Thursday, September 26, 2019

Untuk Diriku


“Tanpa kehilangan, harga hari melayang tanpa arti, patah hati pada harapan sendiri.” -K

Saling berbagi cerita dan melengkapi kepingan-kepingan puzzle yang belum utuh adalah sesuatu yang tidak dengan mudah kita dapatkan. Saling melengkapi kekurangan, menerima kekurangan, rasanya jadi satu ruang yang spesial. Ketika hati dibuat merasa utuh, kita tau bahwa kita saling butuh.

Pernah ngerasain enggak, ketika tubuh terasa lumpuh, otak terasa runtuh, lantas kau hanya bisa duduk dengan tatapan kosong. Isi kepala terus bergerak, mencoba menemukan titik terang. Terus bertanya-tanya, harus berbuat apa? Harus bertemu siapa?

Mungkin, kalau sedang berada di titik itu, rasanya otak lumpuh total. Jangankan mampu menemukan jawaban dari: Harus berbuat apa? Harus bertemu siapa? Rasanya untuk memilih, antara ingin duduk atau berdiri, antara diam atau kembali melangkah, terasa sebodoh itu. Serius. Seserius itu.

Beberapa hari lalu, saya menghubungi seorang teman. Menanyakan kabarnya. Saya tau, mungkin perjalanan ini akan terasa begitu sulit untuk ia lewati. Akan terasa begitu lambat untuk ia lalui. Karena ia sadar, dunia yang sedang ia jalani saat ini bukanlah dunia yang ia impikan. Berada dilingkungan yang membuatnya tidak merasa hidup, berada disekitar orang orang yang tidak memberinya energi positif, tentu saja akan menghambat prosesnya menjadi ‘seseorang’ yang pernah ia impikan.

Saya bilang:
"Hanya ada 2 pilihan. Kamu bertahan, atau menyerah.
Kalau mau bertahan, harus cari cara.
Kalau ingin menyerah, bilang pada diri sendiri, ‘apa aku secemen ini?’

Kalau kamu mau mencoba bertahan, tapi sadar lingkungan tidak cocok dan tidak membuatmu merasa hidup, cari lingkungan yang baru. Kalau untuk menemukan lingkungan baru sulit, cari aktivitas baru. Jangan mau menjadi sebuah robot. Kamu harus bisa menentukan hidupmu sendiri. Aktifitas bisa apa saja. Tapi, jangan aktifitas mainin HP selalu. Apa manfaatnya menghabiskan waktu terlalu banyak mainin HP? Enggak membuat kamu produkifkan? Ya, sarannya sih, mending beli buku, baca buku. Kemudian menulis. Kamu kan suka nulis. Membaca dan menulis, itu pilihan aktifitas yang bagus.

Kalau mau cari lingkungan baru, ketemu dengan orang orang baru yang punya energi positif, kamu bisa coba ikut komunitas. Bisa dicoba dulu aktivitas mana yang cocok. Ikut pertemuan-pertemuan mereka. Kamu kan anaknya suka sosial. Coba ikut komunitas sosial. Ketemu dengan orang-orang yang sejiwa dengan kamu, belajar hal-hal baru."

See, nasihat itu sebenarnya saya tujukan untuk diri sendiri.
Kalimat demi kalimat tersebut, justru saya ucapkan pada diri sendiri.

Hei, kawan.
Terkadang masalah yang kita alami bisa jadi sama, bisa jadi berbeda. Yang paling penting, kita open minded dan saling bertukar cerita. Kita tidak pernah tau, cerita dan nasihat mana, yang mampu mengubah cara pandang kita, yang akhirnya bisa mengubah hidup kita.

Terimakasih, kawan.

No comments:

Post a Comment