Hei, apa kalian pecinta drakor?
Apa drakor terakhir yang kalian nonton?
Well,
saya bukan pecinta drakor. Tetapi, sesekali cukup menikmati ketika teman-teman
sedang membahas hal tersebut, meskipun 5 menit setelahnya saya merasa bosan mendengarkan
cerita mereka. Kenapa? Karena saya tidak paham apa yang mereka katakan.
Aktor-aktor korea, drama ini drama itu, si ini yang di drakor ini main di
drakor itu, si aktor ini cinlok dengan aktor itu di drama yang ini, dsb.
Beberapa
teman saya pasti sudah paham sih. Mereka tidak akan membahas dunia
per-drakor-an dengan saya. Kalau sedang ngumpul atau telfonan rame-rame, terus
pembahasan mereka tiba-tiba mengalir ke drakor, saya hanya akan menjadi
pendengar. Dimenit kesekian mereka akan sadar, seakan-akan saya menghilang dari
percakapan, salah satu pasti akan menyeletuk. “Udahlah, Si K enggak paham. Kita
ganti topik aja”. Sungguh pengertian. Tetapi, saya ingin membiarkan mereka bahagia
beberapa menit lagi. “Enggak apa, lanjut aja. Aku dengerin kok”.
Setahun
lalu, ketika pandemi menyelimuti rutinitas hari hari, saat orang-orang hanya
bisa berdiam diri dirumah, drakor pun menjadi alternatif. Bahkan, beberapa
drakor lama kembali booming. Sebut saja salah satu nya Reply 1988. Seperti
biasa, teman-teman akan heboh menceritakan drakor-drakor tersebut, beranda
twitter dan Instagrampun sama.
Setahun
berlalu. Tidak ada rutinitas drakor yang saya jalani. Tetapi, 1 bulan lalu,
akhirnya saya memutuskan untuk memulai Reply 1988. Itupun karena salah satu
teman saya sudah merekomendasikan drakor ini berulang kali. Katanya, saya wajib
nonton drakor yang satu ini.
Well, akhirnya drakor Reply 1988 pun rampung setelah 1 minggu. Dan benar, ada banyak kisah inspiratif tentang kehidupan yang berhasil tergambarkan. Jika kau ingin tau drakor ini bercerita tentang apa, silahkan di tonton. Saya hanya akan mengulas sedikit bagian terbaik versi saya.
Di
episode awal, kita akan disuguhkan sebuah drama kekeluargaan, dimana keluarga
tersebut terdiri dari seorang ibu, seorang ayah, seorang kakak perempuan,
seorang anak tengah perempuan, dan seorang adik laki-laki. Saya meringis
melihat kehidupan anak tengah tersebut. Rasa-rasanya ia seperti anak yang tidak
dianggap di keluarga tersebut. Sang Ibu fokus kepada anak tertua, dan sang ayah
fokus pada anak terakhir. Sungguh menyedihkan. Saya jadi bertanya-tanya, apakah
realita anak tengah kebanyakan seperti itu?
Di
epidose lainnya, saya jadi belajar bahwa “salah satu cara membuat seorang ibu
bahagia adalah dengan menghargai masakannya”, meskipun masakannya terasa hambar
atau terlalu asin. Saya jadi teringat sebuah percakapan dengan seorang teman.
Ia berkata, di rumahnya ada kakak atau saudaranya yang memasak. Terkadang untuk
menghargai mereka, ia selalu makan pagi sebelum keluar rumah. Jika sesekali
makanannya terasa hambar, ia akan berkata “Makanannya enak. Tetapi jika
ditambah sedikit lagi garam akan terasa lebih nikmat.” Well, setiap
orang punya caranya masing-masing.
Drakor
ini menyuguhkan kehidupan bertetangga yang sangat sosial. Saya sampai
bertanya-tanya, memang ada realita kehidupan bertetangga yang seperti itu? Bahkan
tidak ada iri dengki. Mereka sangat sering berbagi masakan, bahkan anak
tetangga A bisa saja makan dirumah tetangga B. Anak-anak mereka (berlima) semua
cukup akrab, mereka hidup bersama dari kecil.
Ada
juga cerita tentang seorang ayah yang memiliki sifat “enggak enak-an”. Meskipun
hidup pas-pasan, ia gampang iba terhadap orang-orang miskin yang sedang
berjualan. Jadi, hampir setiap malam ia selalu pulang dengan membeli
barang-barang yang bahkan tidak dibutuhkannya. Itu semua ia lakukan agar
dagangan orang-orang tersebut laku. Baik, meskipun diri sendiri masih
kekurangan.
