Thursday, June 18, 2020

Believe It


Hei, kalian percaya, bahwa orang pertama yang bisa menolong kita saat dalam kesulitan, adalah diri kita sendiri?!

Kepercayaan itu sangat berharga. Jadi, ketika seseorang menaruh kepercayaan kepada saya, dan saya yakin, saya mampu menjaganya, maka saya akan berusaha sekuat tenaga. Karena, percayalah, kehilangan kepercayaan dari seseorang, seperti separuh isi duniamu akan ikut hilang.

Ada satu sahabat, menghubungi saya. “I miss u.” ucapnya.
Nah, kalau saya udah terima chat isi begini, artinya ada sesuatu yang ingin ia ceritakan. Setelah basa basi singkat, saya langsung to the point “Sibuk? Bisa video call?”

It works.
Saya bahagia, ketika orang-orang terdekat, memilih untuk bercerita dan berbagi keresahannya pada saya. Itu artinya, saya sudah cukup berguna. Kenapa ‘cukup’ berguna? Karena untuk benar-benar berguna, saya rasa keresahan-keresahan itu harus berhasil kita selesaikan. That’s my opinion. Bahkan, sebenarnya “cukup berguna” saja, dengan menjadi sepasang telinga dan pendengar yang baik, sudah begitu memiliki arti.

“Aku langsung teringat, K, saat ngerasain hal semacam ini. Ternyata gini ya perasaan kamu waktu itu. Padahal waktu kamu cerita, aku cuma bisa dengerin aja, tanpa paham gimana rasanya. Sekarang aku tau.” Ucapnya. Saya hanya tersenyum. “Aku bahkan enggak tau harus ngapain sekarang. Aku bukan K, yang tau harus ngelakuin apa disaat terjatuh kayak gini.”
‘Ya itulah tugas kita untuk diri sendiri. Kita harus bisa ngelakuin sesuatu untuk diri kita sendiri. Apa aja. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menemani proses sulit ini. Enggak boleh nyerah.’

Benar, orang pertama yang bisa nyelamatin kita ya diri kita sendiri. Bukan orang lain. Bahkan, jika sudah ratusan orang memberi motivasi, membuat kita kuat, memberi pilihan-pilihan baru, tetapi kita sendiri justru tidak bisa melakukan apa-apa, sama saja.

“Jadi, kira-kira buku bacaan yang K rekomin ke aku apaan?” Nah, tibalah di titik ini. Saya mencoba mencerna semua cerita-ceritanya sejak beberapa menit lalu.
‘Mungkin yang benar benar cocok, aku kurang tau. Tapi, coba deh baca buku Fiersa Bersari, Arah Langkah. Itu salah satu buku yang berhasil mengubah cara pandang dan proses hidup aku. Sebenarnya ada lanjutannya buku itu, judulnya Tapak Jejak. Tapi, untuk sekarang, Arah Langkah dulu cukup kok.’

Ternyata, menjadi ‘cukup’ berguna tidak pernah ada batasannya.

‘Tau film NKCTHI, Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, gak?’
“Pernah dengar. Tapi belum pernah nonton.”
‘Nah, aku rekomin kamu untuk nonton film itu deh. Semoga ada sesuatu yang bisa kamu petik dari situ. Entar aku kasih linknya. Ada satu quote yang aku suka dari film itu. Ketika Kale bilang: Arah mata angin itu memang enggak bisa diatur. Tapi arah layar bisa.”

Balik lagi, sekuat apapun orang-orang disekitar membantu masa masa sulit yang sedang kita hadapi, ya diri kita adalah orang pertama yang bisa nolongin kita. Tanpa kita memulai, semua itu percuma. Tanpa kita percaya sama diri sendiri, semua enggak ada artinya. “Yok, aku pasti bisa.”

No comments:

Post a Comment