Kita
hanya perlu percaya, bahwa kebahagiaan itu akan datang. Baik dalam bentuk
apapun, tidak mesti hanya dalam materi, yang kesat oleh mata juga termasuk
sebuah kebahagiaan. Tidak mesti dalam jangka waktu yang lama, semenit, lima menit,
bahkan sedatik ataupun sekejap mata saja bisa menjadi sebuah kebahagiaan.
Hari
ini, yang pasti sebuah hari yang tak ku duga. Ku pikir ini hanya akan menjadi
sebuah hari yang biasa saja seperti hari hari biasa lainnya. Ternyata sedikit
kebahagiaan yang singkat itu datang. Tak pernah ku duga.
Aku
hanya sedang duduk sambil menatap sekeliling. Pemandangan orang orang juga
dinding yang sedikit kusam warnanya, dan suara suara orang berbicara di sana
sini. Tiba tiba datang lah sosok kecil dengan kelincahannya berlari ke sana
sini menghampiri ku. Sesaat beberapa detik ia menatapku, kemudian aku hanya
tersenyum kecil. Dan tak sampai dalam hitungan detik ke-10 ia pun kembali
berlari melintasi berbagai penjuru lorong lorong yang di penghuni orang orang
sedang duduk dan masih tetap berbincang bincang satu sama lain.
Sedikit
merasa kesepian, akhirnya akupun mengambil handphone ku dan memainkan sebuah
game. “skater boys” sebuah game yang sedang asik asik nya aku mainkan selama
ini. Setidaknya bisa membunuh sedikit rasa kesepianku. Beberapa saat kemudian
setelah memainkan game tersebut aku pun tenggelam dalam dunia ku sendiri.
Kebahagiaan
itu mulai menghampiriku.
Sosok
kecil yang tingginya belum mencapai 1 meter itupun tiba tiba sudah duduk di
sampingku. Melihatku bermain dengan game
dari handphone, amat serius. Bukan aku tertanggu, hanya saja sedikit kikuk
beberapa saat setelah anak itu memperhatikanku.
Tidak
lama, aku menatapnya. Aku suka alis anak itu. Haha tiba tiba pikiran itu yang
lewat begitu saja di kepala ku. Tapi unyu memang bocah kecil ini. tidak perlu
menunggu waktu lama akhirnya aku pun bisa dengan begitu mudah akrab dengannya. Entha
kenapa. Baru kali ini aku di hampiri oleh seorang bocah kecil yang sedang
berlari lari ria, yang sebelumnya kami memang belum mengenal satu sama lain. Kemudian
ia duduk di sampingku dan memperhatikanku, setelah itu kami akrab begitu saja.
Inilah
yang ku sebut kebahagiaan.
Beberapa
kali ia memperhatikan permainan ku, akhirnya aku pun menawarkan ia memainkan
game itu juga. Tidak butuh waktu lama, ia segera tersenyum dan mengambil
handphone dari tanganku. Aku pun mulai mengajarinya bagaimana cara memainkan
game tersebut. Tidak terlalu sulit. Ia begitu cepat memahaminya. Tapi yang
namanya juga anak anak, belum punya banyak pengalaman, jadi game tersebut masih
terbilang sulit baginya. Tetapi meskipun cepat mendapat game over, ia tidak
pernah menyerah. Terlalu asik baginya. Yang uniknya saat itu juga ia mulai
memiliki dunianya sendiri. Ia melupakan aku, si pemilik handphone yang sedang
di pegangnya.
Tidak
tidak, itu hanya dugaan ku saja. Sedetik dua detik tiga detik kemudian ia
melihat kearahku dan tersenyum riang. Aku pun ikut tersenyum dan kembali
memerhatikannya. Bukan, bukan game yang sedang ia mainkan. Melainkan alis
matanya. Haha pikiran tentang alisnya yang bagus itu kembali terlintas di
kepalaku. Aku tersenyum sendiri.
Aku
tidak menghitung berapa menit ia bermain game di handphone ku. Yang aku tau,
aku begitu bahagia ketika melihatnya bermain dengan wajahnya yang bahagia dan begitu antusias bermain game. Meskipun
sekali kali ada celotehan dari mulutnya yang mungil karena selalu dan terus
game over.
Aku
melupakan suatu hal. Aku belum tau siapa nama bocah imut ini. Ketika ia kembali
game over, aku menanyakan namanya. “apiz” jawabnya sambil tersenyum. Nama
yang bagus. Mungkin berasal dari hapiz, dan aku pun memanggilnya berkali kali. Haha.
Oya dia juga berkata bahwa ia masih Tk, taman kanak kanak. Pantesan unyu.
Tapi
kenapa ia tidak menanyakan siapa nama ku ya? Hai dik, kamu sedang bermain game
di handphone aku. Kenapa kamu tidak menanyakan siapa nama ku?
Namanya
juga anak anak, belum mengerti sepenuhnya yang seperti itu, maklum sajalah.
Singkat
cerita.
Ketika
keakraban kami terjalin begitu saja. Ia pergi menghampiri sang ibu yang tak
jauh dari kami duduk. Ternyata sang ibu sudah lama memperhatikan kami berdua. Beberapa
saat ia berbicara pada ibunya dan kembali ke tempat ku dengan membawa kue. Ia pun
mengulurkan tangannya yang berisi kue itu pada ku. Aku pun tersipu malu
dan mengambil kue tersebut. Kemudian aku melihat kearah ibu bocah kecil nan imut ini dan tersenyum. Sang ibu
pun tersenyum tulus padaku. Kami pun memakan kue yang ia berikan sama sama. Dan
setelah kue tersebut habis ia kembali meminta handphone pada ku dan bermain
game tersebut kembali.
Tidak
terlalu lama. Karna aku harus segera pulang.
Tersirah
kesedihan dalam diriku. Kenapa? Karena aku merasa bahagia bisa berada di
samping bocah mungil yang unyu itu. Melihat gerak geriknya, tawanya,
celotehnya. Kini harus berakhir.
Aku
bahagia, bahagia hari ini pernah bertemu dengannya dan mengenalnya. Meskipun yang
aku tau hanya namanya dan sekolahnya. Dan juga alisnya.
Inilah
yang ku sebut sedikit kebahagiaan yang singkat.
Aku
mulai menghargai sedikit kebahagiaan yang datang padaku.
Aku
mulai menghargai kebahagiaan singkat yang datang padaku.
Kenapa?
Karena
kita tak pernah tau kapan kebahagiaan itu akan datang menghampiri kita. Yang
kita tau, kita butuh kebahagiaan itu. Bukan hanya sekedar keinginan.
Terima
kasih adik Apiz yang pernah memberikan sedikit kebahagiaan meskipun singkat.
Semoga
kita bisa berjumpa kembali.
No comments:
Post a Comment