Friday, December 23, 2016

Do Your Best

“Apa rasanya jadi orang kepercayaan?
Mungkin ibaratnya seperti diberi segenggam benih, di amanahkan untuk menumbuhkannya dan lihat tunas apa yang kemudian muncul.” - Kem

Saya ingat, beberapa waktu lalu saya pernah menjadi orang pertama yang diberi kesempatan untuk menjadi telinganya. Bukan hanya sekedar telinga tempatnya menitipkan segala rasa kesenangan atau kesedihan, tapi tentang rasa yang membuatnya hidup diantara kata “lanjut” atau “berhenti”. Bahwa kesempatan saya menjadi telinga yang mampu menempatkan segala ceritanya adalah langkah awal untuk mengerti sisi lain dari hidupnya.

Saya ingat. Bahkan saat itu saya bukan orang terbaik yang mampu menemani waktu-waktu lemahnya, apalagi menguatkannya. Tetapi yang saya ingat, saya selalu berusaha menjadi telinga yang tepat untuknya. Bahkan seperti beberapa saat lalu.

Terkadang saya bertanya. Apa hal yang membuatnya begitu yakin menempatkan saya sebagai telinga pertama yang akan mendengar kisahnya. Bahkan saya sendiri tidak pernah menempatkannya pada posisi seperti itu. Bukan, bukan karena ia tak pandai menjadi telinga untuk setiap kisah saya. Percayalah, dia orang yang mampu membangkitkan tenaga bahkan menjadi motivator bagi saya. Hanya  saja ia belum pernah menjadi telinga pertama bagi saya, tetapi ia hampir selalu masuk dalam sederet telinga yang menjadi pendengar terbaik.

Saat menulis ini, saya masih ingat raut wajahnya yang sendu namun tegar. ‘Kamu begitu kuat. Saya rasa, bila saya berada diposisi kamu saat ini, entahlah apa saya masih mampu berjuang menghadapi semuanya seperti yang kamu lakukan’.

Saya berkata padanya, bila kisah ini terlalu sulit untuk diceritakan, tidak apa, tidak masalah, kau tak perlu cerita. Tetapi, sinar matanya memancarkan rasa kepercayaan. Ah, harus seperti apa lagi hati ini bersikap jika telinga harus tetap mendengarnya. Saya sudah pernah menjadi telinga pertama untuknya, bukankah tidak ada alasan untuk menolaknya kali ini?

Hei, kamu. Terimakasih sudah menempatkan saya pada deret pertama sebagai orang kepercayaanmu. Terimakasih, sudah menjawab semua pertanyaan saya tanpa ragu. Tidak banyak kalimat yang bisa saya berikan, apalagi motivasi seperti yang biasanya kau lakukan. Tetapi percayalah satu hal. Saya bangga sama kamu, bangga karena kamu sudah sekuat ini. Jangan menyerah dan membiarkan kelemahan menyerang kekuatanmu. Perjalananmu sudah sejauh ini, jangan melangkah ke belakang kembali.

Good luck, bro.

No comments:

Post a Comment