Tuesday, December 4, 2018

Thanks, N


“Sesekali, jangan terlalu introvert . Kau perlu sedikit terbuka dan mendengar beberapa saran dari luar sana.” - K

Kemarin, saya DM-an dengan salah satu teman. Perihal story di IG nya yang nge-share kembali story yang pernah saya buat. Ya seperti biasa, video durasi 15 atau 30 detik, yang saya ambil sendiri, kemudian ditambah musik dan kata-kata, yang terlalu ego jika hanya saya pendam dalam kepala.

Singkat cerita saya pun berkomunikasi dengan seorang teman, mengenai video-video yang sering saya posting di story IG. Sebut saja namanya N. 

“Apa yang buat kamu suka dengan ini? Lagu? Tulisan? Videonya?” 
“Pertama video kedua tulisan. K, ada buat link untuk download video-video pendek kayak di story K? Beberapa kawan N ada yang minta kirim videonya, tiap kali N buat story video K. Sepertinya ini salah satu jalan mengembangkan karya. Fighting.”
“Bukan lagu ternyata ya. Wkwkw. Gak kepikiran N. Emang segitu ada yang  tertariknya ya? Saya terharu. *emot terharu
“Kalau boleh jujur, N sendiri tertarik kali K. N yakin betul begitu juga dengan yang lain. Kalau enggak, mereka gak akan minta kirim video.”
“Jadi teharu lagi *emot terharu. Jadi apa yang harus saya lakukan N?”
“Nah itu yang saya enggak tau gimana caranya. Selama ini N cuma mikir, kenapa K ini enggak buat sesuatu yang karyanya bisa dilihat banyak orang”.
……
.......
“K, coba liat orang-orang yang sukses dengan karyanya. Apa mereka enggak punya rintangan sebelumnya? Kebahagiaan yang K ciptakan untuk diri sendiri pada akhirnya bisa membawa  kebahagiaan untuk orang lain juga. Jadi ketika kebahagiaan K dihentikan oleh 1 orang, ingatlah berapa banyak teman yang ingin melihat kebahagiaan K. Lakukan apapun yang K mau. Pun kalau suatu hari K bersedih dan terpuruk, belum tentu orang-orang yang menghentikan tekad K datang menghibur. Fighting

Sesuatu yang baik lahir dari hal-hal positif.
Mungkin ada benarnya, kenapa selama ini saya tidak membuat karya yang bisa dilihat dan dinikmati banyak orang. Mungkin karena sayanya yang terlalu pesimis. Sayanya sendiri yang memberi label pesimis pada diri sendiri. Padahal, saya tahu betul bahwa hal baik selalu lahir dari hal-hal positif. Maka sudah seharusnya saya optimis. Begitu, kan!

Seperti sebuah quote dari salah satu penulis favorit saya.
“Aku sudah biasa diragukan banyak orang. Itulah kenapa aku tidak mau meragukan kemampuanku. Aku sudah biasa dianggap tidak mampu oleh banyak orang. Itulah kenapa aku harus bekerjasama bekerjakeras dengan diriku.” – Boy Candra.

Harus begitu. Seperti kata N. “Kebahagiaan yang K ciptakan untuk diri sendiri pada akhirnya bisa membawa  kebahagiaan untuk orang lain juga.” I should do that.

No comments:

Post a Comment