Setiap orang bisa
berubah, apapun penyebabnya. Bisa jadi karena cita-cita, pergaulan, lingkungan,
teman, masa depan, mimpi, dan orang yang dicintai.
Di bawah naungan bintang, setiap orang
mampu merangkai jalur kehidupannya. Antara melangkah, berpaling ke belakang,
atau berdiam diri di tempat. Semua pilihan-pilihan itu adalah simbol naluri
yang berkolaborasi antara sepasang mata
dan telinga, kemudian disalurkan melalui tangan dan kaki. Itu kenapa, setiap
hati berkata A boleh jadi yang terjadi adalah B. Karena apa yang kita lakukan
bisa sejalan dengan hati maupun tidak.
Ada banyak orang-orang diluar sana
yang memilih untuk berbaikan dan berdamai dengan hatinya. Bagi mereka, pilihan
hati adalah pilihan terbaik, yang paling tepat. Dan tentu diluar sana juga ada
orang-orang yang memilih mengabaikan hatinya, melesat dari pilihan-pilihan
baik, karena mereka percaya bahwa ada sesuatu di luar sana yang tidak diketahui
oleh hati.
Perjalanan.
Sebuah harap yang berani ditembus oleh
segelintir orang. Yang mampu mengabaikan pesan hati, bersikeras pada ‘perubahan’.
“Menunggu
tapi tak ditunggu, bertahan tetapi tidak ditahan.”
Apapun itu, setiap orang memiliki
alasan, memiliki kondisi yang tidak semua orang bisa mengerti. Yang pasti
setiap orang punya tempat untuk kembali pulang. Apa itu seseorang, sebuah rumah,
sebuah rasa, ataupun pelukan.
Adakah jalan untuk pulang?
Ada.
Antara firasat dan logika, akan selalu ada
sebuah ‘pulang’ untuk sebuah perjalanan.
No comments:
Post a Comment