Semangat saya untuk menulis
mulai berlagak malas seperti dahulu. Entah saya yang terlalu sibuk akhir-akhir
ini atau memang inspirasi untuk menulis mulai hilang seperti kabut pada siang
hari. Tetapi yang pasti, saya akan selalu mencoba.
Hari ini saya mengikuti
sebuah workshop di kampus, yaitu “Workshop On Web-Based Conference and
Scientific Paper Authorship”. Itu adalah workshop yang terlalu pagi untuk saya
memulai aktifitas hari ini. Saya dan beberapa teman seangkatan, sebenarnya tidak
banyak hanya kami bertiga, ada saya, Elisa dan Riska mendapat sebuah pesan kemarin
sore yang menyuruh kami untuk hadir pukul 07.30, memikirkan angka tersebut
sudah membuat saya menyusun strategi dari kemarin malam, harus lebih cepat
membereskan rumah sebelum berangkat. Dan tibalah saya pukul 07.40 tadi pagi di
kampus tempat workshop diadakan. Di sana sudah ada Elisa, ya hanya elisa dan
beberapa dosen panitia yang hadir sedikit lebih pagi. Cakap demi cakap ternyata
Elisa tiba di kampus pukul 07.15. Sudah saya duga, ia akan ontime. Bahkan Elisa sempat bercerita pada saya bahwa ia lebih
dahulu datang dari pada panitia penyelanggara acara –seorang bapak yang ketika
tiba di kampus melihat Elisa sudah duduk manis sambil memegang sebuah bacaan
bertanya “pagi sekali kamu datang, nak?” dan Elisa hanya bisa tersenyum sambil
bergumam dalam hati ‘kan, di suruh datang jam 7.30 pak’. Ya begitu adanya. Saya
sudah terbiasa dengan keadaan yang ngaret tak terbilang ini. Riska? Jangan di
tanya. dia masih tidur pulas hingga pukul 8 pagi setelah sahur. Padahal saya
sudah meneleponnya 2 kali, berniat ingin membangunkannya, ternyata setelah ia
tiba di kampus ia berkata bahwa hp nya di luar kamar jadi tidak terdengar sama
sekali saat saya menghubunginya.
Jadi di sebuah ruang yang berkapasitas
hingga 70 orang itu saya menghabiskan waktu dari pukul 08.30 hingga 17.00. Ya,
acara memang dimulai pukul 08.30, bukan 07.30. Selama beberapa jam pinggang
saya sudah ‘cek-cok’ dengan pinggul saya, tidak sampai semenit sekali saya
terus mengubah posisi tempat duduk pada sebuah kursi. Sekali-kali saya
keluar bersama Riska, untuk ke kamar mandi (hanya lewat saja) dan melihat mading
pengumuman, sekedar melepas penat dan memperbaiki keencokan pinggang-pinggang
saya.
Pukul 12.30 kami break untuk shalat dan tentu saja tidak
makan siang (karena puasa). Pukul 13.30 acara workshop dimulai kembali. Sebelum
break panitia sempat berkata kepada
peserta acara untuk kembali siang nanti usai break karena semua peserta akan mendapat sertifikat serta takjil
untuk berbuka puasa –itu mungkin salah satu trik untuk menarik perhatian
peserta agar kembali siang nanti, melihat satu persatu peserta workshop hilang
dari tempat duduk (padahal Riska berniat untuk tidak kembali siang tadi karena
ingin langsung pulang, tetapi kemudian ia berubah pikiran).
Pukul 13.45, kami kembali ke
ruang yang sama. Ya, kami sudah membuat rencana untuk menghadiri acara siangnya
sedikit terlambat. Kami tau acara sudah di mulai, tetapi dengan hati riang kami
masih duduk indah di depan ruang acara sambil membuka video-video disebuah akun
media sosial –instagram. Jadi di sanalah saya hingga pukul 17.00 bersama
peserta workshop lainnya, masih dengan keadaan seperti tadi yang tidak sampai
semenit mengubah posisi tempat duduk, agar bisa bertahan dalam ruangan itu.
Yang saya tunggu dari tadi
pun tiba, acara selesai. Alhamdulillah kami peserta workshop mendapat
sertifikat serta takjilan (makanan dan minuman) seperti yang d janjikan. Saya
melihat botol plastik minuman yang dibagikan, isinya adalah kolak. Ah, saya
sudah mendambakan kolak beberapa hari ini, dan Alhamdulillah hari ini saya
mendapatkan berkah tersebut. Terimakasih Ya Allah atas rahmatMu.
#Fasting6
No comments:
Post a Comment