“Mengingat
kembali adalah salah satu cata terbaik untuk tidak merasakan kehilangan”
– Winna Efendi
Mungkin, ada sesuatu yang telah
berubah. Atau barangkali sesuatu lainnya yang dipaksa berubah. Seandainya kamu
menjadi saya, apa yang kamu lakukan? Menggantikan semua kenangan yang pernah
ada? Atau melupakannya? Atau mungkin cukup dengan menyimpannya?
Boleh jadi, hati tahu jawabannya. Tetapi
apa kamu akan tetap melakukan hal yang sama seperti saat ini? Atau akan
melakukannya kelak?
“Kurasa, sebenarnya
kamu bahkan udah tahu apa yang kamu inginkan, Kai, tapi kamu terlalu takut untuk menghadapinya. Kamu takut
ditinggalkan, diabaikan. Jadi, kamu selalu jadi orang pertama yang
meninggalkan.”
Mungkin mereka
tidak lebih dari sekedar dua orang yang berpapasan dalam hidup, hanya untuk
menyembuhkan luka masing-masing, kemudian berjalan ke arah berlawanan.
“Hidup bukan
tentang siapa yang menang. Sebisa mungkin menghindari luka supaya enggak merasa
sakit. Hidup adalah merasakan setiap luka yang datang, supaya kita bisa
melewatinya, supaya kita bisa belajar untuk sembuh.”
–cuplikan dari novel Girl meets Boys, Winna Efendi–
Jadi, meski telah menuai puluhan,
bahkan ratusan kebahagiaan, apakah kebahagian kecil bernama segaris cahaya
pagimu akan lenyap begitu saja?
Boleh jadi, hati kecilmu tahu
jawabannya, tetapi jiwa besarmu menolaknya.
No comments:
Post a Comment