Thursday, January 15, 2015

You



“Kau  akan selalu jadi yang terakhir meski terpaan ombak berkali-kali mengikis  sang batu karang yang berdiri kokoh”

Ini pertama kalinya hingga tangis pecah tak mampu terbendungkan.
Ini pertama kalinya meski telah terjadi dibeberapa waktu lainnya.
Ini pertama kalinya sampai saya sadar ternyata jarak tak mampu menyembuhkan luka ini.
Ini pertama kalinya walau cinta bergulir seiring waktu tetapi pada detik itu saya berharap agar waktu berhenti, agar genggaman tangan ini tak akan pernah lepas.

Sudah 3 pekan luka itu pulih seiring tawa yang tercipta disetiap kehangatan ketika melihat wajah yang tak pernah menjadi asing. 3 pekan rasanya berlalu cepat tanpa koreksi logika yang seakan menghantam bumi menjadi bergerak lebih cepat. Inikah akhir rasa selama 3 pekan itu?

Luka itu pergi, tetapi kembali…

Banyak orang-orang yang datang, kemudian banyak juga yang pergi (kembali). Banyak canda serta tawa yang hadir disetiap waktu, kemudian banyak juga yang berubah menjadi kekecewaan dan tangis.

Saat saya menatap langit, saya tidak pernah menduga bahwa langit bisa berubah mendung meninggalkan rintik hujan, yang berujung pelangi. Banyak rahasia yang disimpan olehnya. Banyak duka terkadang, tetapi itu semua tidak menutupi segala keceriaan yang dibawa oleh langit –yang cerah. 1 hal yang pasti, menatap langit dengan ketampanan birunya tidak pernah membuat saya putus asa untuk menunggu kehadirannya, yang selalu menjadi harapan besar untuk saya. Menatap langit, tidak pernah membuat saya bosan meskipun hampir setiap saat mengeluh tentang “langit mendung”, tetapi dibalik mendungnya langit saya selalu mengharapkan pelangi yang indah akan mewarnai sang langit biru.

Kau tau? Waktu yang dahulu pernah saya tunggu kini kembali. Kembali untuk apa? Untuk kembali saya tunggu. So sweet ya rasanya, saling menunggu dengan sang waktu. Jangan, jangan berpikir ini mudah untuk saya lalui. Ini tidak pernah menjadi hal mudah untuk saya, tidak pernah menjadi hal yang biasa saja buat saya. Kenyataannya ini sungguh sesuatu yang luar biasa.

“Stand by me”

Rasanya kalimat itu seperti sebuah payung dalam hujan. Berlindung dari basah.
Rasanya kalimat itu seperti jaket pada musim dingin. Menghangatkan tubuh.
Rasanya kalimat itu seperti air pada padang pasir. Menghilangkan rasa haus.
Rasanya kalimat itu seperti sebuah permintaan pada detik terakhir. Satu-satunya harapan hidup.
Meminta, memohon, apapun itu. Just stand by me, dear.

Mengulang 3 pekan lalu, rasanya membuat dunia seakan hanya ada dilangit teratas. Tidak ada yang lebih penting dari sebuah kebahagiaan, tidak ada yang lebih ditunggu dari menunggu sebuah kebahagiaan. Hanya kebahagiaan.
Tetapi pernahkah terlintas sebuah akhir dari kebahagiaan ini seperti apa? Ya, tentu saja. Itu semua terenggut, lepas dari genggaman tangan. Tetapi, apa yang terjadi tidak pernah sia-sia. Hati ini terobati, jiwa ini terpulihkan. Setidaknya semuanya masih dan akan baik-baik saja. Percayalah.

“Hidup itu aneh, saat kau pikir hidup itu sulit, maka suatu hal terjadi, dan tiba-tiba hidup menjadi indah kembali” – Sammy Adventure

Itu salah satu quote dari kartun “Sammy adventure”, sebuah kartun yang saya nonton beberapa hari lalu. Ketika quote itu muncul, saya merasa seperti berada di dalamnya. Cerita kartun tersebut adalah tentang seekor kura-kura yang mencari tujuan hidupnya. Ketika lahir ia menjadi kura-kura terlambat yang lepas di lautan (nyaris dimakan oleh burung ketika di pantai). Kemudian ia kehilangan teman-temannya, sehingga ia harus berlabuh dilautan seorang diri. Tetapi kemudian datang seekor kura-kura lainnya, merasa cocok dan nyaman mereka pun menjadi sahabat. Tetapi sebuah tragedi memisahkan mereka, mereka terperangkap dalam jala ikan. Selang beberapa waktu kemudian kura-kura (berjenis kelamin laki-laki) tersebut bertemu dengan seekor kura-kura lainnya (berjenis kelamin betina). Ia merasa sangat cocok, dan jatuh hati padanya. Sang kura-kura tersebut menemukan tujuan hidupnya, yaitu melihat dunia luar (seperti gunung es) dengan kura-kura betina tersebut. Tetapi, di tengah jalan mereka terpisah dan saling berpikir bahwa pasangannya telah mati. Entah kebetulan atau memang takdir (saya rasa ‘takdir’) mereka kembali bertemu dan disitulah quote di atas muncul.

Ya saya membayangka bahwa si kura-kura tersebut adalah saya, dimana kehilangan satu persatu harta berharga dalam hidup, tetapi kemudian kembali menemukan harta itu. Ya, karena tidak lama si kura-kura tersebut bertemu dengan pasangan hidupnya, ia juga bertemu dengan sahabatnya yang dahulu pernah terpisah. See, tiba-tiba hidup menjadi lebih indah. Percayalah.

I think life is just about happiness that lost one by one before, in fact life is never far away from happiness. Believe it.

Sampai detik ini, kamu masih menjadi alasan kebahagiaan buat saya. Kenapa? karena jawabannya ada pada dirimu sendiri. Kamu tentu tau jawabannya. Lihatlah sekitar, apakah kebahagiaan itu memudar? Apakah ia perlahan menghilang?

“Kau tidak benar-benar mengerti aku, bila kau belum pernah membenciku –lalu tetap mencintaiku lagi setelahnya.”
-falafu-

Seberapa besar rasa bencimu kepada saya? Saya tidak ingin mengetahui jawabannya. Yang saya tau, selama rasa benci itu ada, rasa cintamu lebih besar mengalah rasa yang benci itu, kan. Meski berkali-kali saya sakiti dan saya lukai, kamu kembali mencintai saya –seperti kemarin. Seperti itulah cinta yang seharusnya bukan. Seperti itulah rasa pengertian yang seharusnya ada bukan. Mengapa saya baru menyadarinya sekarang?! Maaf, untuk selama ini yang pernah membuatmu harus ‘membenci’ dan kecewa. Untuk semua kesalahan serta ketidakpekaan saya, maaf dan terimakasih untuk segala pengertianmu itu. Jika saya harus mengelilingi dunia dan mencari sosok pengganti yang persis seperti dirimu, percayalah, tidak akan pernah ada.

It’s all about you, dear.

No comments:

Post a Comment