“Tanpa
kehilangan, harga hari melayang tanpa arti, patah hati pada harapan sendiri.”
-K
Saling berbagi cerita dan melengkapi
kepingan-kepingan puzzle yang belum utuh adalah sesuatu yang tidak dengan mudah
kita dapatkan. Saling melengkapi kekurangan, menerima kekurangan, rasanya jadi
satu ruang yang spesial. Ketika hati dibuat merasa utuh, kita tau bahwa kita
saling butuh.
Pernah ngerasain enggak, ketika
tubuh terasa lumpuh, otak terasa runtuh, lantas kau hanya bisa duduk dengan
tatapan kosong. Isi kepala terus bergerak, mencoba menemukan titik terang. Terus
bertanya-tanya, harus berbuat apa? Harus bertemu siapa?
Mungkin, kalau sedang berada di
titik itu, rasanya otak lumpuh total. Jangankan mampu menemukan jawaban dari: Harus
berbuat apa? Harus bertemu siapa? Rasanya untuk memilih, antara ingin duduk
atau berdiri, antara diam atau kembali melangkah, terasa sebodoh itu. Serius.
Seserius itu.
Beberapa hari lalu, saya menghubungi seorang
teman. Menanyakan kabarnya. Saya tau, mungkin perjalanan ini akan terasa begitu
sulit untuk ia lewati. Akan terasa begitu lambat untuk ia lalui. Karena ia sadar,
dunia yang sedang ia jalani saat ini bukanlah dunia yang ia impikan. Berada
dilingkungan yang membuatnya tidak merasa hidup, berada disekitar orang orang
yang tidak memberinya energi positif, tentu saja akan menghambat prosesnya
menjadi ‘seseorang’ yang pernah ia impikan.
Saya bilang:
"Hanya ada 2 pilihan. Kamu bertahan,
atau menyerah.
Kalau mau bertahan, harus cari cara.
Kalau ingin menyerah, bilang pada
diri sendiri, ‘apa aku secemen ini?’
Kalau kamu mau mencoba bertahan,
tapi sadar lingkungan tidak cocok dan tidak membuatmu merasa hidup, cari
lingkungan yang baru. Kalau untuk menemukan lingkungan baru sulit, cari
aktivitas baru. Jangan mau menjadi sebuah robot. Kamu harus bisa menentukan hidupmu
sendiri. Aktifitas bisa apa saja. Tapi, jangan aktifitas mainin HP selalu.
Apa manfaatnya menghabiskan waktu terlalu banyak mainin HP? Enggak membuat kamu
produkifkan? Ya, sarannya sih, mending beli buku, baca buku. Kemudian menulis.
Kamu kan suka nulis. Membaca dan menulis, itu pilihan aktifitas yang bagus.
Kalau mau cari lingkungan baru,
ketemu dengan orang orang baru yang punya energi positif, kamu bisa coba ikut
komunitas. Bisa dicoba dulu aktivitas mana yang cocok. Ikut pertemuan-pertemuan
mereka. Kamu kan anaknya suka sosial. Coba ikut komunitas sosial. Ketemu dengan
orang-orang yang sejiwa dengan kamu, belajar hal-hal baru."
See, nasihat itu sebenarnya saya tujukan untuk
diri sendiri.
Kalimat demi kalimat tersebut, justru saya
ucapkan pada diri sendiri.
Hei, kawan.
Terkadang masalah yang kita alami bisa jadi
sama, bisa jadi berbeda. Yang paling penting, kita open minded dan
saling bertukar cerita. Kita tidak pernah tau, cerita dan nasihat mana, yang
mampu mengubah cara pandang kita, yang akhirnya bisa mengubah hidup kita.
Terimakasih, kawan.
No comments:
Post a Comment