Ada
juga episode yang menceritakan seorang ibu yang harus melakukan sebuah perjalanan
selama beberapa hari. Ia cukup khawatir meninggalkan suami dan dua anak
laki-lakinya dirumah. Mereka akan makan seperti apa, membereskan rumah seperti
apa, dan sebagainya. Lalu saat ia kembali pulang, melihat keadaan orang-orang
di rumah baik-baik saja dan seisi rumah rapi, ia justru merasa sedih.
Kenapa? Cari tau jawabannya di Reply 1988 :v
Dan
yang paling menyentuh dari Reply 1988 ini menurut saya adalah tentang
persahabatannya, yang sudah terjalin sejak mereka berlima kecil. Mereka sering
menghabiskan waktu di salah satu kamar untuk makan atau nonton film bersama.
Mereka saling membantu, meminjamkan barang dan lain-lain. Ada satu momen yang
menurut saya ini adalah puncak dari makna persahabatan. Ketika salah satu dari
mereka sedang merasa gagal, kalah disebuah pertandingan dimana ia selalu menang
dalam pertandingan ini. Semua orang tua berusaha menjaga perasaannya, tidak
mengungkit-ungkit kekalahannya dalam pertandingan. Bahkan orang tua-orang tua
mereka menyuruh anak-anaknya untuk tidak mengganggu dan menyebut-nyebut
kekalahan tersebut serta melarang mereka ke rumah temannya. Menurut para orang
tua, hal tersebut justru akan membuat si teman yang mengalami kekalahan ini
akan semakin merasa sedih. Tetapi yang terjadi adalah, ke 4 orang ini justru kerumah
temannya yang kalah. Saat dilihat temannya sedang terpuruk, mereka:
“Astaga. Kudengar kau habis dihajar. Bagus. Kau telah mempermalukan kota kita”
“Kudengar kau kalah. Astaga.”
“Kudengar mereka menghabisimu. Ya. Sudah waktunya kau kalah. Sudah waktunya bagimu untuk kalah”
Kemudian si kawan yang kalah menjawab “Ini kesalahan.”
“Kesalahan apa? Pemain Go genius tak boleh lakukan kesalahan.”
Ia menjawab lagi “Apa aku harus menang tiap hari?”
“Kau harus menang tiap hari. Kau tak boleh kalah, kena sial, terpuruk, atau bahkan buang air besar. Tidak, kau boleh buang air besar, tapi tidak boleh bau.”
Mereka berlima tertawa.
“Hei, apa kau boleh tertawa? Memaki saja. Lihat. Cobalah.” Si kawan mempraktikan sebuah cacian.
Si teman yang kalah mencoba mengikutinya. Kemudian ia tertawa lepas dan merasa bebannya hilang. It is ok to be not ok.
Apa drakor terakhir yang kalian nonton?
Well, akhirnya drakor Reply 1988 pun rampung setelah 1 minggu. Dan benar, ada banyak kisah inspiratif tentang kehidupan yang berhasil tergambarkan. Jika kau ingin tau drakor ini bercerita tentang apa, silahkan di tonton. Saya hanya akan mengulas sedikit bagian terbaik versi saya.
“Astaga. Kudengar kau habis dihajar. Bagus. Kau telah mempermalukan kota kita”
“Kudengar kau kalah. Astaga.”
“Kudengar mereka menghabisimu. Ya. Sudah waktunya kau kalah. Sudah waktunya bagimu untuk kalah”
Kemudian si kawan yang kalah menjawab “Ini kesalahan.”
“Kesalahan apa? Pemain Go genius tak boleh lakukan kesalahan.”
Ia menjawab lagi “Apa aku harus menang tiap hari?”
“Kau harus menang tiap hari. Kau tak boleh kalah, kena sial, terpuruk, atau bahkan buang air besar. Tidak, kau boleh buang air besar, tapi tidak boleh bau.”
Mereka berlima tertawa.
“Hei, apa kau boleh tertawa? Memaki saja. Lihat. Cobalah.” Si kawan mempraktikan sebuah cacian.
Si teman yang kalah mencoba mengikutinya. Kemudian ia tertawa lepas dan merasa bebannya hilang. It is ok to be not ok.
Setiap
teman, punya caranya sendiri untuk menghibur teman lainnya.
1xBet korean - Legalbet
ReplyDeleteWe review and provide the best 1xbet korean legal soccer betting markets in South Korea. We have the best sportsbooks, worrione bonus 바카라 codes and promotions.