Kemarin saya sempat berbincang dengan
seorang teman yang baru saja kenal sekitar 2 bulan lalu. Saya
melihat IG Story-nya, menyanyikan salah satu musik folk yang dipadu dengan
ukulele yang ia mainkan sendiri. Tersentuh. I found my another soul.
Langsung saya DM.
“Sukaaa.
Suka musik folk”
“Thank
you K. Banget. Aku suka folk, indie, sukaaa.”
“Barusan
kepo Soundcloud Kakak. Dan suka. Folknya anak indie itu punya rasa berbeda.”
“Iya
nih, baru belajar main ukulele biar bisa ngejreng sendiri wkwk. Banget. Beda
gitu ada swing, jazz dikit, blues, nyampur deh.”
“Iya,
tapi cuma sedikit orang yang bisa jatuh cinta sama musik jenis folk gitu.
Sekali-sekali ketemu orang yang suka musik ginian, senang kali. Lagi dong Kak,
upload ke soundcloud lagi.”
“Bener
banget K, Jarang! Bisa ngobrol banyak nih. Senangnya K band apa? Aku suka payung
teduh, Danilla, Mocca, White Shoes, ERK, Float. Duh apa lagi ya. Banyak.”
“Asik.
Beberapa sama. Payung teduh, Banda Neira, Float, Matter Halo, Senar Senja, Ari
Reda, Fourtwnty, Mocca juga. Sip, K tunggu deh.”
“Haa
Banda Neira! Favoritku juga. Ok sip. Tunggu ya.”
Sesekali, bertemu dengan orang-orang
yang memiliki satu kesamaan, bisa menambah energi. Apapun itu.
Seperti bertemu orang yang juga
menyukai musik folk, jenis musik yang hanya di sukai oleh segelintir orang
saja. Rasanya senang. Senang saja.
Bicara musik folk, saya lupa kapan
pertama kali benar-benar jatuh cinta atau hanya sekedar suka. Tetapi yang
pasti, musik ini selalu punya warna yang berbeda setiap kali saya dengar.
Karena saya jarang bertemu dengan mereka (yang menyukai musik folk), ketika
bertemu dengan teman-teman, saat bekerja, saya senang memutar lagu ini. Harapannya
akan ada yang terbius, tentu saja oleh alunan folknya.
Trik saya membuat mereka (yang bisa
tersentuh dengan folk) menyukai musik folk, berhasil, meski kecil. Setidaknya ada yang selalu mengatakan,
“K, musik yang kamu putar selalu
unik-unik. Awalnya enggak suka. Tapi karena sering kamu putar dan saya dengar,
jadinya suka.”
Very
Simple!
See.
Hal-hal sederhana, sebenarnya bisa
membuat kita bahagia. Kenapa selalu menuntut agar orang lain membahagiakan
kita? Padahal, kita sendiri punya kewajiban untuk membahagiakan diri sendiri.
No comments:
Post a Comment