Apa mungkin seber-BEDA ini?
Listening
Sendjagurau – Intuisi Tentang Rasa
Aku tenang
Diiringi delusi jiwa
Hidupmu yang pergi tinggalkan
Aku tenang
Menyapa diri penuh kenangan
Yang fana (bahak malam mengikuti pelan)
Sesekali
Ketika lingkungan tak setuju dengan pilihan hidup, saya memilih
diam. Kenapa? Ya saya pikir lebih baik diam saja. Sebab jika beradu mulut,
menantang hidup seperti: apa yang lebih baik, hidup bagaimana yang lebih
berguna, tak pernah ada jawaban.
Sesekali
Ketika lingkungan tak pernah memikirkan kondisi yang saya
hadapi, saya memilih menikmatinya. Merasakan bagaimana lingkungan mencoba
mengubah apa yang tak pernah saya inginkan, dan membungkam apa yang tak pernah
saya suarakan. Menerka-nerka bahwa pilihan diam maupun berontak, salah satunya
adalah jawaban, sisanya kesalahan.
Sesekali
Ketika kepala saya tengah sibuk berdebat dengan berbagai macam
pertanyaan, saya akan memilih diam. Mencerna perdebatan, yang mungkin
barangkali tak perlu dilakukan oleh kepala-kepala orang lain. Biarkan saja ia
bekerja, bertanya, mencari jawaban. Jika sudah waktunya, ia akan berhenti. Apa
itu karena sudah menemukan jawaban, atau pun karena merasa tak pernah ada
jawaban.
Sesekali,
Ingin memilih.
Sesekali,
Tak ingin memilih.
Biarkan sesekali menjadi sebuah jawaban setelah lelah
menerka-nerka.
No comments:
Post a Comment