Senja
ini terlalu mengusik kenyamanan ku. Ia mulai berlari, pergi, menyeberangi lautan
samudra yang tidak lagi biru, kemudian hilang tanpa bekas, tanpa meninggalkan
secuil cahaya yang dahulu begitu kerap menerangi langit langit diatas sana.
Sudah
lama tidak berjumpa dengan kenangan itu. Aku mulai kesepian seorang diri,
serasa ditinggal mati oleh penghuni penghuni di bawah langit ini. Rasanya
mereka mulai enggan mengucapkan kata ‘selamat
pagi’ padaku, ataupun hanya sebatas kata ‘hai’, pun juga seukir senyum dibalik bibir yang selalu dapat
tertawa bahagia. Rasanya kenangan kenangan yang pernah tercipta itu sedikit
demi sedikit mulai padam, seperti sinar matahari sore ini.
Ya, aku
melihatnya tenggelam, bersama kenangan yang dibawanya. Entah perlakuan bagaimana
yang harus diterima si pemilik kenangan, melihat kenangannya mulai surut seperti
ombak yang pasang surut. Mungkin matahari sudah menutup bagian dari dirinya
untuk dikenang oleh si pemilik kenangan itu, ia tidak punya cara lain. Mungkinkah
ia terluka, atau ia hanya ingin sendiri?
Pagi
ini, aku terbangun dengan wajah yang tidak patut dikatakan bahagia sama sekali,
bahkan seraut wajah yang sedikit tak ku kenali. Ada segores luka dari sudut
mata ku yang jarang ku temui lagi. Sepertinya semalam mimpi buruk, hingga
mengubah paras yang seharusnya bisa tersenyum indah pagi ini. Namun, itu bukan
suatu penghalang, sama sekali bukan penghalang untuk menggapai sebuah harapan
yang masih tersisa. Jika masih ada, dan ku harap begitu.
Aku memiliki
2 matahari pagi ini. Yang bisa menerangi hari hari ku, membuatnya cerah seperti
selayaknya yang harus ku dapatkan. Ku pikir, ‘untuk apa aku punya 2 matahari,
jika 1 saja cukup menerangi hari hari ku’ asalkan ia bisa selalu menjagaku,
menghangatiku. Jadi ku berikan 1 matahari ini untukmu. Tapi, berjanjilah. ‘jangan
buat matahari ini kehilangan kenangannya’, ia akan mudah merasa kehilangan
ketika kau tidak membutuhkannya lagi. ‘Tolong, jaga matahari yang aku berikan
untukmu, jangan sampai ia tenggelam, tanpa bekas seperti petang sore ini’, aku
tidak akan mengizinkannya.
‘Jaga
matahari ku, karena aku tahu, hanya kamu
satu satunya yang dapat ku percaya untuk menjaganya. Jangan biarkan ia pergi
dan menghilang dari genggamanmu. Jika ia tak betah berada didekatmu, buatlah ia
betah sebetah mungkin. Jika ia pergi, kejarlah ia sebelum sinarnya redup hingga
tak tampak lagi. Karena, ketika kau kehilangannya, maka kau juga akan kehilanganku,
seperti petang ini’.
No comments:
Post a Comment