Sunday, November 19, 2017

Mine


*1 hari sebelum pengumuman tiba

Saya sedang duduk sambil bermain hp, saat itu saya akan mengikuti latihan rutin untuk perform pertengahan Agustus, wisuda ronde Agustus. Tiba-tiba sebuah nama tertera dilayar hp, memanggil. Saya menjawabnya, kemudian percakapan diantara kami pun dimulai, kurang lebih seperti ini:
“K, begini (eeng iing eengggg). Nilai kamu sebenarnya bagus-bagus, tetapi untuk masuk dalam kategori program ke Jepang masih kalah saing dengan mereka. Bagaimana jika kamu saya luluskan di program Thailand saja?” hening sesaat (saya yang hening, bukan beliau). Kemudian saya kikuk sejenak.
“Eh iya, (kikuk). Thailand, boleh.” Saya benar-benar tidak bisa berekspresi saat itu.
“Kok boleh? Mau atau tidak?” Tanyanya kembali memecah ke-kikuk-an saya.
“Boleh dan mau” jawab saya cepat dan kikuk-pun hilang seketika.


Dan begitulah, nama saya dan A masuk ke 11 mahasiswa SMP, A berhasil meraih mimpinya ke negara Jepang, dan saya berhasil meraih jawaban Tuhan atas segala rasa kegagalan yang pernah saya alami. Dan disanalah, pada akhirnya saya seperti menemukan hidup yang selama ini telah hilang. Melupakan kekecewaan yang pernah ada, menggantinya dengan senyuman.

Ini benar-benar titik kehidupan saya dimulai, garis seperti apa yang akan saya torehkan dalam setiap lembaran hari yang saya lewati. Dari sana, saya justru menemukan banyak hal, belajar banyak hal.
Yang dulunya, saya selalu dinomor 10-kan oleh doping setiap mengerjakan tugas akhir, sekarang justru menjadi mahasiswa yang ditunggu-tunggu draf serta revisiannya.
Yang dulunya, saya hanya sekedar mencoba mewujudkan impian orang tua, sekarang menjadi anak yang mencoba memberikan apa yang terbaik, bukan hanya sekedar harapan tetapi jawaban.
Yang dulunya, akan ngomel-ngomel dan kerap kali merasa kecewa, sekarang justru melihat sebuah jawaban dari setiap kekecewaan.

Dari sana, akhirnya saya benar-benar menulis draf proposal Tugas Akhir saya. Saya sampai harus merepotkan salah satu “S”, karena saya sedang mengejar target, jadi saya menginap di kos S. Dibantu dengan S lainnya, saya berhasil menyiapkan draf proposal, Bab 1-3 hanya dalam 3 hari dua malam di kos S, dan diperpustakaan. See, 3 hari tersebut saya benar-benar fokus dan menyelesaikan apa yang sudah seharusnya saya selesaikan jauh-jauh hari. Saya benar-benar merepotkan kalian S, dalam 3 hari. Terimakasih banyak, masih setia dan tetap membantu saya hingga dititik ini. Saya bangga memiliki kalian. Bagian terfavorite saya adalah saat :
“S, ini translate ke bahasa indonesianya bagaimana?”
“S, ini rumus yang untuk ini bisa begini?”
“S, cara buat nomor bisa diujung ini bagaimana?”
“S, antar paragraf ini enggak cocok, enggak nyambung. Tambahin apa ya?”
Dan sederet keluhan-keluhan lainnya.

Saya seperti memecahkan rekor baru dalam kehidupan saya sendiri, hanya 3 hari. Setelahnya saya langsung konsul dan melakukan revisi pada beberapa bagian. Hanya menghitung hari, saya langsung daftar seminar proposal. Untuk beberapa saat, saya break melakukan aktivitas seperti latihan untuk perfom paduan suara (Padus) bulan Agustus. Saat itu saya masih egois. Saya harus tetap tampil dalam perform tersebut, mengapa? Karena lagi-lagi, saya percaya pada “ketika mimpi mu gagal, maka jangan biarkan ia menguap begitu saja, gantilah ia dengan mimpi yang baru”.
Ketika saya bermimpi untuk bisa wisuda bersama 3S Agustus ini, kemudian gagal, saya menggantinya dengan hal lain. Saya bertekad, untuk tetap ikut tampil Padus  pada hari wisuda. Setidaknya, saya bisa melihat tawa bahagia di hari bahagia mereka. Tidak rumitkan?

Sebelum 21 Agustus, ….


To be continued

No comments:

Post a Comment