Saturday, October 13, 2018

Confuse


“Kadang saya sering bingung. Saya merasa masih sering main-main. Entahlah. Mungkin, rasanya seperti saya belum siap memikirkan masa depan.”
“Maksudnya masa depan yang seperti apa?”
“Ya, seperti kamu. Kamu sudah tau arah hidupmu kemana. Ingin memilih dan berada di jalan serta tempat yang seperti apa. Sedangkan saya . . . “

Suatu hari, percakapan yang membuat dada saya tergores.

Kau tau? Menurut saya penentuan jalan masa depan seseorang itu hanya ada 2 cara. Pertama, dia memang tipikal orang yang terus mencari. Terus mendapat dukungan baik dari keluarga maupun dari orang-orang terdekatnya. Dia punya mereka yang mengerti ‘arah’ dan terus mendorong menuju masa depan. Tipe yang kedua adalah dia yang perlu terjatuh terlebih dahulu untuk mengerti bagaimana caranya melangkah dan terus melangkah. Karena ia tau, ia tak perlu berharap pada siapapun kecuali dirinya sendiri (dan tentu saja sang pencipta).

Kau tau? Terkadang saya pernah berpikir bahwa saya sedang gila. Kenapa? Percayalah, saya sering berkomunikasi dengan sendiri. Saya sering mengutarakan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri kemudian mencari jawaban dan menjawabnya sendiri.
Serius. Saya sering bercengkrama dengan isi kepala saya sendiri, mencari jawaban, hingga saya menemukannya. Meski sering sekali yang saya temukan bukanlah yang saya inginkan. Tetapi saya percaya pada jawaban-jawaban itu.

Minimal, saya mengenal diri saya sendiri. Sehingga setiap pertanyaan itu, hanya diri saya sendiri yang tau jawabannya. 

Jadi,
Jika kau merasa hidup seseorang sudah berada di taraf ‘ia tahu jalan yang dipilih’, barangkali pikiran mu sedang keliru. Terkadang di detik pertanyaan itu dilontarkan, disitu pula ia tengah ragu pada pijakan kakinya sendiri. Tetapi ia memilih untuk terus berjalan sambil kembali bertanya-tanya pada diri sendiri.


“Benarkah seperti ini? Aku yang sedang keliru”

No comments:

Post a Comment