Friday, December 22, 2017

The Most Important Person

How’s life?
Akan ada banyak jawaban dari pertanyaan tersebut. Tergantung dari sisi mana kamu ingin menjawabnya. Dari sisi ingin terlihat ‘semua berjalan lancar’, ‘baik-baik saja’, atau bahkan ‘it’s oke I am fine’.

Saya pernah jatuh dan ‘sakit’. Butuh waktu lama untuk sembuh, berbulan-bulan. Kemudian saya berkata pada diri sendiri “One day, I’ll be fine”. Tapi itu semua tidak akan berarti apa-apa tanpa seseorang.
Seseorang.
Yang pernah menangis karena melihat sugukan tangis saya yang tak berhenti. Nafas yang terhimpit dan tangis yang makin terisak.
Seseorang.
Yang kerap kali berdoa ‘Tuhan, biarkan saya saja yang merasakan sakitnya’. Arti sebuah sayang yang begitu tulus.
Seseorang.
Yang akan berlari sekuat tenaga menghampiri saya ketika saya berteriak dan memohon pertolongan. Tak peduli, meskipun ia sedang sakit sekalipun.
Seseorang.
Yang akan marah ketika saya melakukan kesalahan. Bukan karena ia seorang pemarah, tetapi begitulah salah satu bentuk perhatiannya.
Seseorang.
Yang tanpa lelah mengingat, menanyakan kabar dan menyebutkan nama saya disetiap doanya. Meski kebutuhan doa untuk dirinya jauh lebih banyak, tetapi saya selalu menjadi prioritasnya.

Seseorang itu ‘Mamak’. Malaikat tanpa sayap yang diciptakan oleh Tuhan untuk menghidupkan bumi. Dengan tangan mereka, setiap anak hidup dengan rasa aman dan nyaman. Dengan kasih sayangnya, setiap anak mengerti definisi bahagia. Mereka menghidupkan mimpi setiap anak tanpa peduli rasa lelah dan letih yang menyelimuti dari pagi hingga pagi.

Selamat Hari Ibu, Mak.
Semoga peringatan Hari Ibu tidak hanya sekedar sosialita kids zaman now.
Dimana sosmed sana sini berbanjir foto Ibu dan Anak maupun romantisme arti sebuah Ibu, tetapi masih memprioritaskan orang lain dibanding seseorang yang telah melahirkannya.

Mak, maaf terkadang saya masih mengeluh ketika telfon dari Mamak hampir setiap jam muncul dilayar HP saya.
Mak, maaf karena sesekali saya masih kesal ketika Mamak menyuruh segera pulang ke rumah. Padahal saya tahu persis alasan kekhawatiran seorang Mamak.
Mak, semoga kelak jika saya diberikan kesempatan untuk menjadi seorang Mamak, saya ingin seperti Mamak. Saya ingin menjaga anak-anak saya seperti Mamak menjaga saya. Saya ingin memiliki rasa cinta dan kasih sayang kepada anak saya sebesar rasa cinta dan kasih sayang Mamak kepada saya.

Mak, you are my everything.
Give me more time to make you proud. 

No comments:

Post a Comment