Gelas dari kaca
itu cantik,kuat,tapi sebenarnya ia begitu rapuh, atau sangat rapuh?
Beberapa hari
yang lalu saat saya sedang cuci piring, tiba-tiba gelas yang berada ditangan
saya pecah seketika. Padahal tidak terbentur dengan benda apapun, apalagi
sampai terjatuh. Begitu adanya, hidup sang gelas cantik berakhir tanpa penyebab
apapun. Saat itu yang tinggal hanyalah puing-puing kaca cokelat berserakan di
atas tangan saya.
Mengapa bisa?
Apa salah saya?
Apa mungkin selama
ini gelas itu terlalu lelah?
Lelah ditimpa
suhu panas dingin yang saya berikan, yang orang rumah berikan. Sejahat itukah
kami hingga membuat ia terlalu lelah? Kenapa baru sekarang? Karena sekarang ia
sudah begitu lelah menanggung semua beban yang kami berikan sejak ia hadir
dalam rumah kami. Mungkin itu jawabannya.
Saya jadi
berpikir. Mungkin orang-orang diluar sana yang bernasip sama seperti gelas
saya akan memiliki taraf hidup yang sama. Terlalu sering mendapat suhu
panas dingin sehingga membuat jiwanya lelah. Karena terlalu lama memendam
kelelahan saat nanti waktunya tiba maka berakhirlah –seperti gelas kaca saya.
Seandainya sang
gelas kaca bisa berbicara: tolong jangan masukkan air yang terlalu panas pada
saya ataupun air yang terlalu dingin, jiwa saya sudah retak di dalam tidak
sanggup menampung lagi.
Seandainya.
Jadi,saya dan orang rumah bisa mengatur hal yang sedemikian rupa.
Seandainya.
Jadi,saya dan orang rumah bisa mengatur hal yang sedemikian rupa.
Tetapi, apakah
orang-orang di luar sana (yang bernasip sama dengan gelas kaca) bisa mengungkapkan
pengandaian yang saya ajukan seperti gelas kaca tersebut? Atau mereka hanya
bisa diam. Mengikhlaskan segala ‘panas dingin; yang menyiksa tubuh dan
menunggu hingga waktu itu tiba.
Berdirilah,
bangkitlah untuk orang-orang itu. Sesungguhnya Tuhan telah memberi mulut untuk
berbicara, pergunakan sebaiknya. Di dunia ini pun terdapat HAM, di mana setiap
manusia mempunyai hak untuk hidup. Jadi, berjuanglah untuk menata hidup sebagaimana
yang diharapkan.
#Fasting5
#Fasting5
No comments:
Post a Comment