Sunday, January 5, 2014

Seperti Petang Ini

Senja ini terlalu mengusik kenyamanan ku. Ia mulai berlari, pergi, menyeberangi lautan samudra yang tidak lagi biru, kemudian hilang tanpa bekas, tanpa meninggalkan secuil cahaya yang dahulu begitu kerap menerangi langit langit diatas sana.

Sudah lama tidak berjumpa dengan kenangan itu. Aku mulai kesepian seorang diri, serasa ditinggal mati oleh penghuni penghuni di bawah langit ini. Rasanya mereka mulai enggan mengucapkan kata ‘selamat pagi’ padaku, ataupun hanya sebatas kata ‘hai’, pun juga seukir senyum dibalik bibir yang selalu dapat tertawa bahagia. Rasanya kenangan kenangan yang pernah tercipta itu sedikit demi sedikit mulai padam, seperti sinar matahari sore ini.

Ya, aku melihatnya tenggelam, bersama kenangan yang dibawanya. Entah perlakuan bagaimana yang harus diterima si pemilik kenangan, melihat kenangannya mulai surut seperti ombak yang pasang surut. Mungkin matahari sudah menutup bagian dari dirinya untuk dikenang oleh si pemilik kenangan itu, ia tidak punya cara lain. Mungkinkah ia terluka, atau ia hanya ingin sendiri?

Pagi ini, aku terbangun dengan wajah yang tidak patut dikatakan bahagia sama sekali, bahkan seraut wajah yang sedikit tak ku kenali. Ada segores luka dari sudut mata ku yang jarang ku temui lagi. Sepertinya semalam mimpi buruk, hingga mengubah paras yang seharusnya bisa tersenyum indah pagi ini. Namun, itu bukan suatu penghalang, sama sekali bukan penghalang untuk menggapai sebuah harapan yang masih tersisa. Jika masih ada, dan ku harap begitu.

Aku memiliki 2 matahari pagi ini. Yang bisa menerangi hari hari ku, membuatnya cerah seperti selayaknya yang harus ku dapatkan. Ku pikir, ‘untuk apa aku punya 2 matahari, jika 1 saja cukup menerangi hari hari ku’ asalkan ia bisa selalu menjagaku, menghangatiku. Jadi ku berikan 1 matahari ini untukmu. Tapi, berjanjilah. ‘jangan buat matahari ini kehilangan kenangannya’, ia akan mudah merasa kehilangan ketika kau tidak membutuhkannya lagi. ‘Tolong, jaga matahari yang aku berikan untukmu, jangan sampai ia tenggelam, tanpa bekas seperti petang sore ini’, aku tidak akan mengizinkannya.

‘Jaga matahari ku,  karena aku tahu, hanya kamu satu satunya yang dapat ku percaya untuk menjaganya. Jangan biarkan ia pergi dan menghilang dari genggamanmu. Jika ia tak betah berada didekatmu, buatlah ia betah sebetah mungkin. Jika ia pergi, kejarlah ia sebelum sinarnya redup hingga tak tampak lagi. Karena, ketika kau kehilangannya, maka kau juga akan kehilanganku, seperti petang ini’.

No comments:

Post a Comment