Friday, September 21, 2018

Ibu


“Kalau ada satu hal di dunia ini yang boleh saya miliki selamanya, itu adalah ‘kasih sayang ibu’. Tentu saja Ibu.” –K

Terkadang hal-hal yang sering saya komentari adalah kepedulian Mamak. Pada waktu-waktu tertentu, saya kerap ingin berkata “Udah gedek Mak, enggak apa apa. Bisa sendiri.”
Tapi, lagi lagi dan terus saja seperti itu, Mamak tidak pernah benar-benar membiarkan saya sendiri. Sendiri dalam artian, pulang malam sendirian, pergi kesuatu tempat sendiri, apapun. Mamak sering berkata ‘Dunia sekarang sudah semakin gila. Anak gadis pergi sendirian tiba-tiba bisa hilang. Anak gadis pulang malam bisa diculik’
Ada begitu banyak nasihat Mamak yang begitu sering saya dengar, dan cukup sering pula saya komentari.
Misalnya:

Ketika mamak berkata : “Nanti kalau pergi ke sana kabari Mamak ya. Kalau udah sampai sms. Jangan pergi sendiri!”
Saya lantas menjawab : “Eeh jadi pergi sama siapa juga? Enggak ada teman pergi. Enggak apa apa, pergi sendiri aja”
Tanpa menunggu jawaban selanjutnya
“Yaudah Mamak antar aja!”
Saya hanya termenung sambil mengobrak-abrik isi kepala.
“Iya iya, yaudah ajak teman”.

Kemudian, entah siapa yang saya ajak, entah benar-benar ada teman yang saya ajak. Saya pergi.

Atau di lain waktu.
“Pulang jam berapa hari ini?”
“Enggak telat. Sebelum magrib kok.”
Beberapa saat kemudian, magrib tiba.
“Pulang habis magrib ya. Ada kerjaan yang harus diselesaikan dikit lagi”

Keesokan harinya
“Pulang jam berapa hari ini?”
“Enggak telat. Sebelum magrib kok.”
Beberapa menit kemudian, megrib pun tiba.
“Belum bisa pulang ni. Agak telat dikit ya.”
“Iya, enggak apa-apa. Mamak tungguin. Mamak belum pulang. Nanti kalau udah selesai, kita pulang sama-sama.”
Seketika ada guncangan dalam kepala saya
“Jangan, enggak apa-apa. Bisa sendiri. Enggak telat kali kok. Mamak pulang  terus.”
“Enggak, pokoknya mau tungguin.”
Telepon pun diputus oleh Mamak.

Sadar sih. Nakal sih.
Tapi, saya selalu berpikir. Selain ‘mau sampai kapan seperti ini?’ saya juga sering memikirkan ada begitu banyak hal yang ingin saya lakukan. Jika ada begitu banyak larangan (tentu karena kekhawatiran orang tua, dan itu wajar), kapan saya benar-benar bisa mandiri?

Tetapi ujung-ujungnya saya selalu ingat ke sebuah quote (lupa siapa).
“Bagi seorang Ibu, yang namanya anak, berapapun usianya, sebesar apapun dia, sesukses apapun dia, berkeluarga dengan siapapun dia, dia tetaplah seorang ANAK”.

Sehat selalu ya, Mak.
Tetap di sisi saya. Saya benar-benar ingin membahagiakan Mamak.

No comments:

Post a Comment