“Kadang saya sering bingung. Saya merasa masih
sering main-main. Entahlah. Mungkin, rasanya seperti saya belum siap memikirkan
masa depan.”
“Maksudnya masa depan yang seperti apa?”
“Ya, seperti kamu. Kamu sudah tau arah hidupmu
kemana. Ingin memilih dan berada di jalan serta tempat yang seperti apa.
Sedangkan saya . . . “
Suatu hari, percakapan yang membuat dada saya
tergores.
Kau tau? Menurut saya penentuan jalan masa
depan seseorang itu hanya ada 2 cara. Pertama, dia memang tipikal orang yang
terus mencari. Terus mendapat dukungan baik dari keluarga maupun dari
orang-orang terdekatnya. Dia punya mereka yang mengerti ‘arah’ dan terus
mendorong menuju masa depan. Tipe yang kedua adalah dia yang perlu terjatuh
terlebih dahulu untuk mengerti bagaimana caranya melangkah dan terus melangkah.
Karena ia tau, ia tak perlu berharap pada siapapun kecuali dirinya sendiri (dan
tentu saja sang pencipta).
Kau tau? Terkadang saya pernah berpikir bahwa
saya sedang gila. Kenapa? Percayalah, saya sering berkomunikasi dengan sendiri.
Saya sering mengutarakan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri kemudian
mencari jawaban dan menjawabnya sendiri.
Serius. Saya sering bercengkrama dengan isi
kepala saya sendiri, mencari jawaban, hingga saya menemukannya. Meski sering
sekali yang saya temukan bukanlah yang saya inginkan. Tetapi saya percaya pada
jawaban-jawaban itu.
Minimal, saya mengenal diri saya sendiri. Sehingga setiap pertanyaan itu, hanya diri saya sendiri yang tau jawabannya.
Jadi,
Jika kau merasa hidup seseorang sudah berada
di taraf ‘ia tahu jalan yang dipilih’, barangkali pikiran mu sedang keliru.
Terkadang di detik pertanyaan itu dilontarkan, disitu pula ia tengah ragu pada
pijakan kakinya sendiri. Tetapi ia memilih untuk terus berjalan sambil kembali
bertanya-tanya pada diri sendiri.
“Benarkah seperti ini? Aku yang sedang keliru”
No comments:
Post a Comment