Antara
mekar dan layu, terbesit suatu harapan. Harapan untuk menjadi aku, kamu, kita.
Harapan untuk menjadi satu yang mengerti, satu yang sepakat, satu yang bersatu.
Harapan dibalik semua kekecewaan yang pernah ada. Harapan demi kesalahan masa
lalu yang terbuat. Harapan karena mengikhlaskan masa-masa yang seharusnya tak
lekang oleh waktu.
Karena
di balik satu masa 'harapan' bisa mengguncang dunia kita pada sisi lain.
Dibalik satu masa 'harapan' kita berhasil menakhlukkan dunia pada sisi lain.
Lantas, kemana satu masa 'harapan' yang dulu pernah berjanji untuk bisa
mengikuti satu sama lain?
***
Percayalah,
dibalik kekecewaan pasti ada secuil harapan. Harapan yang seperti apa? Seperti apa
yang kita harapkan pastinya. Maka percayalah, bahwa sebesar apapun itu kamu
pernah berharap, harapan akan selalu ada di depan keningmu, menunggumu menjemputnya
dengan rangkulan hangat dan tawa ringan yang akan mengawali semuanya meski
harus dari nol. Hanya sebuah “Harapan” sebuah harap indah yang mungkin pernah
kau lupakan tetapi takkan pernah mungkin bisa kau lupakan.
No comments:
Post a Comment