Akhir akhir ini ada banyak berita,
juga cerita, yang memanas dalam lingkup Indonesia. Mulai dari kasus
#justiceforaudrey hingga #audreyjugabersalah dan pemutaran film “Sexy Killers”,
sebuah film dokumenter karya rumah produksi WatchDoc. Ya, video ini mengungkap
cerita kelam di balik bisnis PLTU di Indonesia. Hingga video tersebut sudah
ditonton oleh jutaan orang, munculah berbagai spekulasi juga opini yang terus
tergiring dari mulut ke mulut, twitter ke twitter, IG story ke Ig Story, dan
lain-lain. Persis seperti kasus yang menimpa Audrey. Ada begitu banyak pro dan
kontra. Ada yang pro kemudian kontra, bahkan sebaliknya. Ya, tak perlu saya
tulis lagi di sini.
Harus saya akui, disatu sisi, hal dan
cara tersebut bisa mengungkapkan satu dua sisi yang selama ini enggan
terpublish, atau malah sulit untuk dijadikan pembicaraan satu Indonesia. Tapi justru
di sisi lain, ketika ego satu sama lain enggan luruh, kita justru tercerai
berai, oleh sesuatu yang mungkin telah direncanakan oleh segelintir orang, atau
bahkan memang sudah takdir Tuhan seperti ini. Kita justru beramai-ramai
melakukan pembenaran, seolah-olah apa yang kita baca, apa yang kita dengar,
dibumbui dengan opini yang bekerja dalam kepala kita sendiri, itulah kejadian
yang sesungguhnya.
Dan, mungkin, begitulah caranya
bekerja.
Bagaimana isi kepala kita dipaksa
menerka-nerka, membuat opini, menyuarakan sesuatu yang kita anggap paling
benar.
Bagaimana kita semua dipaksa untuk
berpikir aktif, dan menutup mata dengan pasif. Bahwa ada 1 atau 2 hal yang kita
lewatkan. 1 atau 2 hal yang barangkali terkesan simpel, tetapi justru
memberikan perubahan yang semakin buruk.
Jadi, apa yang sebenarnya ingin saya
sampaikan?
“Indah
itu tak selalu ada
Senang
itu sementara
Jika
senang jangan terlalu
Jika
sedih jangan terlalu”
Lirik dari sebuah lagu berjudul “Pegang
Tanganku” oleh Nosstress.
“Sederhanakan
diri
di
depan masih panjang
karena
hidup tak hanya
senang
dan indah, indah dan senang”
Jadi, jangan sampai terpecah belah ya.
Apalagi sampai mempertahankan ego dihadapan keluarga maupun teman-teman kita
sendiri, mengenai opini siapa yang paling benar.
No comments:
Post a Comment