Friday, August 24, 2018

Gita's Opini


Kemarin saya baca tulisan ini di postingan IG Kak Gita
“Setiap orang punya prinsip, pendirian, dan cara berpikir masing-masing. Kalau itu berbeda dengan punyamu, jangan dinilai-nilai sembarangan. Ada yang sudah dia lalui yang belum kamu hadapi. Ada yang dia mengerti yang tidak kamu ketahui. Banyak-banyaklah mendengar cerita dari orang lain, maka banyak juga kamu dihadapkan oleh bermacam-macam jenis manusia. Makin kamu dihadapkan oleh bermacam-macam jenis manusia, makin mahirlah kamu mengerti dan menghargai manusia lainnya. Makanya ada istilah “kurang piknik”, karena kalo kurang piknik ya hidupnya di gelumbung sendiri doang. Banyakin piknik biar bisa saling bercengkrama sama orang di sebelah.”

BENAR
Saya seorang follower Gita sejak kapan ya? Lupa.
Jadi waktu buku Kak Gita yang berjudul Rentang Kisah ada, saya masih biasa saja. Sampai suatu hari saya menemukan channel youtubenya yang sedang cover lagu dengan pacarnya (yang kini sudah menjadi suaminya) Kak Paul dengan judul lagu Bahasa Kalbu (Titi DJ Cover)

Dari sana saya mulai subscribe youtubenya, kepoin beberapa videonya tentang study di Jerman. Daaaan waw so happy and amazed. Kak Gita itu tipe wanita yang cerdas dan suka mengutarakan opininya, tentang apa yang dia rasakan. Tentang kehidupan, tentang lingkungan sekitar, tentang apa yang sedang diperbincangkan. Apa saja. Dan memang setelah beberapa kali mencoba memahaminya lewat video, tulisan, Saya rasa Kak Gita ini memang tipikal yang seperti itu. Dia memang tipikal cewek yang sedikit tomboy, nada bicaranya juga bukan seperti kebanyakan cewek-cewek pada umumnya. Dengan kecerdasan yang dimilikinya, wajar ia menjadi ambassador Ruang Guru, seperti Iqbal CJR.

Nah oke balik lagi ke topik pembicaraan awal tadi.
Jadi caption IG yang saya tulis di atas salah satu bentuk tulisan Kak Gita mengenai cara berpikirnya. Bagaimana ia sering bingung dengan cara berpikir sebagian orang, dengan komentar-komentar para netizen yang Subhanallah sekali. Dan benar, saya setuju. Sebagian orang memang terlanjur cinta dengan kehidupannya menyinyir kehidupan orang lain, tanpa mereka pernah tau kehidupan seperti apa yang sudah dilewati oleh orang tersebut. Padahal, belum tentu segala kesakitan yang pernah dirasakan oleh seseorang, pernah dirasakan oleh penyinyir ini, yang notabenenya cuma mulut besar saja. Saya memang kadang suka bingung sih, kenapa orang-orang dengan mudah percaya diri men-judge seseorang, menilai seseorang entah dari sisi terburuk bagian mana. Padahal ia sendiri tidak sadar apa yang sudah ia lakukan.
Termasuk kasus Bullying tentu saja.

Ya jadi, kalau memang sudah dasarnya sifat manusia seperti itu, kita bisa apa ya? Saya justru sering bertanya-tanya pada diri sendiri.
“Hey K, jika kamu hidup ditengah orang-orang demikian, apakah kamu akan berubah menjadi seperti mereka?”

No comments:

Post a Comment