Ingin
bangun dari mimpi, ketika banyak hal di dunia ini yang membuat air mata harus
mengalir dengan atau tanpa keihkhlasan.
Ingin
berlari dari mimpi, ketika banyak cobaan melanda jiwa yang begitu rapuh, begitu
banyak serpihan yang mulai kehilangan jejak.
1hal,
2 harapan, 3 pilihan. Memacu adrenalin, mengupas setiap helai kehidupan yang
bersembunyi dibalik jeruji tawa. Satu persatu kebahagiaan mulai terenggut.
Kebanyakan harapan kian menghilang. Selebihnya, tersisa isak tangis yang
mendekam dalam kebisuan tanpa kedipan.
Hidup yang kejam, atau waktu yang tajam?
Tawa-tawa
diluar sana begitu riuh, menyisakan gema tiada henti. Tersayat seluruh daging
yang mulai membeku. Bahwa untuk menutupi diripun, mata tak mampu terpejam.
Telinga bahkan tak bisa mendengar lagi. Hanya hati yang mulai menangis, melihat
diri yang penuh ke-iba-an. Tiada petunjuk.
Hidup
tidak kejam. Pun waktu tidak pernah tajam. Yang kejam hanyalah orang orang yang
tak mampu melihat kebahagiaan orang lain. Yang tajam hanyalah orang orang yang
mengganti kebaikan dengan kejahatan.
Lantas,
dari sisi mana hidup bisa melihatmu dalam keadaan baik?
No comments:
Post a Comment