Hei, kalian percaya, bahwa orang pertama yang bisa menolong
kita saat dalam kesulitan, adalah diri kita sendiri?!
Kepercayaan
itu sangat berharga. Jadi, ketika seseorang menaruh kepercayaan kepada saya, dan
saya yakin, saya mampu menjaganya, maka saya akan berusaha sekuat tenaga. Karena,
percayalah, kehilangan kepercayaan dari seseorang, seperti separuh isi duniamu akan
ikut hilang.
Ada
satu sahabat, menghubungi saya. “I miss u.” ucapnya.
Nah,
kalau saya udah terima chat isi begini, artinya ada sesuatu yang ingin ia
ceritakan. Setelah basa basi singkat, saya langsung to the point “Sibuk?
Bisa video call?”
It
works.
Saya
bahagia, ketika orang-orang terdekat, memilih untuk bercerita dan berbagi
keresahannya pada saya. Itu artinya, saya sudah cukup berguna. Kenapa ‘cukup’
berguna? Karena untuk benar-benar berguna, saya rasa keresahan-keresahan itu harus
berhasil kita selesaikan. That’s my opinion. Bahkan, sebenarnya “cukup
berguna” saja, dengan menjadi sepasang telinga dan pendengar yang baik, sudah
begitu memiliki arti.
“Aku
langsung teringat, K, saat ngerasain hal semacam ini. Ternyata gini ya perasaan
kamu waktu itu. Padahal waktu kamu cerita, aku cuma bisa dengerin aja, tanpa
paham gimana rasanya. Sekarang aku tau.” Ucapnya. Saya hanya tersenyum. “Aku
bahkan enggak tau harus ngapain sekarang. Aku bukan K, yang tau harus ngelakuin
apa disaat terjatuh kayak gini.”
‘Ya
itulah tugas kita untuk diri sendiri. Kita harus bisa ngelakuin sesuatu untuk
diri kita sendiri. Apa aja. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk
menemani proses sulit ini. Enggak boleh nyerah.’
Benar,
orang pertama yang bisa nyelamatin kita ya diri kita sendiri. Bukan orang lain.
Bahkan, jika sudah ratusan orang memberi motivasi, membuat kita kuat, memberi
pilihan-pilihan baru, tetapi kita sendiri justru tidak bisa melakukan apa-apa,
sama saja.
“Jadi,
kira-kira buku bacaan yang K rekomin ke aku apaan?” Nah, tibalah di titik ini.
Saya mencoba mencerna semua cerita-ceritanya sejak beberapa menit lalu.
‘Mungkin
yang benar benar cocok, aku kurang tau. Tapi, coba deh baca buku Fiersa Bersari,
Arah Langkah. Itu salah satu buku yang berhasil mengubah cara pandang dan
proses hidup aku. Sebenarnya ada lanjutannya buku itu, judulnya Tapak Jejak. Tapi,
untuk sekarang, Arah Langkah dulu cukup kok.’
Ternyata,
menjadi ‘cukup’ berguna tidak pernah ada batasannya.
‘Tau
film NKCTHI, Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, gak?’
“Pernah
dengar. Tapi belum pernah nonton.”
‘Nah,
aku rekomin kamu untuk nonton film itu deh. Semoga ada sesuatu yang bisa kamu
petik dari situ. Entar aku kasih linknya. Ada satu quote yang aku suka
dari film itu. Ketika Kale bilang: Arah mata angin itu memang enggak bisa diatur.
Tapi arah layar bisa.”
Balik
lagi, sekuat apapun orang-orang disekitar membantu masa masa sulit yang sedang
kita hadapi, ya diri kita adalah orang pertama yang bisa nolongin kita. Tanpa
kita memulai, semua itu percuma. Tanpa kita percaya sama diri sendiri, semua enggak
ada artinya. “Yok, aku pasti bisa.”
No comments:
Post a Comment