Sunday, August 26, 2018

Nothing Has Changed


Beberapa menit sebelum saya menulis kalimat ini, saya sedang memutar lagu Young Lex Ft. Masgib - Nyeselkan
Wkwkwkwkwk
Asli
Setelah beberapa hari sering liat konten-konten di IG, youtube, orang-orang nyanyi separuh lirik dari lagu ini, saya pun melunaskan rasa penasaran malam ini.
Amazing sih ketika malam ini lihat viewer videonya, udah 22 juta lebih. Waw.

Ok
Lirik terkenalnya adalah

Sekarang lo nyesel kan
Kesel kan mutusin gue
Lo yang ambil keputusan
Waktu pacaran tuk putusin gue

Gila sih liriknya, ngakak wkwkwk
Dan setelah menulis hingga lirik ini saya pun memutar lagu Young Lex - Bad Ft. Awkarin.
Nostalgia dulu BRO. Dari lagu itu pertama kali saya tau Young Lex. Masa kapan ya itu? Masa akhir belajar materi dikuliah menuju mikirin skripsi kali ya? 2016.

Dan sebenarnya bukan ini yang ingin saya tulis pada postingan kali ini.

REAL POSTINGAN
Beberapa hari belakangan ini, saya cukup sering menghubungi beberapa teman kuliah. Alasannya sih, kangen (ciee kangen). Ya gimana, satu persatu mulai hilang. Mengejar cita-cita, mencari pekerjaan, mencari jati diri, menemukan passion yang lain, everything.
Sampai sabtu malam kemarin, salah satu teman saya bilang, ia punya waktu kosong sabtu malam. Dan jadilah saya menghubunginya sabtu malam. Setelah menghubunginya, sebut saja F, saya menghubungi kawan yang lain, S dan lainnya.

S banyak bercerita tentang hari-hari yang ia lewati ditempat barunya. BTW, S baru saja diterima dan lulus beasiswa untuk melanjutkan pendidikan. Jadi, mulailah S bercerita suka dukanya dalam beberapa hari belakang ini. Mengenai kos-kosan tempat ia tinggal, barang-barang yang sudah ia beli, cuaca ditempatnya. Terkesan sederhana, tetapi inilah salah satu arti berbagi buat kami.

Kemudian giliran F yang bercerita.
F memiliki banyak cerita ‘lucu’, selama ia menamatkan pendidikan letnan dalam waktu 5 bulan dan hingga saat ini, ketika ia masih melanjutkan pendidikannya.
Salah satu cerita lucunya yang paling berkesan bagi saya adalah:

Jadi dulu, F ingin mencari makanan keluar asrama, ada pagar pemisahnya memang kurang lebih sekitar 3 m. Ketika sedang berjalan, dihadapan F ada senior yang sedang berjalan ke arahnya. Tak lama kemudian, sang senior berkata pada F.
Bisa hormat?” sebuah pertanyaan yang simpel. Tetapi entah kenapa pada saat itu telinga F menerjemahkan “Bisa lompat?”. Di duga, telingan F mendengar demikian karena didepannya saat ini terdapat pagar setinggi 3 m tersebut. Tanpa ragu F menjawab pertanyaan senior. “Siap, enggak!”.

Asli
Ketawa saya paling besar mendengar ceritanya.

Alhamdulillah, saya menyadari sesuatu setelah komunikasi via telfon dengan mereka. “Sejauh apapun jarak kami, sejarang apapun komunikasi kami, pada suatu titik, kelak kami akan bertemu, (face to face maupun via komunikasi) dan di sana tetap ada 1 hal yang akan selalu terkenang. Kami tidak pernah berubah. Biar saja luaran kami berubah. Baju yang tak lagi sama seperti dahulu, wajah yang entah semakin menua barangkali, atau bahkan kulit yang bertambah kusam maupun mulus. Apapun itu, rasanya tawa kami tetap sama. Lelucon kami tetap seirama. Gaya bicara kami tidak pernah berubah. Setiap ke-khas-an yang ada pada diri kami masih saja melekat seperti dahulu. Dan itu yang terpenting bagi saya. Luaran, biar sajalah orang-orang diluar sana yang tau. Tetapi dalamnya, sifat, gaya, biarkan ini menjadi milik kami bersama”.

Miss u guys.

Kita teralih terlalu tinggi
Terbuaikan mentari tak mau kembali
Kita melayang terlalu lama
Menghangatkan segala dinginnya dunia
Kita teralih

Tibalah malam
Herannya lelah
Tak  kunjung datang jua
Kita teralih
Matter Halo - Teralih (feat. Nadin)

No comments:

Post a Comment