Kali ini, jangan lagi mengeluh. Biarkan postingan ini sesekali merasa
bahagia…
Kemarin
menjadi suatu hari bahagianya bagi teman saya. Hmm sebut saja namanya Z.
Singkat cerita, Z adalah teman baik saya di kampus, dan kemarin dia baru saja
menghilangkan masa lajangnya. Yap, ucap Ijab Kabul sudah berkumandang dan
sambutan kata SAH menggelegar mengartikan bahwa teman saya sudah menjadi
seorang ISTRI. Well, kalau kata orang-orang ‘pecah telor’.
Z
menjadi orang pertama yang nikah dileting kami. Jadi, rasanya pasti bahagia
sekali, bukan begitu Z? (Yes K).
Meskipun
kebanyakan dari kami tidak dapat hadir pada pernikahannya (karena jarak), we have plan. Pestanya HARUS!
So let's take the
same decision, guys.
Dan
satu lagi, selain kemarin menjadi hari bahagia seorang teman saya, hari ini pun
sama.
Tetapi
beda konteks.
Sebut
saja, T, yang sudah mengakhiri statusnya sebagai mahasiswa.
How to tell this happy
atmosphere.
Perjuangan
bersama, konsul bersama, niat yang sama, namun beda waktu mengakhiri status mahasiswa. Tetapi melihat
perjuangannya menghadapi berbagai macam situasi sulit, yang mungkin saya
sendiri tidak akan sanggup menghadapinya, membuat saya merasa bangga pada T.
Ia
seorang wanita yang tegar. Seorang kakak yang dewasa bagi adik-adiknya. Seorang
teman yang baik bagi teman-temannya, dan tentu saja seorang anak yang berakhlak
mulia pada orang tuanya. Masa sulit yang ia hadapi justru bukan membuatnya
berpikir untuk ‘menyerah dan berhenti’. Ia justru tetap kuat, semakin kuat.
Saya percaya, T mampu melaluinya.
Selamat
T.
Saya
punya quote favorit untuk kamu.
“Terkadang seseorang dengan masa lalu
yang buruk, akan membuat masa depannya menjadi yang terbaik” – Umar Bin Khattab
Terimakasih,
T. Ketabahan kamu menghadapi segalanya membuat saya belajar, bahwa kenyataan
pahit yang kita lalui, kita tidak pernah benar-benar sendiri.
No comments:
Post a Comment