Tuesday, November 1, 2016

I call Her, MAMAK

Dulu, waktu kecil saya suka nangis, karena apa aja. Karena enggak kebagian permen coklat, gak boleh main kembang api, mobil-mobilan saya yang hancur, apa aja. Bahkan dulu, jatuh dari sepeda aja saya harus nangis kencang-kencang sambil teriakin nama “MAMAK”.

Hei, percaya atau enggak. Ibu, adalah orang yang bisa marah sekaligus sayang pada anaknya dalam satu waktu. Marah? Bukan marahnya orang kecewa, hanya marah untuk menyayangi anaknya. Seorang anak special, titipan Tuhan yang enggak mungkin dapat di toko manapun. Ibu, hebatnya ia, adalah yang mampu mengerjakan pekerjaan rumah sambil menyuapi anaknya yang rewel-rewel. Meski sesekali terdengar suara tinggi untuk membuat sang anak nurut, bukan berarti ia marah. Ia hanya terlalu sayang pada anaknya.

Saya, terkadang pernah marah sama ‘Mamak’, tapi ‘Mamak’ gak pernah marah sama saya sekalipun.

Itu hebatnya seorang ibu. Dalam lelah yang menguras tenaga banyak, ia masih sempat memikirkan anaknya, mengirimkan ribuan doa terbaik untuk anak-anaknya.

Begitulah ‘Mamak’ saya. Saya terkadang pernah buat ‘Mamak’ kecewa, tapi ‘Mamak’ gak pernah buat saya kecewa sekalipun.

Pernah baca quote tentang Ibu?
Katanya, setiap kebaikan yang datang pada hidup kita, itu artinya 1 doa ibu telah dikabulkan oleh Tuhan. Karena setiap langkah-langkah positif yang kita lalui, adalah bukti ribuan doa Ibu telah dikabulkan. Doa tulus dari Ibu yang didengar Tuhan ketika Ibu tidak bisa berada disisi anaknya, untuk selalu menjaganya.

‘Mak’, kalau kemarin-kemarin saya hanya berjalan begitu saja dalam setiap doamu, kali ini saya sungguh percaya dan berterima kasih. Tuhan tidak pernah tidur ataupun lelah mendengarkan doamu untuk saya, Mak. Ribuan doa yang Mamak panjatkan dalam setiap kondisi apapun. Dalam kesenangan, kesakitan, kelelahan, atau bahkan ketika saya pernah marah. Kalau doa Mamak untuk saya belum terkabulkan, itu bukan karena Tuhan tidak mendengar doa Mamak, Tuhan sedang melihat rasa cinta saya pada Mamak.

Mak, kalau kemarin-kemarin saya suka rewel, nangis, ngeluh ini itu ke Mamak, Terimakasih Mak. Karena Mamak selalu berdoa, agar Tuhan menguatkan pundak saya ketika saya mendapat kesulitan, bukan berdoa untuk meringankan beban saya. Begitulah cara Mamak berdoa, karena Mamak ingin saya tumbuh kuat dan tetap tegar seperti Mamak dalam keadaan sulit sekalipun. Terima kasih, Mak. Saya mungkin gak pernah bisa balas jasa Mamak, tapi saya mau buat Mamak bangga. Bangga karena saya hanya ada 1 di dunia ini, karena sampai ke ujung duniapun enggak akan ada lagi anak seperti saya, Mak. Bangga dengan apapun yang saya lakukan dan saya dapatkan, karena semua doa-doa Mamak telah dikabulkan. Izinkan saya buat mamak bangga, dengan apapun hasil yang saya lakukan. Tetap doakan saya seperti ini ya, Mak. Jaga kesehatan Mamak. Saya sayang Mamak.

END

BTW, hari ini peringatan Hari Blogger Aceh, 1 November. Sejak beberapa hari lalu saya sudah mohon-mohon (read:maksa) kawan saya untuk buat desain Hari Blogger Aceh. Well, ini hasil mohon-mohon ala paksaan saya. Thanks bro.
Al_Design
Atau kalau mau langsung kenal sama pemilik foto, bisa kunjungi blog dia. Di sini.

No comments:

Post a Comment