Kemarin saya baca tulisan ini di
postingan IG Kak Gita
“Setiap orang
punya prinsip, pendirian, dan cara berpikir masing-masing. Kalau itu berbeda
dengan punyamu, jangan dinilai-nilai sembarangan. Ada yang sudah dia lalui yang
belum kamu hadapi. Ada yang dia mengerti yang tidak kamu ketahui.
Banyak-banyaklah mendengar cerita dari orang lain, maka banyak juga kamu
dihadapkan oleh bermacam-macam jenis manusia. Makin kamu dihadapkan oleh
bermacam-macam jenis manusia, makin mahirlah kamu mengerti dan menghargai
manusia lainnya. Makanya ada istilah “kurang piknik”, karena kalo kurang piknik
ya hidupnya di gelumbung sendiri doang. Banyakin piknik biar bisa saling bercengkrama
sama orang di sebelah.”
BENAR
Saya seorang follower Gita sejak kapan
ya? Lupa.
Jadi waktu buku Kak Gita yang berjudul
Rentang Kisah ada, saya masih biasa saja. Sampai suatu hari saya menemukan
channel youtubenya yang sedang cover lagu dengan pacarnya (yang kini sudah
menjadi suaminya) Kak Paul dengan judul lagu Bahasa Kalbu (Titi DJ Cover)
Dari sana saya mulai subscribe
youtubenya, kepoin beberapa videonya tentang study di Jerman. Daaaan waw so happy and amazed. Kak Gita itu tipe
wanita yang cerdas dan suka mengutarakan opininya, tentang apa yang dia
rasakan. Tentang kehidupan, tentang lingkungan sekitar, tentang apa yang sedang
diperbincangkan. Apa saja. Dan memang setelah beberapa kali mencoba memahaminya
lewat video, tulisan, Saya rasa Kak Gita ini memang tipikal yang seperti itu.
Dia memang tipikal cewek yang sedikit tomboy, nada bicaranya juga bukan seperti
kebanyakan cewek-cewek pada umumnya. Dengan kecerdasan yang dimilikinya, wajar
ia menjadi ambassador Ruang Guru, seperti Iqbal CJR.
Nah oke balik lagi ke topik
pembicaraan awal tadi.
Jadi caption IG yang saya tulis di
atas salah satu bentuk tulisan Kak Gita mengenai cara berpikirnya. Bagaimana ia
sering bingung dengan cara berpikir sebagian orang, dengan komentar-komentar
para netizen yang Subhanallah sekali. Dan benar, saya setuju. Sebagian orang
memang terlanjur cinta dengan kehidupannya menyinyir kehidupan orang lain, tanpa
mereka pernah tau kehidupan seperti apa yang sudah dilewati oleh orang
tersebut. Padahal, belum tentu segala kesakitan yang pernah dirasakan oleh
seseorang, pernah dirasakan oleh penyinyir ini, yang notabenenya cuma mulut
besar saja. Saya memang kadang suka bingung sih, kenapa orang-orang dengan
mudah percaya diri men-judge
seseorang, menilai seseorang entah dari sisi terburuk bagian mana. Padahal ia
sendiri tidak sadar apa yang sudah ia lakukan.
Termasuk kasus Bullying tentu saja.
Ya jadi, kalau memang sudah dasarnya
sifat manusia seperti itu, kita bisa apa ya? Saya justru sering bertanya-tanya
pada diri sendiri.
“Hey K, jika
kamu hidup ditengah orang-orang demikian, apakah kamu akan berubah menjadi
seperti mereka?”
No comments:
Post a Comment