Saturday, December 1, 2018

Rumah


“Ketika sedang rindu, hanya satu yang ku tau. Pulang” – K

Bagai ombak yang menerpa karang
Kau selalu ada untukku
Aku disini menertawai sunyi
Yang telah kau tinggal mati

Kompas hidupku sirna
Sejak kau telah tiada
Tapi semesta membantuku dengan
Fatamorgana hidupmu
Yang membayangi mencumbui aku

Bahak malam mengikut pelan
Langkah tertatih
Ketipak bulan putih di taman
Kekasihku pengantinku
Antara kerikil dan pasir merah
Tersembunyi jejak yang singgah

Aku tenang
Diiringi delusi jiwa
Hidupmu yang pergi tinggalkan
Aku tenang
Menyapa diri penuh kenangan
Yang fana
Sendjagurau - Intuisi Tentang Rasa

Hello December.

Feels like it's been a long time. Seperti quote yang pernah saya tulis beberapa hari lalu di twitter.
Menghilang dari dunia maya sesaat.
Mengobati kerinduan pada sesuatu, atau mungkin seseorang, si(apa)pun.
Dan ini saatnya kembali.
Menulis tentang realita.
Menulis tentang mimpi.
Menulis tentang rindu.

Setelah memaksakan diri di awal November, akhirnya saya harus jatuh sakit, terbaring menatap tetes-tetes infus mengalir seperti rintik hujan. Pertengahan Novemberpun saya habiskan dengan beristirahat. Berhenti membuka laptop. Mengurangi pemakaian smartphone. Dan tentu saja, itu membosankan. Membaca buku? Sama. Tak sanggup. Jadi apa yang saya lakukan selama pertengahan November?

Berbicara.
Berbicara pada diri sendiri.
Masih seperti pertanyaan-pertanyaan dahulu.
“Apa yang sudah saya lakukan?”
“Benarkah langkah yang sedang saya pilih saat ini? Jika benar, mengapa kerap kali merasa ragu. Dan jika salahpun, bagaimana caranya mengambil jalan yang lain? Terlambatkah?”
“Setelah ini, saya akan melakukan apa?”
“Setelah ini, siapa yang akan saya bahagiakan?” Sudahkah saya membahagiakan diri sendiri?”

Seminggu kemudian. Saya melakukan sebuah perjalanan.
Meski tidak seperti perjalanan Oktober lalu, ada satu kesamaan yang selalu ingin saya lakukan saat berada di titik seperti ini.
‘Menghilang dari dunia maya’.
Berhenti membuka twitter serta instagram dengan sepaket story-annya. Berhenti menulis sesaat, meski kepala selalu nakal melakukannya. I did it.

Dan setelah melewati itu semua, saya kembali.
Seperti RUMAH.
Kau tau kemana harus pulangkan setelah lelah menyusuri dunia? Setelah peluh jatuh menemani langkah demi langkah mu.

Rumah.
Tempat yang akan kau datangi bukan karena butuh istirahat. Tetapi karena rumah adalah tempatmu beristirahat.

No comments:

Post a Comment