Saturday, February 8, 2014

Get Your Dreams


Waktu datang silih berganti. Seperti orang orang yang berada disekitar kita, disekitar saya. Mereka datang, kemudian pergi. Ada yang datang sesaat kemudian pergi berlalu begitu saja tanpa pernah menoleh lagi ke belakang untuk mengucapkan selamat tinggal kepada saya. Ada yang datang lama, kemudian harus pergi sesaat dengan sebuah janji akan segera kembali pulang dan bertemu lagi dengan saya. Ada yang datang lama, kemudian pergi untuk waktu yang cukup lama pula dan menoleh ke belakang, memastikan bahwa saya baik baik saja, tentu saja untuk waktu yang cukup lama selama ia pergi.

Ini masih tentang mimpi, harapan. Kenapa? Saya sudah terlanjur terlena oleh mimpi dan harapan, orang-orang sukses dan berprestasi, orang-orang yang bekerja keras. Tentang sebuah harapan yang dulu hanya sekedar mimpi belaka, kemudian menjadi nyata. Tentang mereka yang berhasil menjadi sang pemimpi sukses. Mereka yang berhasil menjadi motivator bagi kaum-kaum yang masih mempertanyakan arah hidupnya. Mereka yang dulunya selalu menjadi bahan candaan dan ulok-ulokan orang lain, kini tersenyum bangga atas dirinya sendiri, atas mimpi-mimpi yang pernah memotivasi diri sendiri agar dapat meraihnya dan kini bahkan menjadi inspirasi bagi banyak orang.

“Tuliskan mimpi-mimpi anda secara nyata. Jangan anda tulis dalam ingatan saja. Karena pasti anda akan lupa. Tuliskanlah secara nyata. Tulislah 100 target anda diatas kertas. Hingga suatu hari nanti, yang anda lihat dari 100 target itu hanyalah coretan. Coretan karena anda telah mencapainya. Dan itulah yang pemuda itu lakukan. Ia tuliskan 100 target pada 2 lembar kertas dan menempelkannya pada dinding kamarnya. Meski tak sedikit juga yang tertawa dan mencemoohkan dirinya, ia tetap menyimpan kertas 100 target itu. Hingga kemudian ia menyadari, bahwa mimpi yang ia tuliskan dahulu  satu persatu kini TERWUJUD menjadi rangkaian jejak-jejak yang luar biasa dalam hidupnya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS : 55).” – Danang A. Prabowo

Tanpa harus dipaksa untuk jujur, saya akui bulu kuduk saya berdiri. Bukan karena takut, tetapi karena saya begitu sangat terhipnotis dan termotivasi oleh video ‘jejak jejak mimpi’ tersebut. Tiba tiba saja tubuh saya gemetaran dan tatapan saya tak berpaling sedikitpun menyimak satu persatu slide dalam video tersebut. ‘jejak jejak mimpi’ who knows about your dreams? Terlebih lagi ketika saya membaca bagian “Seberapapun indahnya rencana kita, jauh lebih indah rencana Allah untuk kita” Subhanallah.

Bagaimana dengan saya?

Itu pertanyaan pertama yang terlintas dibenak saya setelah menonton video motivasi yang begitu bagus tersebut. Rasanya saya sedang berada di atas awan memperhatikannya, melihat sosok Danang tersebut mengejar mimpi-mimpinya. Bahkan juga ketika slide yang menampilkan fotonya menggenggam matahari, tiba-tiba saya menjadi ciut di atas awan sana didekat matahari yang bersinar begitu terang benderang. Lagi lagi saya teringat tentang ‘Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?’ kenapa saya baru menyadarinya sekarang?

Masihkan ada waktu untuk saya?

“Beranilah bermimpi besar! Karena dengan mimpi matahari yang besar dan panas itu dapat ku genggam dengan tangan ku (tampilan slide : ia sedang menggenggam matahari). Dan kini giliran anda telah tiba. Untuk mewujudkan mimpi anda. Dan membuat jejak-jejak anda. Ingatlah pula bahwa mimpi itu adalah harapan. Maka bangkitlah selalu, karena harapan itupun selalu ada.” – Danang A. Prabowo

Hello teman semua
Ayo kita sambut
Hari baru telah tiba
Apa yang kurasakan
Ku ingin engkau tahu
Dan berbagi bersama

