“Kalau berusaha
untuk di dengar itu sulit maka mulailah mendengar terlebih dahulu” –K
Kalau sudah pening karena mendapat
tekanan dari pihak manapun, biasanya saya akan memasang musa sok bertahan,
seakan-akan hal yang terjadi adalah sesuatu yang simpel.
Tetapi kali ini saya memilih menjadi
diri saya yang lain, atau barangkali inilah diri saya yang mulai menemukan
miliknya.
Apa yang saya pilih?
Mengerutkan muka, benar-benar memasang
wajah ‘tidak enak’ hingga seseorang
itu merasa bahwa dirinya sudah berlebihan. I
dunno, right way or not. Tetapi
rasanya capek. Capek harus
benar-benar menahan perasaan itu. Sekali-kali membebaskannya bukan masalah kan?
Saya jadi teringan quote milik Bung
“Ternyata memang
benar, ketika pujian membuat seseorang besar kepala, ia tidak lagi besar hati
untuk menerima saran” – Fiersa Besari
Menjadi orang kecil itu sulit. Sulit
sekali. I mean, bukan orang berbadan
kecil, tetapi seseorang yang tidak memiliki jabatan, terlebih lagi seseorang
itu adalah seorang wanita. Ketika ia dihadapkan oleh seseorang yang lebih
senior dan orang itu berjenis kelamin laki-laki, ah rasanya sarannya tak ada
guna. Selain tak didengar, sesekali tak dianggap itu seperti bukan masalah
baginya, barangkali begitu
Ini kali kesekian. Dan opini saya
benar-benar tidak ada nilai sepertinya. Dan untuk kali ini saya ingin marah.
Kenapa harus marah?
Selain capek, rasanya benar-benar sulit untuk menanamkan mind set bahwa opini saya tidak segitu
buruknya hingga tak digubris. Jadi, memilih diam dan mengakhir sesuatu yang bisa
diakhiri adalah hal baik. Setuju?
Karena sedang kesal, saya asik memutar
lagu Young Lex – Nyeselkan.
Please,
jangan komentar apapun. Saya punya cara bahagia sendiri.
No comments:
Post a Comment