Saturday, September 3, 2016

Say This

“Bolehkah aku berhenti?”

Hei, akhir-akhir ini saya sedang jatuh cinta dengan lagu-lagu darinya “Payung Teduh”. Sebenarnya, lagu pertama payung teduh yang saya tau adalah “Resah”, itu sekitar tahun lalu. Tetapi sejak bulan Juli lalu, di sela-sela kesibukan saya menonton video cover di youtube, sayapun iseng mengetik “Payung Teduh” dan beberapa videonya saya download.

Berdua Saja
Itu merupakan lagu favorite saya saat ini.

Ada yang tak sempat tergambarkan oleh kata
Ketika kita berdua
Hanya aku yang bisa bertanya
Mungkinkah kau tahu jawabnya

Malam jadi saksinya
Kita berdua diantara kata
Yang tak terucap
Berharap waktu membawa keberanian
Untuk datang membawa jawaban

Mungkinkah kita ada kesempatan
Ucapkan janji takkan berpisah selamanya

Awalnya, saya jatuh cinta pada musiknya. Pada aliran keroncongnya yang membuat kepala saya lebih nyaman dalam keadaan tertentu. Namun, liriknya (Berdua Saja) seperti menyimpan tenaga dan kenangan dalam diri saya. Petikan gitarnya menambah mimpi-mimpi manis menjalar memenuhi ubun-ubun saya. Saya tersihir begitu saja.

“Mungkinkah kita ada kesempatan
Ucapkan janji takkan berpisah selamanya
-Bagian termanis-

Seperti malam ini, repeating song terus membeku dalam playlist “Payung Teduh – Berdua Saja”. Jangan Tanya kenapa. Ini kegilaan saya yang tidak pernah padam.

Saya menggeleng-gelengkan kepala. Mencari kesibukan disetiap detiknya. Itu, jika kamu ingin tau kabar saya saat ini. Bila tidakpun, tak pernah jadi masalah. Tidak ada lagi bayang-bayang, tidak ada lagi tawa semu, tidak ada lagi tangis yang pecah. Itu yang terjadi saat ini. Semuanya seperti membekas bagai dongeng. Kau tau, akhir yang bahagia, begitulah saya menyebutnya.

Saya menyukai kalimat “Ucapkan janji takkan berpisah selamanya PayungTeduh. Seperti sebuah kerinduan. Kau tau rindu? Sosok yang menginspirasi hari-hari saya untuk selalu menunggu. Tetapi, rindu pun sudah pergi sekarang. Kau tau? Ia sedang mencari sepenggal kebahagiaannya. 

Hei, lihatlah. Saya tidak perlu lagi bersembunyi sambil menahan sendu-sendu air mata yang jatuh, seperti kemarin. Jadi, izinkan saya pindah, berpindah pada hari yang baru. Seperti duniamu yang juga baru. Izinkan saya berhenti menanyakan kabarmu, tentang kebahagiaanmu. Saya sudah kembali. Atas permintaan orang-orang hebat yang selalu berada di sisi saya. Atas permintaan diri saya sendiri.


Selamat tinggal.

No comments:

Post a Comment