Saturday, March 4, 2017

Gie

Puisi terakhir Soe Hok Gie "Dari Tiada ke Tiada"

Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah,
ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di miraza,
tapi aku ingin habiskan waktuku disisimu sayangku, bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu, atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mandalawangi.

Ada serdadu-serdadu amerika yang mati kena bom di danau,
ada bayi-bayi yang mati lapar di biafra,
tapi aku ingin mati di sisimu manisku, setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya, tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu.

Mari sini sayangku, kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku.
tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung.
Kita tak pernah menanamkan apa-apa, kita tak akan pernah kehilangan apa-apa.

Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah berumur tua.
Berbahagialah mereka yang mati muda.

Makhluk kecil kembalilah dari tiada ke tiada, berbahagialah dalam ketiadaanmu.

Kenapa tiba-tiba posting puisi Soe Hok Gie? Karena tiba-tiba terputar di playlist *&%#”>(@#<?}{(^#>?$

Diksinya tinggi sekali, kan. Ya wajar, namanya juga Soe Hok Gie. Seorang aktivis fenomenal yang berperan penting dalam masa orde lama – orde baru. Gie lulusan Sastra Universitas Indonesia. Wajar saja, tulisannya bagus (read: tajam dan penuh kritik). Buku harian Gie dengan judul “Catatan Seorang Demonstran” terbit tahun 1983. Wah, keren ya buku harian loh. Tapi jangan salah, walaupun saya enggak pernah baca buku Gie, katanya (hasil googling) buku harian tersebut berisi tentang pengalamannya terhadap aksi demokrasi.
*Kalau buku harian kamu isinya apaan? kriiiikk kriiikk . . . . . . .

Well, saya enggak suka politik. Jadi jangan bahas-bahas politik. Saya cuma suka sama puisinya Gie – Dari Tiada Ke Tiada, yang dibacakan oleh Nicholas Saputra dalam film “GIE” tahun 2005. Sekedar informasi, saya baru nonton film itu sekitar tahun 2012 atau 2013. Jadi sudah cukup bisa menghayati puisinya Gie. Terasa ala ala melankolis tapi membakar semangat dengar puisi itu.


Jadi, yang hobinya melankolis tapi cita-citanya membakar semangat (*freak) saya saranin deh sering-sering baca/dengar puisinya Gie. 

No comments:

Post a Comment