Lebih baik memilih hitam putih dalam hidup
atau memilih abu-abu? Hanya ada dua pilihan.
Hari
itu kami sudah bahagia dan bercita-cita untuk terus bahagia.
Yang kita butuhkan bukan hanya sekedar
ucapan, tapi naluri serta tindakan kebenaran dari ucapan.
Hingga
aku tak sanggup lagi menulis cerita tentang kita, biarkan saja.
Pada waktu mana kita dipertemukan?
Pada waktu takdir memilih kita
Andai
sebiji kurma kesalahan masa lalu bisa kau maafkan, mungkin kita tidak akan
berjalan berjauhan seperti ini.
Tak ada lagi logika ketika senyummu terlukis
indah dalam pagi yang membosankan, karena kaulah ramuan cinta yang ku
panjatkan.
Cukupkan cerita ini, buatlah cerita
baru tanpa ada air mata.
Kalau
pagi tak lagi indah, biarkan jemari kita tetap saling melingkari, agar siang
yang terik bisa kita lalui bersama tuk memetik senja yang menawan.
Karena tujuan ku datang untuk memeluk
indah, memeluk asa yang nyaris padam. Namun, mengapa engkau menjauh wahai
sahabat?
Kita
tak perlu memaksa, mungkin pertemuan ini bukan takdir yang kita harapkan
seperti dahulu. Bahwa kita sama-sama telah tau, ada yang berubah.
Biarkan itu berjalan seperti ini. Tak ada
yang tau tentang rasa sakit. Jadi biarkan hal-hal yang berbeda itu berjalan
seperti ini. Seperti aku bukan lagi sesuatu yang pernah membuatmu terjaga.
Setiap
kita punya teman, setidaknya hargai saja perjuangannya meski dalam sakit
sekalipun kau adalah orang terdahulu yang terlintas dibenaknya.
Kamu adalah pagi yang indah untuk
memulai kehidupan sedangkan aku adalah serangkaian gelap di penghujung malam
tanpa terlelap menanti kehidupan.
#Fasting19
No comments:
Post a Comment