“Ketika
sedang rindu, hanya satu yang ku tau. Pulang” – K
Bagai ombak yang
menerpa karang
Kau selalu ada
untukku
Aku disini
menertawai sunyi
Yang telah kau
tinggal mati
Kompas hidupku
sirna
Sejak kau telah
tiada
Tapi semesta
membantuku dengan
Fatamorgana
hidupmu
Yang membayangi
mencumbui aku
Bahak malam
mengikut pelan
Langkah tertatih
Ketipak bulan
putih di taman
Kekasihku
pengantinku
Antara kerikil
dan pasir merah
Tersembunyi
jejak yang singgah
Aku tenang
Diiringi delusi
jiwa
Hidupmu yang
pergi tinggalkan
Aku tenang
Menyapa diri
penuh kenangan
Yang fana
Sendjagurau - Intuisi Tentang Rasa
Hello
December.
Feels
like it's been a long time. Seperti quote yang pernah saya tulis beberapa
hari lalu di twitter.
Menghilang dari dunia maya sesaat.
Mengobati kerinduan pada sesuatu, atau
mungkin seseorang, si(apa)pun.
Dan ini saatnya kembali.
Menulis tentang realita.
Menulis tentang mimpi.
Menulis tentang rindu.
Setelah memaksakan diri di awal
November, akhirnya saya harus jatuh sakit, terbaring menatap tetes-tetes infus
mengalir seperti rintik hujan. Pertengahan Novemberpun saya habiskan dengan beristirahat.
Berhenti membuka laptop. Mengurangi pemakaian smartphone. Dan tentu saja,
itu membosankan. Membaca buku? Sama. Tak sanggup. Jadi apa yang saya
lakukan selama pertengahan November?
Berbicara.
Berbicara pada diri sendiri.
Masih seperti pertanyaan-pertanyaan
dahulu.
“Apa yang sudah saya lakukan?”
“Benarkah langkah yang sedang saya pilih
saat ini? Jika benar, mengapa kerap kali merasa ragu. Dan jika salahpun,
bagaimana caranya mengambil jalan yang lain? Terlambatkah?”
“Setelah ini, saya akan melakukan apa?”
“Setelah ini, siapa yang akan saya
bahagiakan?” Sudahkah saya membahagiakan diri sendiri?”
Seminggu kemudian. Saya melakukan sebuah
perjalanan.
Meski tidak seperti perjalanan Oktober
lalu, ada satu kesamaan yang selalu ingin saya lakukan saat berada di titik
seperti ini.
‘Menghilang dari dunia maya’.
Berhenti membuka twitter serta instagram
dengan sepaket story-annya. Berhenti menulis sesaat, meski kepala selalu nakal
melakukannya. I did it.
Dan setelah melewati itu semua, saya
kembali.
Seperti RUMAH.
Kau tau kemana harus pulangkan setelah lelah
menyusuri dunia? Setelah peluh jatuh menemani langkah demi langkah mu.
Rumah.
Tempat yang akan kau datangi bukan
karena butuh istirahat. Tetapi karena rumah adalah tempatmu beristirahat.
No comments:
Post a Comment