Percaya gak sih sama “Berkah
di Bulan Ramadhan?”
Saya sudah
melaluinya, percayalah.
Awalnya keasikan
lihat status orang, pembicaraan orang dan semuanya tentang orang lain yang
menyatakan tentang berkah Bulan Ramadhan yang didapatnya. Mulai dari obrolan ciwi-ciwi seangkatan, kemudian obrolan
buka puasa bersama. Ya it was so confused.
Dimana berkah bulan ramadhan untuk saya? Kapan berkah bulan ramadhan untuk
saya?
Sambil menunggu
berkah bulan ramadhan, saya mendapatkan hal tragis menakjubkan. Ah, tidak perlu
dibahas disini ya, hanya akan membuat saya drop
tak terkira.
Bad expectation.
Saya jadi teringat, quote dari dosen saya. Ia mengatakan
bahwa terkadang sesuatu yang baik itu terjadi karena keajaiban yang tepat yaitu:
“orang yang tepat di tempat yang
tepat pada waktu yang tepat” (sekiranya begitulah, mungkin sedikit terbalik atau
kekurangan/kelebihan). Baginya, suatu perubahan yang baik itu bisa berawal dari
ke-TEPAT-an 3 hal tersebut. Ia menyebutkan salah satu contoh yang jelas nyata
sudah terjadi, di lingkup kampus saya sendiri.
Waktu demi waktu,
saya pikir saya akan menemukannya sendiri –menemukan 3 ke-tepat-an tersebut.
Alhamdulillah, dibulan yang suci ini, saya mendapatkan berkah bulan ramadhan
setelah menantinya. Dan saya membuktikan 3 ke-tepat-an tersebut pada akhirnya.
Ada semilir-semilir kebahagiaan yang mewarnai bingkisan bibir saya saat sedang
menulis ini.
“Apakah ini berkah
bulan ramadhan yang telah saya nantikan?”
Belum lagi sambil
menulis ini saya mengingat kejadian tadi malam. Saya sedang berbuka bersama
dengan beberapa teman wanita yang kece-kece tiada tara, 7 orang. Setelah
berbuka dengan air putih dingin dan memakan beberapa kentang goreng saya dan
beberapa teman langsung menunaikan ibadah shalat magrib. Kemudian kami
menikmati hidangan makanan. Saya memesan makanan paket: nasi + ayam + teh dingin + kentang goreng. 2 dari
teman saya memesan paket yang memiliki es krimnya. Setelah selesai makan, es
krim mereka pun tiba. Ah, lidah saya langsung tergiur senyalir dengan lelehan
es krim di mangkuk kecil tersebut. Icip-icip, sebut saja namanya Riska, dia
langsung menawari es krim nya untuk saya.
Apakah ada alasan
untuk saya menolaknya?
Tentu saja tidak.
Saya memegang sendok
yang berukuran kecil dalam mangkuk tersebut, kemudian mengambil es krim diujung
sendok hingga memenuhi 1 sendok. Lezat!
Singkat cerita,
abang-abang kece yang berprofesi sebagai pelayan berpakaian hitam-hitam
tersebut menghampiri meja kami sambil membawa 2 mangkuk es krim. Sambil
tersenyum dan meletakkan mangkuk es krim tersebut di meja kami, ia mengatakan
bahwa es krim tersebut untuk kami.
Mata saya langsung melotot
dan hawa kebahagiaan mengalir dari ujung rambut sampai kaki (lebay deh). Tatapan
satu meja langsung mengarah pada saya dan tersenyum penuh makna.
Teriakan histeris
langsung saja mengalir tanpa berkompromi dengan saraf sensorik saya. Salah satu
mangkuk es krim tersebut langsung saja menepi dihadapan saya. “Alhamdulillah,
berkah di bulan ramadhan” es krim pun langsung masuk kedalam mulut lincah saya,
mengemutnya dengan sedikit terburu-buru, khawatir akan mencair. Bahkan saat
menulis kisah tadi malampun, lelehan es krimnya seperti masih mengalir
disela-sela bibir saya. Betapa tidak, sudah berminggu-minggu (mungkin 3 minggu)
saya tidak memuaskan diri dengan makan es krim.
Kembali lagi ke topik
sebelumnya.
Pagi ini, setelah
sibuk mencari beberapa referensi untuk tugas laporan, sayapun memutuskan untuk
konsultasi dengan salah satu bapak yang duduk sekitar 3 meter disebelah kiri
saya. Saya mengutarakan beberapa ide yang sudah saya susun dengan menampilkan sticky notes yang memenuhi setengah background laptop saya. Singkat cerita,
ia tertarik dengan salah satu ide saya. Padahal saya sudah hampir menyerah
dengan ide tersebut. Namun, cara dan olah kata yang disampaikannya membuat semangat
saya kembali hidup dan membara. Saya optimis.
Jadi di sinilah
letak “orang
yang tepat di tempat yang tepat pada waktu
yang tepat” nya. Yang saya sebut sebagai
berkah di bulan ramadhan.
Saya sudah
konsultasi pada orang lain, namun belum mencapai hasil seperti saat ini.
Saya sudah berada
ditempat ini untuk beberapa minggu, dan hari ini menjadi hari yang begitu
tepat.
Dan saya sudah
menunggu waktu yang baik untuk memulai, dan inilah waktu yang tepat yang sudah
saya dapatkan.
Terimakasih, Bapak.
Saya sudah menemukan
kembali sisi yang sedikit mulai berpaling dari harapan saya selama ini.
Inilah berkah di
bulan ramadhan buat saya. Bagaimana dengan kamu?
#EdisiRamadhan
No comments:
Post a Comment