“Rasa lupa itu,
kalau terus dicoba lupa, akan sulit untuk dilupa. Biar ia lupa dengan lupanya
sendiri.” – K
Kau tau, hari ini untuk pertama
kalinya, saya terpaksa mengenang sepenggal kesedihan. Setelah pudar sebuah rasa
sakit, hari ini luka lama harus terangkat kembali.
Saya pikir, rasa sakitnya akan sama,
masih sama. Tetapi, pada akhirnya saya saja yang terlalu penakut. Semua
baik-baik saja.
Tempat berubah, orang berubah, suasana
berubah, meski kenangan tetap sama, kenangan buruk kian harus tergantikan. Dan
hari ini, saya memutuskan untuk mengubahnya menjadi kenangan lain.
Sebuah tempat, sebuah cerita.
Dulu saya berpikir, saya tidak akan pernah
kembali ke tempat itu lagi. Dulu saya berjanji, bahwa hari itu akan menjadi
hari terakhir saya berada disana. Dulu, saya sepenakut itu untuk kembali. Khawatir,
saya menjadi tidak baik-baik saja. Sepenakut itu, bahkan saya merasa tidak
pernah siap, benar-benar tidak pernah. Tetapi, hari ini setelah berdebat dengan
diri sendiri dan memastikan bahwa saya akan tetap baik-baik saja, sayapun
melangkah. Saya siap, sudah siap. Tidak ada lagi rasa sakit, tidak ada lagi
penyesalan, bahkan saya lebih banyak tertawa. Saya baik-baik saja.
Ini hanya sebuah tempat, hanya sebuah
cerita.
Adakah
inti dari tulisan ini?
Sehambar-hambarnya kisah ini, ada
sesuatu yang pada akhirnya saya sadari, dan kamupun harus menyadarinya.
See.
Perubahan justru dimulai dari diri
sendiri. Ketika saya berniat untuk berubah, ketika hati, jiwa dan raga saya
ingin berubah, saya harus berubah. Saya harus berani. Saya harus siap. Rasa
takut perlu dilawan, rasa sedih perlu disampingkan. Saya hanya perlu memulai.
No comments:
Post a Comment