Wednesday, October 17, 2018

Our Step


“Jangan lupa bertemu orang-orang baru. Dengar cerita mereka, bila sempat, perdengarkan ceritamu.” –K

Saya mengulang kalimat yang pernah saya tuliskan dipostingan sebelumnya.
Kenapa?
Karena inilah yang terjadi dalam waktu beberapa dekat ini.
Setiap rasa kecewa bisa datang menghampiri tanpa menunggu kita siap. Siap untuk apa? Tentu saja untuk menghadapi perasaan itu –kegagalan itu. Nah, kalau sudah terlanjur, kira-kira kita bisa apa ya?

Seperti quote yang pernah saya tuliskan, dan kembali saya tuliskan.
“Jangan lupa bertemu orang-orang baru. Dengar cerita mereka, bila sempat, perdengarkan ceritamu.”
Benar, ada baiknya, bertemu orang-orang baru, dan dengar cerita mereka. Minimal, meski tidak bertemu orang baru, duduk dan dengarkan cerita serta kisah hidup orang-orang. Bisa itu orang yang kita temui setiap hari, seminggu sekali, atau bahkan teman lama yang jarang bertemu. Kenapa? Karena dengan mendengar cerita-cerita mereka, otomatis ruang lingkup berpikir kita akan menjadi lebih longgar. Longgar dari apa? Dari rasa sesak yang membuat kita merasa kecewa.

Kerap kali, rasa sesak yang memenuhi isi kepala kita justru membuat kita semakin merasa tidak berarti dan membuat kita berpikir; betapa bodohnya kita. Berhari-hari dipenuhi ilusi negatif tentang diri sendiri, sama sekali tidak membuka jalan bagaimana caranya keluar dari rasa kecewa ini. Dan, seharusnya disitulah tubuh kita memulai, meski berlawanan dengan hati. Kita harus bertemu orang-orang, duduk, dengarkan cerita mereka. Resapi setiap kisah mereka. Pelan, perlahan.

Nanti, jika sudah berada dititik “Kenapa masih harus kecewa? Toh, saya masih bisa begini, bisa begitu.” Kita akan sadar, bahwa seharusnya rasa kecewa mengajarkan kita 1 langkah untuk melawan rasa takut, 1000 langkah untuk terus berjuang.

No comments:

Post a Comment