Sebut saja, namanya Adan. Seorang barista yang berhasil mencuri
perhatian saya beberapa saat lalu.
***
Kalau kata orang-orang,
barista bukan hanya sekedar seorang pembuat kopi. Ia adalah seorang seniman.
Barista bukan hanya sekedar seorang peracik kopi. Ia lebih dari itu.
Popularitas kopi semakin
mendunia, apa itu penikmat kopi maupun pembuat kopi. Bahkan dibeberapa daerah,
minum kopi adalah sebuah tradisi.
Kopi dan barista.
Sesuatu yang begitu erat, begitu fenomenal saat ini. Mulai dari kelas pelatihan
menjadi seorang barista, hingga kompetisi barista kelas dunia.
***
Sebuah coffee shop bernuansa remang yang begitu elegan, membuat
saya langsung berpikir untuk mengunjunginya kembali kemudian hari. Rak rak yang
disusun biji kopi, terpajang, membuat mata tak henti menyimak satu persatu
variasi Indah itu.
Warna dinding yang gelap dipadu perpaduan meja dan kursi dengan warna senada, benar benar membuat nuansanya jadi begitu nyaman.
Warna dinding yang gelap dipadu perpaduan meja dan kursi dengan warna senada, benar benar membuat nuansanya jadi begitu nyaman.
Rambut semi kriwil yang dipadu dengan sebuah topi,
menyempurnakan penampilannya seketika. Saat suara grinder biji kopi terdengar,
saat itulah jiwa senimannya menyelimuti seisi ruangan. Dengan gumaman kecil,
saya mendekatinya. Menyimak satu persatu olahan kopinya. Tentu saja, tak ingin
ketinggalan momen, saya meminta izin untuk mengambil beberapa gambar dan
videonya.
Untuk beberapa menit, saya disihir oleh sesuatu yang sulit saya
jelaskan. Seperti sebuah rasa nikmat. Sebuah rasa yang membuat saya tidak ingin
menoleh sedikitpun pada hal-hal lain. Kau tau perasaan seperti itu? Apa namanya?
Sisi ruang yang saya sukai |
Adan, seorang barista |
Seniman kopi yang berhasil mencuri perhatian saya |
Mocha |
No comments:
Post a Comment