Monday, May 6, 2019

Year In Pixels

1st Ramadhan
Hari ini saya ingin menulis sesuatu yang ringan, ringan tapi berat.
Tapi sebelumnya saya ingin mengawali tulisan ini dengan sebuah pertanyaan:

"Bagaimana caranya kamu terinspirasi?"

Mungkin saya bukan tipikal yang mudah terinspirasi. Tapi ketika suatu hal terasa benar benar menyentuh hati, disanalah saya sudah terinpirasi.

"Biasanya, apa yang bisa menginspirasi kamu?"

Banyak hal. Bisa seseorang, sebuah lagu, sebuah syair, sebuah kisah hidup, sebuah cerita perjalanan, sebuah rutinitas, atau mungkin bahkan sebuah keabstrakan. Apapun, selama itu berhasil menyentuh hati saya.

Nah kali ini saya mau nge-share sesuatu yang sudah berhasil menginspirasi saya.

Kenal Awkarin? Atau Karin Novilda?

Tentu ya. Atau barangkali tidak?
Anggap saja tau siapa sosok Awkarin.

Sejak dua tahun lalu mungkin, itu pertama kali saya tau tentang Awkarin, karena lagu “Bad” nya bersama Younglex. Dengan citra nya yang cukup buruk, saya dan teman-teman saya justru cukup sering menyanyikan lagu Bad tersebut. Hanya sekedar nanyia. Disela-sela kebosanan, putar lagu tersebut. Hari hari berikutnya, citra-nya tetap saja buruk, dengan hadirnya lagu Candu, dan Badass.

Tahun kemarin, ketika Kota Palu - Donggala mendapat musibah gempa dan tsunami, Awkarin menjadi salah satu relawan di sana. Media Sosial heboh. Bagaimana tidak, seorang Awkarin yang notabene kehidupan mewah yang selalu muncul di Instagram Story nya kini memilih menonaktfikan akunnya karena sedang menjadi relawan. Usut punya usut, setelah berhari-hari tidak aktif di IG, terdengar kabar bahwa ia menjual akun IG nya. Waaaw, sesuatu yang luar biasa sekali.

Singkat cerita, setelah ia kembali, ia pun membuat video tentang kegiatan relawannya di Palu. Ia juga mengklarifikasi kabar yang beredar, mengenai akun IG nya. Ternyata benar, Awkarin telah menjual akun IG nya. Ia menjual akun tersebut pada dirinya sendiri, dirinya yang baru, Awkarin yang baru.

Setelah menonton video tersebut di youtubenya, saya buka IG Awkarin dan menekan tombol “follow”.

Ah, unik enggak sih? Akhirnya saya ngefollow anak nakal ini, karena ia telah menjual akun IG nya pada dirinya yang baru.

Anak nakal ini sudah menginspirasi saya tentang dunianya. Meskipun kini rasanya sama saja, jika membuka IG story nya masih penuh dengan segala dunianya. Tetapi, di suatu hari, ada story Karin yang kembali menginspirasi saya di penghujung 2018.

Story Awkarin tentang "No Smoking"
 
Story Awkarin tentang "Year In Pixels"
Dari sana, saya memutuskan untuk melakukan hal yang sama. Apa yang dilakukan Karin, menurut saya bagus. Itu menjadi resolusi yang luar biasa. Jadi kita bisa flashback pada beberapa hal, melihat sisi positif dan negatifnya. Misalnya, resolusi bagian “No Smoking”. Menurut saya ini unik dan keren. Di setiap akhir bulan kita bisa melihat dan menilai, dalam bulan ini saya cendrung kemana? Merokok atau tidak? Kalau niatnya baik dan benar-benar ingin berubah baik, ketika melihat kotak-kotak berwarna biru lebih banyak, yang berarti sering merokok, maka bulan depan bisa dikurangi. Ya, walaupun saya tidak merokok, resolusi seperti ini saya acungkan jempol deh.

Oke, selain itu, ada resolusi yang lebih keren, dan benar-benar cocok sama saya.
Year in Pixels.
Nah, pada bagian ini, kita bakal mengisi mood yang kita alami setiap harinya. Mulai dari mood baik hingga buruk, tergantung warna. Jadi, setiap akhir bulan kita bisa menilai, kira-kira bulan ini diri kita dipenuhi oleh mood yang seperti apa? Banyak sukanya atau dukanya? Dan lagi, menurut saya ini manfaatnya sangat bagus. Selain bisa menilai diri kita sendiri, kita bisa memahami apa yang seharusnya kita lakukan di bulan depan.

Dan sekarang, karena saya sudah sangat terinspirasi dengan “Year In Pixels”nya ala Awkarin, saya akan nge-share “Year In Pixels” milik saya. Mood seperti apa yang sudah saya jalani selama 4 bulan ini, dari Januari hingga April.

Mood di Bulan Januari
Ini mood yang saya tuangkan selama Januari. Lihat, dengan cara seperti ini kita bisa menilai hal-hal seperti apa yang menyelimuti mood kita selama Januari. Dari foto di atas, kita bisa melihat ada berbagai macam mood yang saya alami selama Januari. Artinya, mood saya cukup beragam di bulan Januari. Ada banyak hal yang terjadi, rasa-rasanya kegiatan saya tidak menoton.
 
Mood di Bulan Februari
Nah, di Bulan Februari, banyak “Normal” nya. Artinya selama Bulan Februari, kegiatan yang saya lalui rasaya homogen, sedikit terasa hambar, kecuali di beberapa hari yang memiliki mood berwarna biru, really good.

Mood di Bulan Maret
Waw, dibulan Maret, ada beberapa mood saya yang berwarna hitam. Kenapa? Ya karena memang saya sempat jatuh sakit di Bulan Maret sekitar 1 minggu. Jadi, saya mewarnai mood saya pada “Year In Pixels” dengan warna hitam.
 
Mood di Bulan April
Hmm lebih banyak warna hijaunya. Artinya banyak kegiatan normal dan juga terkesan membosankan. Tetapi, untungnya ada sesekali mood yang berwarna biru dan pink mewarnai mood saya di Bulan April.

Nah, itu dia “Year In Pixels” ala saya. Gimana? Menurut kalian, bermanfaat enggak sih? Kalau iya, boleh dicoba deh. Siapa tau ada hal-hal luar biasa yang berhasil kalian lakukan kelak setelah memandang mood yang telah kalian warnai setiap harinya. Di akhir bulan, jangan lupa flashback pada mood kalian selama bulan itu. Minimal, menerka-nerka deh, bulan ini arahnya kemana, seharusnya bulan depan bisa seperti apa. Coba ambil kesimpulan dari hal tersebut.

Ok, selamat mencoba ya.

Oya, btw saya ingin mengucapkan “Terima Kasih” kepada Awkarin, karena telah memberi ide kepada saya tentang sebuah resolusi di 2019. Thanks a lot.

No comments:

Post a Comment