Hatiku
redup karenamu
Saat kau
pergi tinggalkanku
Cinta yang
hilang karenamu
Saat
engkau sakiti aku
Saat
engkau lukai aku
Biarkan ku
pergi
Tinggalkan
cinta ini
Biarkan ku
pergi
Lupakan
semua ini
Fourtwnty - Biarkan Pergi
Seminggu terakhir, saya sering memutar
lagu-lagunya Fourtwnty. Alasannya sederhana, suatu hari saya menemukan beberapa
lagu Fourtwnty yang belum pernah saya
dengar sebelumnya. Sebut saja; Biarkan Pergi, Tak Selalu Indah, Hitam Putih, Jangan
Buatku Marah, Menari Bersama Pelangi, Bukan Untukku, Realita. Beberapa lagu
yang sudah lama, namun benar-benar baru saya dengar beberapa hari lalu.
Ok, terlepas dari lagu Fourtwnty, ada
hal yang ingin saya tulis. Mungkin terkesan curhat, tetapi izinkan saya menulis
dengan irama saya sendiri, dengan melodi pemikiran saya sendiri. Jangan paksa
alurnya akan seperti apa, cukup nikmati. Jika tak bermakna buatmu, tak perlu
dilanjutkan. Hubungan kita cukup sampai di sini aja. Ok.
Beberapa minggu lalu, mungkin sekitar
awal Februari, ada rasa lelah juga penat yang silih berganti. Saya memutuskan
untuk menyikapi segalanya sesantai mungkin. Pagi sampai sore saya harus
bekerja, pulang pukul 6 sore. Sepanjang hari sibuk menatap layar komputer dan
kamera, juga HP. Malam hari disibukkan oleh aktifitas desain kebutuhan
komunitas ini, edit video komunitas itu, membantu pengolahan data teman,
sehingga membuat tidur saya paling cepat pukul 12 malam. Beberapa hari
kemudian, mata saya sering merasa perih, diterpa butir-butir air mata tanpa
sebab. Kemudian hari, mata kiri saya sering berdenyut. Denyutan tersebut kian
bertambah setiap hari, hingga terasa hampir disetiap menit berdenyut. Saya
pasrah.
Suatu hari, saya sedang melakukan
tapping video dengan seorang dokter muda. Singkat cerita, ternyata ia adalah
abang leting di sekolah dahulu. Setelah tapping selesai, saya memanfaatkan waktu
untuk konsultasi gratis dengannya sambil merapikan peralatan. Saya bercerita tentang minus mata yang kian bertambah kemudian bertanya
seputar mata saya yang sering berdenyut. Ia menyuruh saya untuk mengurangi pekerjaan di depan komputer/laptop. Beberapa deadline yang harus dikerjakan, membuat saya memiliki waktu yang begitu minim untuk mengistirahatkan mata. Ya, mengingat beberapa minggu ini mata saya memang bekerja ekstra didepan
layar, ada benarnya mengikuti sarannya. Selain berefek pada mata,
ternyata hal tersebut membuat mood saya sering tidak terkendali pada beberapa momen.
Selama 1 minggu lebih saya tidak
pernah menyentuh laptop lagi di malam hari. Itu benar-benar saya lakukan demi
mata tercinta, agar tidak berdenyut dan merasa over kelelahan lagi. Tapi, yang
namanya K (sebut saja begitu, K) tidak pernah benar-benar bisa menjadi kalem
tanpa melakukan apa-apa, bahkan diwaktu malamnya, saat orang-orang lebih
memilih untuk beristirahat. Saya lebih memilih membaca buku yang baru saya beli
beberapa hari lalu. Sisanya saya benar-benar istirahat. Tidur jam 11 dan tentu
saja nyenyak.
Hasilnya, denyutan mata saya kian
berkurang. Dan bahkan ketika saya menulis ini, denyutan mata benar-benar sudah
hilang. Tetapi, dibalik kejadian itu semua, ada sesuatu yang sedang saya
pahami. Tentang semua ini, “untuk apa?” tanya saya pada diri sendiri.
Bermalam-malam, saya mencoba menemukan jawaban, hingga pada akhirnya saya rasa
harus melepaskan.
Melepaskan sesuatu, 1, 2 atau bahkan 3
kegiatan. Untuk apa? Karena pada akhirnya, setelah melewati ini, seharusnya
saya sadar, saya harus bisa mencintai diri sendiri. Menjaga kesehatan diri. Jadi,
saya memutuskan untuk jatuh cinta pada diri sendiri.
Ku
berjalan terus meninggalkan semua
Yang
pernah terjadi dalam hidup ini
Kukepakkan
sayap kecil ku menuju sesuatu yang indah
Didalam
perjalanan ku menemukan sesosok hawa yang membuatku bahagia
Air mata
ku kini pun telah sirna berubah menjadi tawa
Kini aku
tersenyum lagi
Menari
bersama pelangi
Kini aku
bisa berlari
Mencari
sesuatu yang indah untukku
Fourtwnty – Menari Bersama Pelangi
Lepaskan yang telah hilang, perjuangkan yang masih tersisa |
Tak menjadi masalah untuk melepaskan,
bukan?
No comments:
Post a Comment