Hai
Apa kabarmu?
Seperti yang selalu
kita harapkan.
Hai
Masih ingatkah pada
mimpi kita?
Mimpi-mimpi yang
pernah tercipta dalam setiap obrolan.
Tanpa rekaman.
Hai
Pada akhirnya kita
sama-sama tau, saling mengerti, bahwa ada yang berubah. Tanpa harus menghitung dengan
rumus matematika sekalipun, kita tetap mengerti bahwa dunia berubah. Ada
hal-hal yang kini menjadi berbeda, dan kita, mungkin kamu, mungkin saya, sedang
mencoba memahaminya, tanpa pernah tau satu sama lain. Dan hingga tibalah kita
di tempat yang mungkin orang sebut itu “rindu”, namun sebutan itu bukan lagi
suatu pertimbangan yang harus di nomor satukan bagi kita. Kenapa? karena kita
sama-sama telah tau, bahwa ada yang berubah wahai sahabat.
Hai
Mungkin saya bukan
lagi orang pertama atau orang kedua atau orang ketiga mu seperti dahulu, yang
pernah kau cari ketika kau merasa senang maupun sedih. Mungkin saya bukan lagi
orang yang tepat untuk terlintas dibenakmu meski sesaat saja untuk bisa berbagi
apapun seperti dahulu. Dan mungkin saya bukan lagi orang yang terisi di hatimu
meski itu hanya bagian kecil dari seper-seper bagian yang pernah menjadi tempat
saya dahulu. Kenapa? karena pada akhirnya kita sama-sama telah tau, bahwa ada
yang berubah wahai sahabat.
Hai senja
Wajarkah kita
mempertahankan apa yang telah kita tumbuhkan dengan jerih payah serta
cibiran-cibiran mereka? Bahkan ketika kita harus mengalah dan mengaku dekat di
hadapan wajah-wajah yang menyuruh kita untuk bersatu namun juga yang memporak-porandakan
kita?
Hai senja
Hingga pada suatu
titik nanti, mungkin kita akan mengerti. Apa yang telah kita bangun, apa yang
telah kita pertahankan, dan apa yang telah kita tinggalkan sia-sia. Sambil menunggu
titik itu, bisakah kita menggenggam erat jemari kita seperti dahulu? ‘Tanpa ada
tirai tipis’ yang memisahkan kita seperti saat ini. Hingga tiba waktu itu,
bisakah kita tetap seperti dahulu? Meski kita sama-sama telah tau bahwa ada
yang berbeda, ada yang berubah, senja.
#Fasting18
No comments:
Post a Comment