“Bolehkah
aku berhenti?”
Hei,
akhir-akhir ini saya sedang jatuh cinta dengan lagu-lagu darinya “Payung Teduh”.
Sebenarnya, lagu pertama payung teduh yang saya tau adalah “Resah”, itu sekitar
tahun lalu. Tetapi sejak bulan Juli lalu, di sela-sela kesibukan saya menonton
video cover di youtube, sayapun iseng mengetik “Payung Teduh” dan beberapa
videonya saya download.
Berdua
Saja
Itu
merupakan lagu favorite saya saat
ini.
Ada yang tak sempat tergambarkan oleh kata
Ketika kita berdua
Hanya aku yang bisa bertanya
Mungkinkah kau tahu jawabnya
Malam jadi saksinya
Kita berdua diantara kata
Yang tak terucap
Berharap waktu membawa keberanian
Untuk datang membawa jawaban
Mungkinkah kita ada kesempatan
Ucapkan janji takkan berpisah selamanya
Awalnya, saya
jatuh cinta pada musiknya. Pada aliran keroncongnya yang membuat kepala saya
lebih nyaman dalam keadaan tertentu. Namun, liriknya (Berdua Saja) seperti
menyimpan tenaga dan kenangan dalam diri saya. Petikan gitarnya menambah
mimpi-mimpi manis menjalar memenuhi ubun-ubun saya. Saya tersihir begitu saja.
“Mungkinkah kita ada kesempatan
Ucapkan janji takkan berpisah selamanya”
-Bagian termanis-
Seperti malam ini, repeating song terus membeku dalam playlist “Payung Teduh – Berdua Saja”. Jangan Tanya kenapa. Ini
kegilaan saya yang tidak pernah padam.
Saya menggeleng-gelengkan kepala. Mencari
kesibukan disetiap detiknya. Itu, jika kamu ingin tau kabar saya saat ini. Bila
tidakpun, tak pernah jadi masalah. Tidak ada lagi bayang-bayang, tidak ada lagi
tawa semu, tidak ada lagi tangis yang pecah. Itu yang terjadi saat ini.
Semuanya seperti membekas bagai dongeng. Kau tau, akhir yang bahagia, begitulah
saya menyebutnya.
Saya menyukai kalimat “Ucapkan
janji takkan berpisah selamanya” PayungTeduh. Seperti sebuah kerinduan. Kau tau rindu? Sosok yang
menginspirasi hari-hari saya untuk selalu menunggu. Tetapi, rindu pun sudah
pergi sekarang. Kau tau? Ia sedang mencari sepenggal kebahagiaannya.
Hei, lihatlah.
Saya tidak perlu lagi bersembunyi sambil menahan sendu-sendu air mata yang
jatuh, seperti kemarin. Jadi, izinkan
saya pindah, berpindah pada hari yang baru. Seperti duniamu yang juga baru.
Izinkan saya berhenti menanyakan kabarmu, tentang kebahagiaanmu. Saya sudah
kembali. Atas permintaan orang-orang hebat yang selalu berada di sisi saya. Atas
permintaan diri saya sendiri.
Selamat tinggal.
No comments:
Post a Comment