Beberapa menit sebelum saya menulis kalimat
ini, saya sedang memutar lagu Young Lex Ft. Masgib - Nyeselkan
Wkwkwkwkwk
Asli
Setelah beberapa hari sering liat
konten-konten di IG, youtube, orang-orang nyanyi separuh lirik dari lagu ini, saya
pun melunaskan rasa penasaran malam ini.
Amazing
sih ketika malam ini lihat viewer
videonya, udah 22 juta lebih. Waw.
Ok
Lirik terkenalnya adalah
Sekarang lo nyesel kan
Kesel kan mutusin gue
Lo yang ambil keputusan
Waktu pacaran tuk putusin gue
Gila sih liriknya, ngakak wkwkwk
Dan setelah menulis hingga lirik ini
saya pun memutar lagu Young Lex - Bad Ft. Awkarin.
Nostalgia dulu BRO. Dari lagu itu pertama
kali saya tau Young Lex. Masa kapan ya itu? Masa akhir belajar materi dikuliah
menuju mikirin skripsi kali ya? 2016.
Dan sebenarnya bukan ini yang ingin
saya tulis pada postingan kali ini.
REAL POSTINGAN
Beberapa hari belakangan ini, saya
cukup sering menghubungi beberapa teman kuliah. Alasannya sih, kangen (ciee
kangen). Ya gimana, satu persatu mulai hilang. Mengejar cita-cita, mencari
pekerjaan, mencari jati diri, menemukan passion
yang lain, everything.
Sampai sabtu malam kemarin, salah satu
teman saya bilang, ia punya waktu kosong sabtu malam. Dan jadilah saya
menghubunginya sabtu malam. Setelah menghubunginya, sebut saja F, saya
menghubungi kawan yang lain, S dan lainnya.
S banyak bercerita tentang hari-hari
yang ia lewati ditempat barunya. BTW, S baru saja diterima dan lulus beasiswa
untuk melanjutkan pendidikan. Jadi, mulailah S bercerita suka dukanya dalam
beberapa hari belakang ini. Mengenai kos-kosan tempat ia tinggal, barang-barang yang sudah ia beli, cuaca ditempatnya. Terkesan sederhana, tetapi inilah salah satu arti berbagi buat kami.
Kemudian giliran F yang bercerita.
F memiliki banyak cerita ‘lucu’,
selama ia menamatkan pendidikan letnan dalam waktu 5 bulan dan hingga saat ini, ketika ia masih
melanjutkan pendidikannya.
Salah satu cerita lucunya yang paling
berkesan bagi saya adalah:
Jadi dulu, F ingin mencari makanan
keluar asrama, ada pagar pemisahnya memang kurang lebih sekitar 3 m. Ketika
sedang berjalan, dihadapan F ada senior yang sedang berjalan ke arahnya. Tak lama
kemudian, sang senior berkata pada F.
“Bisa
hormat?” sebuah pertanyaan yang simpel. Tetapi entah kenapa pada saat itu
telinga F menerjemahkan “Bisa lompat?”.
Di duga, telingan F mendengar demikian karena didepannya saat ini terdapat
pagar setinggi 3 m tersebut. Tanpa ragu F menjawab pertanyaan senior. “Siap, enggak!”.
Asli
Ketawa saya paling besar mendengar
ceritanya.
Alhamdulillah, saya menyadari sesuatu setelah
komunikasi via telfon dengan mereka. “Sejauh
apapun jarak kami, sejarang apapun komunikasi kami, pada suatu titik, kelak
kami akan bertemu, (face to face
maupun via komunikasi) dan di sana tetap ada 1 hal yang akan selalu terkenang. Kami
tidak pernah berubah. Biar saja luaran kami berubah. Baju yang tak lagi sama seperti
dahulu, wajah yang entah semakin menua barangkali, atau bahkan kulit yang
bertambah kusam maupun mulus. Apapun itu, rasanya tawa kami tetap sama. Lelucon
kami tetap seirama. Gaya bicara kami tidak pernah berubah. Setiap ke-khas-an
yang ada pada diri kami masih saja melekat seperti dahulu. Dan itu yang
terpenting bagi saya. Luaran, biar sajalah orang-orang diluar sana yang tau.
Tetapi dalamnya, sifat, gaya, biarkan ini menjadi milik kami bersama”.
Miss
u guys.
Kita
teralih terlalu tinggi
Terbuaikan
mentari tak mau kembali
Kita
melayang terlalu lama
Menghangatkan
segala dinginnya dunia
Kita
teralih
Tibalah
malam
Herannya
lelah
Tak
kunjung datang jua
Kita
teralih
Matter Halo
- Teralih (feat. Nadin)
No comments:
Post a Comment