Saturday, July 6, 2013

Sedikit Kebahagiaan


Kita hanya perlu percaya, bahwa kebahagiaan itu akan datang. Baik dalam bentuk apapun, tidak mesti hanya dalam materi, yang kesat oleh mata juga termasuk sebuah kebahagiaan. Tidak mesti dalam jangka waktu yang lama, semenit, lima menit, bahkan sedatik ataupun sekejap mata saja bisa menjadi sebuah kebahagiaan.

Hari ini, yang pasti sebuah hari yang tak ku duga. Ku pikir ini hanya akan menjadi sebuah hari yang biasa saja seperti hari hari biasa lainnya. Ternyata sedikit kebahagiaan yang singkat itu datang. Tak pernah ku duga.

Aku hanya sedang duduk sambil menatap sekeliling. Pemandangan orang orang juga dinding yang sedikit kusam warnanya, dan suara suara orang berbicara di sana sini. Tiba tiba datang lah sosok kecil dengan kelincahannya berlari ke sana sini menghampiri ku. Sesaat beberapa detik ia menatapku, kemudian aku hanya tersenyum kecil. Dan tak sampai dalam hitungan detik ke-10 ia pun kembali berlari melintasi berbagai penjuru lorong lorong yang di penghuni orang orang sedang duduk dan masih tetap berbincang bincang satu sama lain.

Sedikit merasa kesepian, akhirnya akupun mengambil handphone ku dan memainkan sebuah game. “skater boys” sebuah game yang sedang asik asik nya aku mainkan selama ini. Setidaknya bisa membunuh sedikit rasa kesepianku. Beberapa saat kemudian setelah memainkan game tersebut aku pun tenggelam dalam dunia ku sendiri.

Kebahagiaan itu mulai menghampiriku.

Sosok kecil yang tingginya belum mencapai 1 meter itupun tiba tiba sudah duduk di sampingku. Melihatku bermain dengan  game dari handphone, amat serius. Bukan aku tertanggu, hanya saja sedikit kikuk beberapa saat setelah anak itu memperhatikanku.

Tidak lama, aku menatapnya. Aku suka alis anak itu. Haha tiba tiba pikiran itu yang lewat begitu saja di kepala ku. Tapi unyu memang bocah kecil ini. tidak perlu menunggu waktu lama akhirnya aku pun bisa dengan begitu mudah akrab dengannya. Entha kenapa. Baru kali ini aku di hampiri oleh seorang bocah kecil yang sedang berlari lari ria, yang sebelumnya kami memang belum mengenal satu sama lain. Kemudian ia duduk di sampingku dan memperhatikanku, setelah itu kami akrab begitu saja.
Inilah yang ku sebut kebahagiaan.

Beberapa kali ia memperhatikan permainan ku, akhirnya aku pun menawarkan ia memainkan game itu juga. Tidak butuh waktu lama, ia segera tersenyum dan mengambil handphone dari tanganku. Aku pun mulai mengajarinya bagaimana cara memainkan game tersebut. Tidak terlalu sulit. Ia begitu cepat memahaminya. Tapi yang namanya juga anak anak, belum punya banyak pengalaman, jadi game tersebut masih terbilang sulit baginya. Tetapi meskipun cepat mendapat game over, ia tidak pernah menyerah. Terlalu asik baginya. Yang uniknya saat itu juga ia mulai memiliki dunianya sendiri. Ia melupakan aku, si pemilik handphone yang sedang di pegangnya.

Tidak tidak, itu hanya dugaan ku saja. Sedetik dua detik tiga detik kemudian ia melihat kearahku dan tersenyum riang. Aku pun ikut tersenyum dan kembali memerhatikannya. Bukan, bukan game yang sedang ia mainkan. Melainkan alis matanya. Haha pikiran tentang alisnya yang bagus itu kembali terlintas di kepalaku. Aku tersenyum sendiri.

Aku tidak menghitung berapa menit ia bermain game di handphone ku. Yang aku tau, aku begitu bahagia ketika melihatnya bermain dengan wajahnya yang bahagia dan begitu antusias bermain game. Meskipun sekali kali ada celotehan dari mulutnya yang mungil karena selalu dan terus game over.

Aku melupakan suatu hal. Aku belum tau siapa nama bocah imut ini. Ketika ia kembali game over, aku menanyakan namanya. “apiz” jawabnya sambil tersenyum. Nama yang bagus. Mungkin berasal dari hapiz, dan aku pun memanggilnya berkali kali. Haha. Oya dia juga berkata bahwa ia masih Tk, taman kanak kanak. Pantesan unyu.

Tapi kenapa ia tidak menanyakan siapa nama ku ya? Hai dik, kamu sedang bermain game di handphone aku. Kenapa kamu tidak menanyakan siapa nama ku?
Namanya juga anak anak, belum mengerti sepenuhnya yang seperti itu, maklum sajalah.

Singkat cerita.
Ketika keakraban kami terjalin begitu saja. Ia pergi menghampiri sang ibu yang tak jauh dari kami duduk. Ternyata sang ibu sudah lama memperhatikan kami berdua. Beberapa saat ia berbicara pada ibunya dan kembali ke tempat ku dengan membawa kue. Ia pun mengulurkan tangannya yang berisi kue itu pada ku. Aku pun tersipu malu dan mengambil kue tersebut. Kemudian aku melihat kearah ibu bocah kecil nan imut ini dan tersenyum. Sang ibu pun tersenyum tulus padaku. Kami pun memakan kue yang ia berikan sama sama. Dan setelah kue tersebut habis ia kembali meminta handphone pada ku dan bermain game tersebut kembali.

Tidak terlalu lama. Karna aku harus segera pulang.
Tersirah kesedihan dalam diriku. Kenapa? Karena aku merasa bahagia bisa berada di samping bocah mungil yang unyu itu. Melihat gerak geriknya, tawanya, celotehnya. Kini harus berakhir.

Aku bahagia, bahagia hari ini pernah bertemu dengannya dan mengenalnya. Meskipun yang aku tau hanya namanya dan sekolahnya. Dan juga alisnya.

Inilah yang ku sebut sedikit kebahagiaan yang singkat.
Aku mulai menghargai sedikit kebahagiaan yang datang padaku.
Aku mulai menghargai kebahagiaan singkat yang datang padaku.
Kenapa?
Karena kita tak pernah tau kapan kebahagiaan itu akan datang menghampiri kita. Yang kita tau, kita butuh kebahagiaan itu. Bukan hanya sekedar keinginan.

Terima kasih adik Apiz yang pernah memberikan sedikit kebahagiaan meskipun singkat.
Semoga kita bisa berjumpa kembali.

No comments:

Post a Comment