waktu pagi
Dimana aku berlari mencarimu dan kemudian bersandar pada mu
Melepas semua lelah dan penat ku setelah terburu buru.
Aku meridukannya
Ketika dimana dan kapan aku selalu mencari tempat beristirahat.
Kau menyentuh pundak ku seakan memijit
Menjadikan dirimu satu satunya tempat yang paling nyaman
Tempat dimana pada akhirnya aku akan selalu mencarimu.
Aku merindukanmu
Merindukan saat aku pernah kehilangan mu.
Aku mencari
Tetapi kau hanya bersembunyi dari ku sesaat
Mungkin karena aku pernah melalaikanmu sesaat
Tak menjagamu.
Tapi maafkanlah aku
Aku hanya terlalu sibuk saat itu.
Aku benar benar merindukan waktu itu
Ketika mata ku sudah mendung mencari mu.
Kamu kembali hilang
Aku tak mengerti.
Sampai saat ini
Mata ini masih mendung
Dan setelah ini benar benar akan terjun.
Aku merindukan mu
Kursi tempat ku bersandar.
No comments:
Post a Comment