Wednesday, November 22, 2017

Mine


Saya semakin deg-degan, menanti hari yang kelak akan saya lewati. Tetapi disela-sela waktu tersebut, saya dan 3S lainnya sepakat untuk bertemu dan merancang sebuah kejutan untuk salah satu S yang akan berumur 22 tahun. Kamipun bertemu disuatu minggu, 19 Agustus dengan alasan: saya akan belajar presentasi untuk prepare seminar proposal.

Senin, 20 Agustus 2017, Saya pun naik seminar proposal. Tidak buruk, saya berhasil melewati tahap tersebut dengan baik. 3S tetap setia mendampingi saya, menemani saya loncat-loncat karena rasa grogi, menggeleng-gelengkan kepala melihat saya yang mulai panik. You already made my day better.
Setelah naik seminar proposal, saya kembali terjun pada aktivitas latihan padus, yang tinggal 2 hari lagi.

Esok harinya (selasa), 3S dan teman lainnya yudisium. Saya siap dengan kamera andalan, mengabadikan momen yudisium dalam bentuk foto dan video mengambil beberapa gambar bahagia. Menit-menit berlalu, saya sibuk memotret mereka, tanpa ada yang meminta untuk berfoto dengan saya (sedih sekali). Hingga saya tiba memotret 3S. Jepretan pertama, saya baik-baik saja. Jepretan kedua, mata saya berair. Jepretan ketiga, saya menyerah (bahkan saat menulis ini sambil membayangkan momen itu, saya tidak sanggup). Saya gesit menghapus embun-embun tersebut, hingga 3S akhirnya mengajak saya berfoto.

Kalau kata quote yang bertebaran itu “We don’t remember the day, we remember the moments
Saya benar-benar ingin mengabadikan moment, apa saja, bentuk gambar, video, percakapan. Karena, entah kapan itu, saya akan benar-benar merindukan sebuah moment hingga meriang (merindukan kasih sayang).

Saat hari Rabu dan Kamis, saya bersama teman-teman tim padus lainnya perform, tepat di tribun sisi kanan ditempat biasa. Dari sana, saya dapat menyaksikan seluruh wajah-wajah bahagia, yang segera mencabut statusnya sebagai mahasiwa. Di sana pula, saya menyaksikan kursi yang diduduki oleh 3S. Sempat terpikir didalam benak saya ‘seharusnya, saat ini saya sedang duduk disalah satu kursi tersebut, disalah satu sisi 3S.’ (Cryiiiing). Beberapa menit kemudian sayapun segera menepis rasa tersebut

Adakah yang bisa membayangkan bagaimana rasanya melihat sahabat-sahabat terbaikmu lulus, sedangkan kau hanya memandangnya dari kejauhan sambil memimpikan beberapa hal dan menelusuri ribuan kata ‘ANDAI’? Atau, adakah yang bisa tetap tersenyum melihat tawa-tawa bahagia sahabat mu yang selama ini selalu beriringan bersamamu, kemudian mengambil kamera dan memotret momen bahagia tersebut?

Ada.
Saya memilih yang kedua.
Tidak ada lagi yang perlu disesali. Sebaik-baik rencana, matang dan mapan sekalipun, jalan yang Tuhan berikan jauh lebih indah. (Gaya sekali menulis seperti ini. Dulu, hati terasa mati).
Ada, setidaknya meski saat ini saya tidak menempati kursi kursi tersebut, saya bisa tersenyum dengan bangga memiliki teman-teman hebat seperti 3S dan lainnya. Saya senang, bisa mengambil video dari spot ter-cakep selama proses wisuda, saat satu persatu teman angkatan dipanggil dan dibagikan ijazahnya.


To be continued

No comments:

Post a Comment