1st Ramadhan
Hari ini saya
ingin menulis sesuatu yang ringan, ringan tapi berat.
Tapi sebelumnya
saya ingin mengawali tulisan ini dengan sebuah pertanyaan:
"Bagaimana caranya
kamu terinspirasi?"
Mungkin saya
bukan tipikal yang mudah terinspirasi. Tapi ketika suatu hal terasa benar benar
menyentuh hati, disanalah saya sudah terinpirasi.
"Biasanya,
apa yang bisa menginspirasi kamu?"
Banyak hal. Bisa
seseorang, sebuah lagu, sebuah syair, sebuah kisah hidup, sebuah cerita
perjalanan, sebuah rutinitas, atau mungkin bahkan sebuah keabstrakan. Apapun,
selama itu berhasil menyentuh hati saya.
Nah kali ini saya mau nge-share sesuatu yang sudah berhasil
menginspirasi saya.
Kenal Awkarin? Atau Karin
Novilda?
Tentu ya. Atau barangkali
tidak?
Anggap saja tau siapa
sosok Awkarin.
Sejak dua tahun lalu
mungkin, itu pertama kali saya tau tentang Awkarin, karena lagu “Bad” nya bersama
Younglex. Dengan citra nya yang cukup buruk, saya dan teman-teman saya justru
cukup sering menyanyikan lagu Bad tersebut. Hanya sekedar nanyia. Disela-sela kebosanan, putar lagu
tersebut. Hari hari berikutnya, citra-nya tetap saja
buruk, dengan hadirnya lagu Candu, dan Badass.
Tahun kemarin, ketika Kota
Palu - Donggala mendapat musibah gempa dan tsunami, Awkarin menjadi salah satu
relawan di sana. Media Sosial heboh. Bagaimana tidak, seorang Awkarin yang
notabene kehidupan mewah yang selalu muncul di Instagram Story nya kini memilih
menonaktfikan akunnya karena sedang menjadi relawan. Usut punya usut, setelah
berhari-hari tidak aktif di IG, terdengar kabar bahwa ia menjual akun IG nya.
Waaaw, sesuatu yang luar biasa sekali.
Singkat cerita, setelah ia
kembali, ia pun membuat video tentang kegiatan relawannya di Palu. Ia juga
mengklarifikasi kabar yang beredar, mengenai akun IG nya. Ternyata benar, Awkarin
telah menjual akun IG nya. Ia menjual akun tersebut pada dirinya sendiri,
dirinya yang baru, Awkarin yang baru.
Setelah menonton video
tersebut di youtubenya, saya buka IG Awkarin dan menekan tombol “follow”.
Ah, unik enggak sih?
Akhirnya saya ngefollow anak nakal ini, karena ia telah menjual akun IG nya
pada dirinya yang baru.
Anak nakal ini sudah
menginspirasi saya tentang dunianya. Meskipun kini rasanya sama saja, jika membuka
IG story nya masih penuh dengan segala dunianya. Tetapi, di suatu hari, ada
story Karin yang kembali menginspirasi saya di penghujung 2018.
Story Awkarin tentang "No Smoking" |
Story Awkarin tentang "Year In Pixels" |
Dari sana, saya memutuskan
untuk melakukan hal yang sama. Apa yang dilakukan Karin, menurut saya bagus. Itu
menjadi resolusi yang luar biasa. Jadi kita bisa flashback pada beberapa hal,
melihat sisi positif dan negatifnya. Misalnya, resolusi bagian “No Smoking”.
Menurut saya ini unik dan keren. Di setiap akhir bulan kita bisa melihat dan
menilai, dalam bulan ini saya cendrung kemana? Merokok atau tidak? Kalau
niatnya baik dan benar-benar ingin berubah baik, ketika melihat kotak-kotak
berwarna biru lebih banyak, yang berarti sering merokok, maka bulan depan bisa
dikurangi. Ya, walaupun saya tidak merokok, resolusi seperti ini saya acungkan
jempol deh.
Oke, selain itu, ada
resolusi yang lebih keren, dan benar-benar cocok sama saya.
“Year in Pixels.”
Nah, pada bagian ini, kita
bakal mengisi mood yang kita alami setiap harinya. Mulai dari mood baik hingga
buruk, tergantung warna. Jadi, setiap akhir bulan kita bisa menilai, kira-kira
bulan ini diri kita dipenuhi oleh mood yang seperti apa? Banyak sukanya atau
dukanya? Dan lagi, menurut saya ini manfaatnya sangat bagus. Selain bisa
menilai diri kita sendiri, kita bisa memahami apa yang seharusnya kita lakukan
di bulan depan.
Dan sekarang, karena saya
sudah sangat terinspirasi dengan “Year In Pixels”nya ala Awkarin, saya akan
nge-share “Year In Pixels” milik
saya. Mood seperti apa yang sudah saya jalani selama 4 bulan ini, dari Januari
hingga April.
Mood di Bulan Januari |
Ini mood yang saya
tuangkan selama Januari. Lihat, dengan cara seperti ini kita bisa menilai
hal-hal seperti apa yang menyelimuti mood kita selama Januari. Dari foto di
atas, kita bisa melihat ada berbagai macam mood yang saya alami selama Januari.
Artinya, mood saya cukup beragam di bulan Januari. Ada banyak hal yang terjadi,
rasa-rasanya kegiatan saya tidak menoton.
Nah, di Bulan Februari,
banyak “Normal” nya. Artinya selama Bulan Februari, kegiatan yang saya lalui
rasaya homogen, sedikit terasa hambar, kecuali di beberapa hari yang memiliki
mood berwarna biru, really good.
Mood di Bulan Maret |
Waw, dibulan Maret, ada
beberapa mood saya yang berwarna hitam. Kenapa? Ya karena memang saya sempat
jatuh sakit di Bulan Maret sekitar 1 minggu. Jadi, saya mewarnai mood saya pada
“Year In Pixels” dengan warna hitam.
Hmm lebih banyak warna
hijaunya. Artinya banyak kegiatan normal dan juga terkesan membosankan. Tetapi,
untungnya ada sesekali mood yang berwarna biru dan pink mewarnai mood saya di
Bulan April.
Nah, itu dia “Year In
Pixels” ala saya. Gimana? Menurut kalian, bermanfaat enggak sih? Kalau iya,
boleh dicoba deh. Siapa tau ada hal-hal luar biasa yang berhasil kalian
lakukan kelak setelah memandang mood yang telah kalian warnai setiap harinya. Di akhir bulan, jangan lupa flashback pada mood kalian selama bulan itu. Minimal, menerka-nerka deh, bulan ini arahnya kemana, seharusnya bulan depan bisa seperti apa. Coba ambil kesimpulan dari hal tersebut.
Ok, selamat mencoba ya.
Oya, btw saya ingin
mengucapkan “Terima Kasih” kepada Awkarin, karena telah memberi ide kepada saya
tentang sebuah resolusi di 2019. Thanks a lot.
No comments:
Post a Comment