Friday, December 22, 2017

Melangkah

Setiap orang bisa berubah, apapun penyebabnya. Bisa jadi karena cita-cita, pergaulan, lingkungan, teman, masa depan, mimpi, dan orang yang dicintai.

Di bawah naungan bintang, setiap orang mampu merangkai jalur kehidupannya. Antara melangkah, berpaling ke belakang, atau berdiam diri di tempat. Semua pilihan-pilihan itu adalah simbol naluri yang berkolaborasi antara sepasang  mata dan telinga, kemudian disalurkan melalui tangan dan kaki. Itu kenapa, setiap hati berkata A boleh jadi yang terjadi adalah B. Karena apa yang kita lakukan bisa sejalan dengan hati maupun tidak.

Ada banyak orang-orang diluar sana yang memilih untuk berbaikan dan berdamai dengan hatinya. Bagi mereka, pilihan hati adalah pilihan terbaik, yang paling tepat. Dan tentu diluar sana juga ada orang-orang yang memilih mengabaikan hatinya, melesat dari pilihan-pilihan baik, karena mereka percaya bahwa ada sesuatu di luar sana yang tidak diketahui oleh hati.

Perjalanan.
Sebuah harap yang berani ditembus oleh segelintir orang. Yang mampu mengabaikan pesan hati, bersikeras pada ‘perubahan’.

“Menunggu tapi tak ditunggu, bertahan tetapi tidak ditahan.”

Apapun itu, setiap orang memiliki alasan, memiliki kondisi yang tidak semua orang bisa mengerti. Yang pasti setiap orang punya tempat untuk kembali pulang. Apa itu seseorang, sebuah rumah, sebuah rasa, ataupun pelukan.


Adakah jalan untuk pulang?
Ada.
Antara firasat dan logika, akan selalu ada sebuah ‘pulang’ untuk sebuah perjalanan.

No comments:

Post a Comment