“Ada satu warna yang
ku sukai. Ada satu orang yang ku cintai” –K
Weekend kemarin, saya memotret
sesuatu yang belum pernah saya potret (sepertinya begitu).
Bukan
kamu, tenang saja.
Saya sering keluar rumah ketika
matahari sudah agak tinggi, jadi saya jarang melihat sunrise. Dan justru
sebaliknya, saya sering bertemu dengan sunset ketika pulang. Namun, minggu
kemarin, karena ada sebuah acara –dan saya termasuk salah satu panitianya– jadi
saya memutuskan untuk menginap di rumah seorang kakak partner kerja saya.
Pagi hari, pukul 6 lewat 10 kamipun
keluar dari kos-annya. Tiba disebuah jembatan, saya takjub seketika. Sesuatu
yang begitu indah hadir disebelah timur sana, matahari pagi yang begitu mempesona.
Cukup beberapa detik terpikat, saya berkata pada kakak yang tengah saya bonceng dimotor.
“Kak, sunrisenya. K enggak tahan.”
“Iya, cantik memang.”
“Iya, cantik memang. Tapi enggak tahan
untuk enggak motret. Kita berhenti ya.” Tanpa mendengar persetujuannya saya
segera menepikan motor di sisi kiri jalan. Membuka resleting tas ransel saya
dan mengeluarkan kamera. Dengan strategi yang lincah, setelan lensa
kamera ok, posisi ok, saya langsung menjepret karya terindah Tuhan dipagi hari.
Kurang puas dengan hasil jepretan
pertama, saya sedikit mengatur efek kemudian kembali memotret.
DONE.
1st Sunrise |
Ini SUNRISE pertama yang saya potret, bagaimana menurutmu?
No comments:
Post a Comment