Friday, November 9, 2018

Beda

Apa mungkin seber-BEDA ini? 

Listening Sendjagurau – Intuisi Tentang Rasa
Aku tenang
Diiringi delusi jiwa
Hidupmu yang pergi tinggalkan
Aku tenang
Menyapa diri penuh kenangan
Yang fana (bahak malam mengikuti pelan)

Sesekali
Ketika lingkungan tak setuju dengan pilihan hidup, saya memilih diam. Kenapa? Ya saya pikir lebih baik diam saja. Sebab jika beradu mulut, menantang hidup seperti: apa yang lebih baik, hidup bagaimana yang lebih berguna, tak pernah ada jawaban. 

Sesekali
Ketika lingkungan tak pernah memikirkan kondisi yang saya hadapi, saya memilih menikmatinya. Merasakan bagaimana lingkungan mencoba mengubah apa yang tak pernah saya inginkan, dan membungkam apa yang tak pernah saya suarakan. Menerka-nerka bahwa pilihan diam maupun berontak, salah satunya adalah jawaban, sisanya kesalahan

Sesekali
Ketika kepala saya tengah sibuk berdebat dengan berbagai macam pertanyaan, saya akan memilih diam. Mencerna perdebatan, yang mungkin barangkali tak perlu dilakukan oleh kepala-kepala orang lain. Biarkan saja ia bekerja, bertanya, mencari jawaban. Jika sudah waktunya, ia akan berhenti. Apa itu karena sudah menemukan jawaban, atau pun karena merasa tak pernah ada jawaban. 

Sesekali,
Ingin memilih.
Sesekali,
Tak ingin memilih.

Biarkan sesekali menjadi sebuah jawaban setelah lelah menerka-nerka.

No comments:

Post a Comment