Buka kita buka hari yang baru
Sebagai semangat langkah ke depan
Jadi pribadi baru
Buka kita buka jalan yang baru
Tebarkan senyum wajah gembira
Damai suasana baru
Bukalah bukalah semangat baru
Bukalah bukalah semangat baru
Bukalah bukalah semangat baru
(Ello dkk – Buka semangat baru)

InsyaAllah masih ada waktu. Tidak pernah ada kata ‘terlambat’ untuk memulai suatu kebaikan, pun memulai sebuah mimpi. So, Get your dreams. Ada banyak sekali peluang diluar sana yang menanti kita tersenyum bangga atas sebuah keberhasilan, kesuksesan. Bermimpi, jangan hanya sekedar mimpi. Setelah bangun dari mimpi dan membuka mata, seharusnya keberhasilan yang kita lihat, bukan malah sebaliknya. Bangun dari mimpi, seharusnya mulai bisa melihat masa depan yang terang dengan begitu banyak orang-orang tercinta yang selalu mendukung kita. Bangun dari mimpi, bukan hanya untuk sekedar mengucek-ngucekkan mata kemudian berkata ‘ah, cuma mimpi’. Itu bukan cara berkata orang-orang hebat. Bukan berarti saya hebat lantas saya pantas mengatakan hal seperti itu. Saya belum meraih hal-hal besar layaknya orang lain yang sudah berhasil. Tetapi saya, adalah seorang pemimpi pemula, yang sedang bermimpi kemudian akan terbangun dengan wajah berseri-seri disambut uluran tangan keluarga tercinta dan tawa-tawa bahagia mereka.

Entah mulai sejak kapan saya pernah bermimpi. Seingat memori saya, yang saya tahu saya bermimpi ketika saya sedang tidur kemudian ketika esok terbangun mimpi tersebut menjadi samar dan tertelan imajinasi hari-hari saya. Tetapi mulai sekarang, saya bertekad untuk terus bermimpi dan mewujudkannya. Saya ingin melihat senyum bahagia pada wajah orang-orang yang saya sayangi pun menyayangi saya. 

Tidak perlu takut untuk bermimpi dan berharap. Kenapa? Takut kecewa? Memangnya kenapa kalau kecewa? Bukannya justru kekecewaan itu salah satu penyokong keberhasilan. Dengan kecewa, kita pasti berpikir untuk tidak mengalami kekecewaan kedua kalinya toh. Dengan begitu, darah yang dulunya hanya mengalir pada tubuh, kini ikut mengalir dalam jiwa semangat. Membentuk energi-energi positif yang menjelma sebuah kepercayaan pada diri sendiri.

Jadi, di sinilah saya sekarang. Menatap langit biru yang cerah dengan harapan dapat menggapainya. Kalaupun saya terjatuh, saya harus bangkit lagi. Kenapa saya harus menyerah ketika jatuh? Bukankah orang berhasil tersebut harus jatuh berkali-kali, bahkan pada lubang yang sama sebelum meraih kesuksesan. Saya harus percaya, bahwa takdir memang telah ditetapkan. Dan rencana Tuhan kepada saya memang lebih indah dari rencana siapapun.

Berbicara tentang mimpi, dulu saya masih ragu bin bimbang binti galau tentang mimpi saya. Apa sih mimpi itu? Kenapa setiap orang membicarakan mimpi? Sepenting apakah mimpi itu? Sekarang saya tahu jawabannya. Mimpi begitu penting. Karena mimpi, kita berani berharap, dan berusaha mewujudkannya. Karena mimpi adalah butir-butir masa depan yang belum tampak, karena ia masih diselimuti oleh bongkahan salju –yang ada di gunung Fujiyama mungkin– dan menunggu untuk ditemukan. Dibalik mimpi, terdapat sebuah rasa percaya diri yang harus digali dan diasah agar kelak dapat berguna, tentu saja demi mimpi itu sendiri. Dan sekarang, saya sudah menetapkan mimpi-mimpi saya (cerinya banyak sekali mimpi saya). Bahasa yang paling mudah dipamahi adalah just do it. Berkata emang mudah, tetapi melakukan dan mewujudnya adalah bagian tersulit. Lantas kenapa kalau sulit? You want give up? NO!

Jadi, seharusnya tidak masalah dong kalau saya ingin dan terus bermimpi. Bukankah bermimpi tidak melihat usia? Jadi mau setua apapun saya (setua? Semacam tua sekali), saya tetap masih bisa bermimpi. Dan semoga mimpi ini, akan terwujud kelak, seperti mimpi-mimpi orang sebelum saya.

Just do it, and believe.

No comments:

Post a Comment